Yohannes Cahya Ginting
Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

PENGARUH FREKUENSI PENYEMPROTAN DAN KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) Pipit Kinasih; Darwin Pangaribuan; Muhammad Syamsoel Hadi; Yohannes Cahya Ginting
Jurnal Agrotek Tropika Vol 1, No 3 (2013)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (58.351 KB) | DOI: 10.23960/jat.v1i3.2039

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh frekuensi penyemprotan pupuk organik cair pada pertumbuhan dan produksi tanaman tomat, mengetahui pengaruh pemberian konsentrasi pupuk organik cair pada pertumbuhan dan produksi tanaman tomat, dan mengetahui interaksi antara frekuensi penyemprotan dan pemberian konsentrasi pupuk organik cair pada pertumbuhan dan produksi tanaman tomat. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Jatimulyo Kecamatan Jatiagung Kabupaten Lampung Selatan dari bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2012. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan kelompok teracak sempurna (RKTS) yang disusun secara faktorial (3×3) dengan tiga ulangan. Faktor pertama adalah frekuensi penyempotan pupuk organik cair yang terdiri dari tiga taraf yaitu empat hari sekali, tujuh hari sekali, dan sepuluh hari sekali. Faktor kedua adalah konsentrasi pupuk oganik cair yang terdiri dari 1 ml l-1 air, 5 ml l-1 air dan 9 ml l-1 air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi penyemprotan pupuk organik cair tidak memberikan pengaruh terhadap semua variabel pertumbuhan dan produksi tanaman tomat, pemberian pupuk organik cair dengan konsentrasi 5 ml l-1 air lebih meningkatkan bobot buah per tanaman, bobot buah per petak, jumlah buah per tanaman, dan jumlah buah per petak, dan tidak terdapat interaksi antara frekuensi penyemprotan dan pemberian konsentrasi pupuk organik cair terhadap variabel pertumbuhan dan produksi tanaman tomat.
PENGARUH PEMBERIAN DUA JENIS MULSA DAN TANPA MULSA TERHADAP KARAKTERISTIK PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN CABAI MERAH (Capsicum annum L) PADA DATARAN RENDAH Syamsu Ardhona; Kus Hendarto; Agus Karyanto; Yohannes Cahya Ginting
Jurnal Agrotek Tropika Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.152 KB) | DOI: 10.23960/jat.v1i2.1988

Abstract

Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai prospek cerah untuk dapat dikembangkan. Permintaan produk cabai cenderung terus meningkat.  Nilai ekonomi yang tinggi merupakan daya tarik pengembangan budidaya cabai bagi petani.  Untuk memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat dan pemenuhan gizi masyarakat, banyak usaha yang dapat dilakukan guna peningkatan produksi cabai merah yang tinggi.  Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah melakukan teknik budidaya yang baik dan benar sehingga hasil yang diperoleh optimal.  Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui pengaruh pemberian dua jenis mulsa dan tanpa mulsa terhadap karakteristik pertumbuhan dan produksi tanaman cabai merah, (2) mengetahui jenis mulsa yang menghasilkan karakteristik pertumbuhan dan produksi tanaman cabai merah yang terbaik. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar, Gedong Tataan  pada bulan Oktober 2011– April 2012.  Penelitian ini disusun dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan tiga perlakuan (tanpa mulsa, mulsa plastik, mulsa jerami) dan tiga ulangan.  Homogenitas ragam diuji dengan uji Bartlett.  Jika asumsi terpenuhi, dilanjutkan dengan sidik ragam dan apabila hasil uji F nyata maka dilakukan uji lanjut menggunakan uji ortogonal kontras pada taraf 5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1)Pemberian mulsa plastik hitam perak dan jerami menunjukkan pengaruh terhadap karakteristik tanaman cabai yang berbeda dibandingkan tanpa mulsa, yaitu pada variabel tinggi tanaman dan tingkat percabangan, (2 Penggunaan mulsa plastik lebih baik daripada mulsa jerami untuk produksi tanaman cabai.
PENGARUH KONSENTRASI BORON TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI DUA VARIETAS MENTIMUN (Cucumis Sativus L) YANG DITANAM SECARA HIDROPONIK Annisa Rahmasuri; Yohannes Cahya Ginting; Azlina Heryati Bakrie
Jurnal Agrotek Tropika Vol 2, No 3 (2014)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (34.644 KB) | DOI: 10.23960/jat.v2i3.2045

Abstract

Mentimun merupakan salah satu jenis sayuran buah yang sangat potensial dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat. Salah satu upaya untuk meningkatkan persediaan mentimun yaitu dengan menerapkan sistem hidroponik. Konsentrasi boron dalam budidaya mentimun dengan sistem hidroponik di dataran rendah belum diketahui, padahal boron merupakan salah satu unsur hara mikro yang sangat penting untuk pertumbhan mentimun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian boron (B) terhadap dua varietas mentimun yang ditanam secara hidroponik. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan September 2012 – Januari 2013. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok Lengkap (RAKL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi boron (B) yaitu : b 1 = 0,10 ppm, b 2 = 0,25 ppm, b 3 = 0,40 ppm, b 4 = 0,55 ppm, dan b 5 = 0,70 ppm. Faktorkedua adalah varietas tanaman mentimun (V), yaitu v 1 = varietas Roman dan v 2 = varietas Soarer . Homogenitas ragam diuji dengan uji Bartlett dan kemenambahan data diuji dengan uji Tuckey. Jika asumsi terpenuhi, data dianalisis ragam dan dilanjutkan dengan uji ortogonal kontras pada taraf 5 %. Hasil penelitian menunjukkan: (1) konsentrasi boron (B) dari 0,1-0,7 ppm tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi kedua varietas mentimun (Roman dan Soarer), sehingga belum diperoleh pertumbuhan dan produksi terbaik. (2) Varietas Soarer menghasilkan pertumbuhan dan produksi yang lebih baik daripada varietas Roman. Rata-rata buah yang dihasilkan varietas Soarer yaitu 6 buah sedangkan varietas Roman yaitu 3 buah. (3) Tidak terdapat interaksi antara varietas mentimun dan konsentrasi boron terhadap semua variabel, baik variabelpertumbuhan vegetatif maupun komponen generatif.
RESPONS SAWI (Brassica juncea L. Czern) YANG DIBUDIDAYAKAN SECARA HIDROPONIK PADA MEDIA PADAT DAN CAIR TERHADAP KONSENTRASI NITROGEN Nanang Setiawan; Yohannes Cahya Ginting; Agus Karyanto
Jurnal Agrotek Tropika Vol 1, No 3 (2013)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.659 KB) | DOI: 10.23960/jat.v1i3.2037

Abstract

Sawi merupakan salah satu sayuran berumur pendek dan sangat digemari seluruh lapisan masyarakat. Sawi dapat tumbuh pada pada berbagai jenis tanah dan dapat ditumbuhkan secara hidroponik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respons tanaman sawi terhadap perbedaan konsentrasi nitrogen (N) dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman sawi, mengetahui respons pertumbuhan dan hasil tanaman sawi pada media tanam yang berbeda antara media cair dan media padat, dan mengetahui pengaruh interaksi antara media tanam yang digunakan dan konsentrasi nitrogen (N) yang diberikan pada pertumbuhan dan hasil tanaman sawi. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan September – November 2012. Penelitian ini menggunakanRancangan Acak Kelompok (RAK) pola Faktorialyang terdiri dari dua faktor. Faktor pertamaadalah perlakuankonsentrasi nitrogen (N) yaitu : N1= 150 ppm, N2 = 175 ppm, N3 = 200 ppm, N4 = 225 ppm, dan N5 = 250 ppm. Faktor kedua adalah perlakuan media tanam(M), yaitu M1 = campuran pasir denganarang sekam (1:1) dan M2 = air. Homogenitas ragam diuji dengan uji Bartlett dan kemenambahan data diuji dengan uji Tukey. Jika asumsi terpenuhi, data dianalisis ragam dan dilanjutkan dengan uji ortogonal kontras pada taraf 5 %. Hasilpenelitian menunjukkanbahwa pertumbuhan tanaman sawi pada media cair tidak normal di duga disebabkan oleh faktor pembatas oksigen dan pengendapan. Sementara itu respons tanaman sawi pada konsentrasi nitrogen sampai 250 ppm pada media padat responsnya menurun. Setiap penambahan konsentrasi nitrogen 10 ppm terjadi penurunan tinggi tanaman, bobot basah tajuk, bobot basah akar, jumlah daun, bobot kering tajuk, dan bobot kering akar dengan nilai masing-masing sebesar 0,60 cm, 0,20 helai, 2,00 g, 0, 30 g, 0,30, 0,10 g, dan 0,80 g.
PENGARUH PEMBERIAN ASAM HUMAT (BERASAL DARI BATUBARA MUDA) DAN PUPUK N TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill) Mira Restida; Sarno Sarno; Yohannes Cahya Ginting
Jurnal Agrotek Tropika Vol 2, No 3 (2014)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (71.095 KB) | DOI: 10.23960/jat.v2i3.2109

Abstract

Tomat merupakan tanaman sayuran buah yang banyak dikonsumsi masyarakat karena memiliki kandunagn vitamin yang baik bagi tubuh. Namun produksitvitas tomat masih tergolong rendah. Salah satu penyebab rendahnya produktivitas tersebut yaitu pemupukan yang belum memenuhi kebutuhan tanaman, sehingga dilakukan upaya untuk meningkatkan produktivitas dengan cara mengkombinasikan pupuk kimia dengan pupuk organik yaitu asam humat dan N. Asam humat merupakan hasil akhir dari dekomposisi bahan organik yang dapat digunakan sebagai pupuk. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemupukan N dan asam humat, serta interaksi antara pupuk N dan asam humat terhadap pertumbuhan dan produksi tomat.  Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) secara faktorial 2x5 dengan 3 kali ulangan. Faktor pertama adalah pemupukan N, yaitu N0= tanpa N dan N1= 17,5 g Urea/tanaman. Faktor kedua yaitu pemberian asam humat dengan konsentrasi 0, 50, 100, 150, dan 200 mg L -1 . Data yang diperoleh diuji homogenitasnya menggunakan uji Bartlett, aditivitas data menggunakan uji Tukey, dan untuk membedakan pengaruh asam humat digunakan uji polynomial ortogonal pada á = 0,05 dan á = 0,01. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pada perlakuan tanpa N, asam humat meningkatkan indeks kehijauan daun, tetapi bila diberi N hubungannya tidak nyata terhadap indeks kehijauan daun dan meningkat secara kuadratik terhadap tinggi tanaman, serta meningkat secara linier terhadap jumlah buah per tanaman dan bobot buah per tanaman.
PENGARUH KONSENTRASI TEMBAGA TERBAIK UNTUK PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI DUA VARIETAS MELON (Cucumis melo L.) PADA SISTEM HIDROPONIK MEDIA PADAT Yunita Sekar Kartika; Yohannes Cahya Ginting; Agus Karyanto
Jurnal Agrotek Tropika Vol 2, No 3 (2014)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (125.334 KB) | DOI: 10.23960/jat.v2i3.2042

Abstract

Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman hortikultura dari famili Cucurbitaceae. Potensi ekonomi tanaman hortikultura khususnya buah melon sangat besar. Selain pangsa pasar yang masih luas, harga jualnya relatif tinggi, dan jangka waktu untuk produksinya relatif singkat. Penanganan yang dianggap efektif dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi buah melon yaitu membudidayakan tanaman melon dengan cara metode hidroponik yang dilakukan di rumah kaca.Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Plastik Laboratorium Lapangan Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Juli – Oktober 2013. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL). Perlakuan disusun secara faktorial 2×5 dengan 3 kali ulangan pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah perlakuan konsentrasi tembaga (Cu) yaitu : Cu1 = 0,01 ppm, Cu2 = 0,05 ppm, Cu3 = 0,09 ppm, Cu4 = 0,13 ppm, dan Cu5 = 17 ppm . Faktor kedua adalah varietas tanaman melon (V), yaitu v 1 = varietas Action dan v 2 = varietas Aramis .Homogenitas ragam diuji dengan uji Bartlett dan aditivitas data diuji dengan menggunakan uji Tukey. Jika asumsi terpenuhi, data dianalisis dengan sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji ortogonal kontras polinomial pada taraf 5 %. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertumbuhan melon varietas Action lebih baik daripada varietas Aramis, sedangkan pada produksi buah melon varietas Aramis lebih baik dari pada varietas Action. Bobot buah rata-rata varietas Aramis 4,15 gram atau selisih 0,28%. Produksi varietas Aramis tidak berbeda dengan produksi varietas Action, respons tanaman terhadap konsentrasi Cu antara 0,01-0,17 ppm masih linier sehingga belum diperoleh konsentrasi Cu maksimum. Setiap kenaikan 0,04 ppm Cu bobot buah meningkat 0,01 gram, terjadi interaksi antara konsentrasi Cu terhadap varietas melon pada variabel pengamatan bobot kering brangkasan, volume buah dan ketebalan daging tetapi tidak ada interaksi antara varietas dan konsentrasi Cu terhadap bobot buah buah melon.
PENGARUH DUA MACAM PUPUK DAUN DAN DOSIS PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) KULTIVAR CITAYAM Dharma Mahardika; Kus hendarto; Yohannes Cahya Ginting
Jurnal Agrotek Tropika Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.152 KB) | DOI: 10.23960/jat.v3i1.1951

Abstract

Jambu biji (Psidium guajava L) adalah satu jenis buah tropis kaya akan kandungan mineral dan vitamin. Buah jambu biji juga dapat membantu meningkatkan kadar trombosit dalam tubuh penderita penyakit demam berdarah dengue (DBD). Hal ini karena jambu biji mengandung beberapa asam amino. Penelitian dilaksanakan di desa Way Huwi Jati Agung Lampung Selatan pada bulan Mei - Agustus 2013. Rancangan perlakuan yang digunakan rancangan faktorial 4x2 (dosis bahan organik dan jenis pupuk daun) dan setiap perlakuan diterapkan dalam rancangan acak kelompok ( RAK ). Faktor pertama Bahan organik ( D ) empat taraf yaitu 0 (D0), 5 (D1), 10 (D2), dan 15 (D3) kg/ tanaman.Faktor kedua adalah 2 jenis pupuk daun ( H ), yaitu pupuk daun Growmore (H1) dan Plant Catalyst (H2) dengan konsentrasi 2 g/l. Plot percobaan dikelompokan berdasarkan diameter batang dan kemiringan lereng. Setiap kombinasi perlakuan diulang tiga kali. Setelah data terkumpul, (homogenitas) ragam diuji dengan uji Bartlett dan (aditivitas) dengan uji Tukey. Setelah data dianalisis ragam, kemudian dilanjutkan dengan uji ortogonal polinomial pada taraf 5 %. Hasil penelitian menunjukkan: pengaruh pemberian pupuk daun Plant catalyst memberikan rata – rata panjang tunas 18,68 cm, rata – rata jumlah daun sebanyak 4,2 helai, dan umur daun selama 54,3 hari sedangkan untuk pupuk daun Growmore rata – rata panjang tunas 15,13 cm, jumlah daun 4,09 helai dan umur daun selama 47,4 hari, pemberian dosis pupuk organik 8 - 9 kg/tanaman memberikan respons terbaik dalam pertumbuhan pada variabel jumlah tunas, panjangtunas, jumlah daun; pengaruh pemberian dosis bahan organik dengan pupuk daun Growmore dan Plant catalyst terlihat pada variabel waktu muncul tunas dan umur daun, pada perlakuan tanpa bahan organik dengan pupuk daun Growmore menghasilkan waktu muncul tunas lebih cepat dengan rata rata 4,23 hari sedangkan Plant catalyst 4,33 hari. Pada variabel umur daun pada dosis 8 kg/tanaman dengan perlakuan pupuk daun Plant catalyst menghasilkan umur daun lebih lama dibandingkan Growmore yaitu, 71,75 hari dan 64,99 hari.
MENENTUKAN KONSENTRASI MOLIBDENUM TERBAIK UNTUK PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI DUA VARIETAS TANAMAN MELON (Cucumis melo L.) PADA SISTEM HIDROPONIK Anggun Putri Islami; Yohannes Cahya Ginting; Agus Karyanto
Jurnal Agrotek Tropika Vol 2, No 3 (2014)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (68.499 KB) | DOI: 10.23960/jat.v2i3.2043

Abstract

Melon (Cucumis melo L.) merupakan salah satu komoditas buah-buahan semusim yang mempunyai nilai ekonomi dan prospek yang menjanjikan, baik dalam pemasaran buahnya maupun benihnya. Salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas tanaman melon yaitu dengan menerapkan teknikbudidaya sistem hidroponik dengan konsentrasi larutan hara yang tepat.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respons dua varietas tanaman melon yang dibudidayakan secara hidroponik pada media arang sekam terhadap konsentrasi molibdenum (Mo).Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Agustus – Oktober 2013. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL). Perlakuan disusun secara faktorial 2×5 dengan 3 kali ulangan pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah perlakuan konsentrasimolibdenum (Mo) yaitu : Mo 1 = 0,05 ppm, Mo 2 = 0,55 ppm, Mo 3 = 1,05 ppm, Mo 4 = 1,55 ppm, dan Mo 5 = 2,05 ppm . Faktor kedua adalah varietas tanaman melon (V), yaitu v 1 = varietas Action dan v 2 = varietas Aramis. Homogenitas ragam diuji dengan uji Bartlett dan aditivitas data diuji dengan menggunakan uji Tukey. Jika asumsi terpenuhi, data dianalisisdengan sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji ortogonal kontras polinomial pada taraf 5 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi molibdenum (Mo) dari 0,05 sampai 2,05 ppm tidak berpengaruh pada semua variabel pertumbuhan vegetatif dan generatif, sehingga belum terdapat konsentrasi yang terbaik bagi pertumbuhan dan produksi melon, melon varietas Action lebih baik daripada varietas Aramis dalam hal panjang tanaman, jumlah daun, jumlah bunga, volume buah, diameter buah dan bobot buah, serta tidak terdapat interaksi antara varietas melon dan konsentrasi molibdenum yang digunakan terhadap semua variabel, baik variabel pertumbuhan vegetatif maupun variabel generatif.
PENGARUH PEMBERIAN BORON TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI DUA VARIETAS MELON (Cucumis melo L.) PADA SISTEM HIDROPONIK MEDIA PADAT Eva Dwi Rahma; Yohannes Cahya Ginting; Azlina Heryati Bakrie
Jurnal Agrotek Tropika Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.91 KB) | DOI: 10.23960/jat.v3i1.1964

Abstract

Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman hortikultura dari famili Cucurbitaceae.  Pemberian unsur hara boron yang tepat dan sesuai, Serta budidaya melalui metode hidroponik di dalam rumah kaca diharapkan mampu menunjang pertumbuhan dan meningkatkan produksi buah.  Penelitian bertujuan mengetahui perbedaan respons pertumbuhan dan produksi melon, konsentrasi boron terbaik dan pengaruh interaksi antara konsentrasi boron dengan varietas terhadap pertumbuhan dan produksi pada sistem hidroponik. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Laboratorium Lapang Terpadu Universitas Lampung. Penelitian dilakukan dengan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) yang disusun secara faktorial 2×5 dengan 10 perlakuan dan 3 ulangan yang disusun secara duplo.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa; terdapat perbedaan respons pertumbuhan dan produksi pada tanaman melon Varietas Action dan Varietas Aramis.  Peubah panjang tanaman, bobot buah, volume dan ketebalan daging buah melon varietas Action lebih tinggi daripada varietas Aramis; pengaruh pemberian boron pada konsentrasi 0,1—1,3 ppm terhadap diameter buah sudah mencapai titik maksimum.  Diameter buah tertinggi diperoleh dari pemberian konsentrasi boron 0,6 ppm yaitu sebesar 14,10 cm; pengaruh pemberian boron pada konsentrasi  0,1—1,3 ppm menghasilkan respons yang berbeda terhadap varietas.  Pada varietas Action, Panjang tanaman tertinggi diperoleh dari pemberian boron 0,7 ppm sebesar 231,73 cm.  Sedangkan varietas Aramis, setiap peningkatan boron 0,3 ppm panjang tanaman mengalami penurunan sebesar 2,01 cm.  Pada varietas Aramis, Bobot buah terbesar diperoleh dari pemberian konsentrasi boron 0,8 ppm yaitu sebesar 1.685 gram.  Setiap peningkatan 0,3 ppm, bobot buah mengalami penurunan sebesar 72,95 gram.
PENGARUH PEMBERIAN ASAM HUMAT DAN K TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill) Hendi Victolika; Sarno Sarno; Yohannes Cahya Ginting
Jurnal Agrotek Tropika Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (84.32 KB) | DOI: 10.23960/jat.v2i2.2101

Abstract

Tanaman tomat merupakan tanaman hortikultura yang akan tumbuh dan berproduksi baik pada tanah dengan kandungan bahan organik yang tinggi. Asam humat merupakan hasil ekstraksi bahan organik yang dapat dijadikan sebagai subtitusi pupuk kandang atau kompos. Salah satu bahan yang dapat diekstrak untuk menghasilkan asam humat adalah batubara muda. Dalam peningkatan produksi, maka tidak terlepas dari pemupukan. unsur K salah satu unsur hara essensial yang berperan dalam proses pembentukan dan translokasi fotosintat.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh asam humat, pupuk K, serta interaksi dari asam humat dan pupuk K terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman tomat Lycopersicum esculentum Mill. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung dengan metode RAL Faktorial 2×5. Faktor pertama yaitu pupuk K yang berasal dari KCl (k0 = tanpa KCl, k1= dengan KCl 6 g polybag-1). Faktor kedua yaitu konsentrasi asam humat (0, 50, 100, 150, 200 mg L-1. Tanah untuk media tanam adalah jenis Ultisol yang diambil dari Politeknik Negeri Lampung di Jl. Soekarno Hatta No 10 Rajabasa Bandar Lampung. Setiap polybag berisi 10 kg tanah. Homogenitas ragam data pengamatan diuji dengan Uji Bartlett. Data yang sudah homogen dianalisis Uji-F. Analisis lanjut menggunakan uji perbandingan dan polinomial ortogonal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada perlakuan tanpa K, asam humat dapat meningkatkan jumlah daun, indeks kehijauan daun, dan bobot buah per tanaman, tetapi bila diberi pupuk K hubungannya tidak nyata dan menurun secara linier pada indeks kehijauan daun dan jumlah daun.