Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

MEMBANGUN JIWA WIRAUSAHA YANG KREATIF, INOVATIF DAN MANDIRI DI USIA MUDA PADA PONDOK PESANTREN LEMBAGA BINA SANTRI MANDIRI Syarifudin Syarifudin; Syamsul Asmedi; Hari Stiawan; Napisah Napisah; Siti Mundiroh
DEDIKASI PKM Vol 2, No 2 (2021): DEDIKASI PKM UNPAM
Publisher : Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/dedikasipkm.v2i2.9766

Abstract

Minimnya lapangan pekerjaan serta rendahnya angka penyerapan tenaga kerja ditambah dengan adanya pandemic Covid-19 yang menambah angka pengangguran karena adanya gelombang besar PHK membuat wirausaha menjadi salah satu solusi guna mengurangi angka pengangguran tersebut. Pendawa center merupakan lembaga usaha yang dibangun oleh pondok pesantren lembaga bina santri mandiri guna mengakomodasi kegiatan wirausaha para santriwan dan santriwati. Dengan adanya lembaga tersebut diharapkan santriwan dan santriwati dapat menjajal kemampuan berwirausahanya. Fasilitas yang telah disediakan tersebut memang sudah seharusnya dimanfaatkan dengan baik dan dikembangkan agar menjadi lebih besar. Pengembangan usaha tentu saja tidak mudah, namun dengan jiwa usaha yang kreatif, inovatif dan mandiri, setiap tantangan akan dapat dihadapi. Karena adanya pandemic Covid-19, kegiatan pengabdian ini dilakukan secara daring melalui media zoom. Meskipun demikian antusiasme para peserta tidak menjadi surut, peserta sangat antusias dalam mengikuti workshop webinar yang dibuktikan dengan banyaknya pertanyaan dalam sesi diskusi. Karena keterbatasan waktu pada pelaksanaan kegiatan pengabdian online, diharapkan kegiatan ini dapat dilanjutkan kembali untuk membimbing para santriwan dan santriwati menumbuhkan jiwa wirausaha yang kreatif, inovatif dan mandiri.
PEMBERIAN NAFKAH TERHADAP MANTAN ISTRI MENURUT PEMIKIRAN ASGHAR ALI ENGINEER Pebri Ardiansyah; Arne Huzaimah; Napisah Napisah
Usroh: Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol 5 No 2 (2021): Usroh
Publisher : Program Studi Al-Ahwal Al-Syakhshiyyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.147 KB)

Abstract

When a divorce occurs between a husband and wife, it creates obligations that must be obeyed by a husband and wife, and these obligations include for an ex-husband to provide a living for the ex-wife who has been divorced. according to his ability), the provision of a living is as a consolation during the 'iddah period, this is different from Asghar's opinion, which according to him, providing a living for a divorced ex-wife, not only during the 'iddah period, but until the ex-wife remarries or dies. World Regarding the provision of a living for the ex-wife, the author tries to find the subject matter that can answer the problem, namely by looking at the views of Asghar Ali Engineer regarding the provision of a living for his ex-wife, and how Islamic law reviews the views of Asghar Ali Engineer regarding the provision of a living for his ex-wife. Wife. Based on these main issues, after a theoretical study of the problems that arise, the opinion of Asghar Ali Engineer regarding the provision of a living for his ex-wife is that there are several who are entitled based on the criteria. The criteria for ex-wives who are entitled to a living from their ex-husband are women who are unable to take care of themselves (poor), women who are very old in age, women who have no family (relatives), because it is far from a sense of justice if a woman who has been divorced there is no one to provide for her. Based on QS. Al-Baqarah (2):241, which relates to providing a living for ex-wives, namely Mata'ah and Ma'ruf, the Qur'an says that they must not only be released in a good way (Ma'ruf) but supplies (Mata'ah) is also provided in a good way too.