Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

MENJADIKAN STEM MEMUNGKINKAN DI TINGKAT SMA: STUDI REDUKSI-DIDAKTIK KONTEKS ORGANIC-LED UNTUK PEMBELAJARAN KIMIA SEKOLAH Indah Rizki Anugrah
BIO EDUCATIO : (The Journal of Science and Biology Education) Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.533 KB) | DOI: 10.31949/be.v4i2.1598

Abstract

ABSTRAKPenguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini menjadi kunci penting dalam menghadapi tantangan di masa depan. Pendekatan STEM merupakan salah satu tren pendidikan saat ini yang dapat menjembatani penguasaan IPTEK bagi generasi muda. Namun tentunya, pendekatan ini membawa konsekuensi, yakni perlunya memodifikasi kurikulum konvensional menjadi kurikulum berbasis konteks. Studi ini berfokus pada proses reduksi didaktik konteks OLED pada mata pelajaran Kimia SMA. OLED dipilih karena merepresentasikan integrasi sains, teknologi, teknik dan matematika, merupakan tema penelitian yang kekinian, bersifat terbarukan dan dekat dengan keseharian siswa. Studi ini menggunakan model MER untuk merekonstruksi struktur konten saintifik OLED menjadi struktur konten yang memungkinkan untuk pembelajaran di tingkat SMA melalui proses reduksi didaktik. Hasil studi ini mengungkapkan empat cara reduksi didaktik topik OLED yaitu kembali ke tahap kualitatif; pengabaian; penggunaan penjelasan berupa gambar; dan penggunaan tingkat perkembangan sejarah. Hasil studi ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi konten kurikulum berbasis konteks untuk diterapkan dalam pendidikan berbasis STEM.Kata kunci: STEM, kimia, Organic-LED, reduksi didaktik  ABSTRACTNowadays, the mastery of science and technology is an important key for facing global challenges in the future. STEM approach is one of the current educational trends that are able to bridge this issue. However, this approach brings consequence, which is the need to modify the conventional curriculum into a context-based curriculum. This study focused on the process of didactic reduction of the OLED context for high school chemistry. OLED was chosen because it represents the integration between science, technology, engineering and mathematics. This study used Model of Educational Reconstruction (MER) to reconstruct the scientific content structure of OLED including its definition,components, characteristics and working principle into an appropriate content structure for high school instruction. The result of this study shows four ways of didactic reduction of OLED context, i.e. return to qualitative step, neglection, the use of image descriptions and the use of historical developmental levels. The result of the study is expected to be one of the curriculum contents referencethat can be used in STEM-based high school instruction.Keywords: STEM, chemistry, Organic-LED, didactical reduction
IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA DENGAN TWO TIER DIAGNOSTIC TEST PADA MATERI HEREDITAS Amaliya Fajri; Evi Roviati; Indah Rizki Anugrah
Jurnal Pendidikan (Teori dan Praktik) Vol 6 No 2 (2021): Vol. 6 No. 2 (2021): Volume 6, Nomor 2, September 2021
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.49 KB) | DOI: 10.26740/jp.v6n2.p116-123

Abstract

Masih banyak miskonsepsi tentang Pewarisan Sifat karena literatur genetika memuat istilah-istilah yang sulit dipahami siswa, karena tidak melibatkan perkembangan buku, masih ada kesulitan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan dan mengembangkan instrumen tes diagnostik pilihan ganda Two tier pada konsep pewarisan sifat. Jenis penelitian ini menggunakan studi pengembangan dengan menggunakan model 4D. Subjek penelitian ditentukan berdasarkan purposive sampling sasaran di kelas XII IPA MAN 1 Kota Bekasi tahun pelajaran 2021/2022. Tes diagnostik pilihan ganda Two tier mengungkapkan bahwa dari 65 siswa, 34% memiliki miskonsepsi, 54% memahami konsep, dan 12% tidak memahami konsep. Siswa paling banyak mengalami salah paham pada indikator 1 (Pewarisan sifat menurut hukum Mendel) sebesar 40,17%, diikuti oleh indikator 3 (Hukum Mendel 1) sebesar 40%, kemudian indikator 12 (penyakit keturunan dan golongan darah) sebesar 38,46%. Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa tes diagnostik two tier yang sudah memenuhi kriteria validitas, reliabilitas, kesulitan, daya, dan fungsi pengecoh.
IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA DENGAN TWO TIER DIAGNOSTIC TEST PADA MATERI HEREDITAS Amaliya Fajri; Evi Roviati; Indah Rizki Anugrah
Jurnal Pendidikan (Teori dan Praktik) Vol 6 No 2 (2021): Vol. 6 No. 2 (2021): Volume 6, Nomor 2, September 2021
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jp.v6n2.p116-123

Abstract

Masih banyak miskonsepsi tentang Pewarisan Sifat karena literatur genetika memuat istilah-istilah yang sulit dipahami siswa, karena tidak melibatkan perkembangan buku, masih ada kesulitan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan dan mengembangkan instrumen tes diagnostik pilihan ganda Two tier pada konsep pewarisan sifat. Jenis penelitian ini menggunakan studi pengembangan dengan menggunakan model 4D. Subjek penelitian ditentukan berdasarkan purposive sampling sasaran di kelas XII IPA MAN 1 Kota Bekasi tahun pelajaran 2021/2022. Tes diagnostik pilihan ganda Two tier mengungkapkan bahwa dari 65 siswa, 34% memiliki miskonsepsi, 54% memahami konsep, dan 12% tidak memahami konsep. Siswa paling banyak mengalami salah paham pada indikator 1 (Pewarisan sifat menurut hukum Mendel) sebesar 40,17%, diikuti oleh indikator 3 (Hukum Mendel 1) sebesar 40%, kemudian indikator 12 (penyakit keturunan dan golongan darah) sebesar 38,46%. Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa tes diagnostik two tier yang sudah memenuhi kriteria validitas, reliabilitas, kesulitan, daya, dan fungsi pengecoh.