Azlina Heryati Bakrie
Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA AMPAS TAHU DAN JERAMI PADI PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR MERANG (Volvariela volvaceae) Nely Merina; Azlina Heryati Bakrie; Kuswanta Futas Hidayat
Jurnal Agrotek Tropika Vol 1, No 3 (2013)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (52.933 KB) | DOI: 10.23960/jat.v1i3.2038

Abstract

Limbah jerami padi dan ampas tahu menjadi masalah yang belum dapat terselesaikan di masyarakat. Jumlahnya yang melimpah tak sebanding dengan pemanfaatannya sehingga menimbulkan pencemaran lingkungan. Salah satu cara untuk mengatasi itu dengan mengubah limbah menjadi media tumbuh jamur merang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi media ampas tahu dan jerami padi yang akan memberikan pengaruh terbaik pada pertumbuhan dan hasil jamur merang. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kumbung Jamur Kelompok Sinar Harapan Kelurahan Rajabasa Raya Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung mulai bulan September sampai dengan Oktober 2012. Perlakuan disusun secara tunggal yang terdiri dari 75% ampas tahu dicampur dengan 25% jerami padi (m1), 50% ampas tahu dicampur dengan 50% jerami padi (m2), 25% ampas tahu dicampur dengan 75% jerami padi (m3) dan 100% jerami padi (m4). Setiap kombinasi diulang sebanyak empat kali dan diterapkan kepada satuan percobaan dalam rancangan kelompok teracak sempurna. Homogenitas ragam antar perlakuan diuji dengan uji Bartlet dan aditivitas model dengan uji Tukey. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf nyata 1% dan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jamur merang mencapai pertumbuhan dan hasil terbaik pada komposisi 50% ampas tahu dan 50% jerami padi, kemudian disusul dengan 25% ampas tahu dan 75% jerami padi, 100% jerami padi dan terakhir 75% ampas tahu dan 25% jerami padi.
PENGARUH KONSENTRASI BORON TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI DUA VARIETAS MENTIMUN (Cucumis Sativus L) YANG DITANAM SECARA HIDROPONIK Annisa Rahmasuri; Yohannes Cahya Ginting; Azlina Heryati Bakrie
Jurnal Agrotek Tropika Vol 2, No 3 (2014)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (34.644 KB) | DOI: 10.23960/jat.v2i3.2045

Abstract

Mentimun merupakan salah satu jenis sayuran buah yang sangat potensial dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat. Salah satu upaya untuk meningkatkan persediaan mentimun yaitu dengan menerapkan sistem hidroponik. Konsentrasi boron dalam budidaya mentimun dengan sistem hidroponik di dataran rendah belum diketahui, padahal boron merupakan salah satu unsur hara mikro yang sangat penting untuk pertumbhan mentimun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian boron (B) terhadap dua varietas mentimun yang ditanam secara hidroponik. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan September 2012 – Januari 2013. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok Lengkap (RAKL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi boron (B) yaitu : b 1 = 0,10 ppm, b 2 = 0,25 ppm, b 3 = 0,40 ppm, b 4 = 0,55 ppm, dan b 5 = 0,70 ppm. Faktorkedua adalah varietas tanaman mentimun (V), yaitu v 1 = varietas Roman dan v 2 = varietas Soarer . Homogenitas ragam diuji dengan uji Bartlett dan kemenambahan data diuji dengan uji Tuckey. Jika asumsi terpenuhi, data dianalisis ragam dan dilanjutkan dengan uji ortogonal kontras pada taraf 5 %. Hasil penelitian menunjukkan: (1) konsentrasi boron (B) dari 0,1-0,7 ppm tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi kedua varietas mentimun (Roman dan Soarer), sehingga belum diperoleh pertumbuhan dan produksi terbaik. (2) Varietas Soarer menghasilkan pertumbuhan dan produksi yang lebih baik daripada varietas Roman. Rata-rata buah yang dihasilkan varietas Soarer yaitu 6 buah sedangkan varietas Roman yaitu 3 buah. (3) Tidak terdapat interaksi antara varietas mentimun dan konsentrasi boron terhadap semua variabel, baik variabelpertumbuhan vegetatif maupun komponen generatif.
PENGARUH PEMBERIAN BORON TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI DUA VARIETAS MELON (Cucumis melo L.) PADA SISTEM HIDROPONIK MEDIA PADAT Eva Dwi Rahma; Yohannes Cahya Ginting; Azlina Heryati Bakrie
Jurnal Agrotek Tropika Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.91 KB) | DOI: 10.23960/jat.v3i1.1964

Abstract

Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman hortikultura dari famili Cucurbitaceae.  Pemberian unsur hara boron yang tepat dan sesuai, Serta budidaya melalui metode hidroponik di dalam rumah kaca diharapkan mampu menunjang pertumbuhan dan meningkatkan produksi buah.  Penelitian bertujuan mengetahui perbedaan respons pertumbuhan dan produksi melon, konsentrasi boron terbaik dan pengaruh interaksi antara konsentrasi boron dengan varietas terhadap pertumbuhan dan produksi pada sistem hidroponik. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Laboratorium Lapang Terpadu Universitas Lampung. Penelitian dilakukan dengan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) yang disusun secara faktorial 2×5 dengan 10 perlakuan dan 3 ulangan yang disusun secara duplo.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa; terdapat perbedaan respons pertumbuhan dan produksi pada tanaman melon Varietas Action dan Varietas Aramis.  Peubah panjang tanaman, bobot buah, volume dan ketebalan daging buah melon varietas Action lebih tinggi daripada varietas Aramis; pengaruh pemberian boron pada konsentrasi 0,1—1,3 ppm terhadap diameter buah sudah mencapai titik maksimum.  Diameter buah tertinggi diperoleh dari pemberian konsentrasi boron 0,6 ppm yaitu sebesar 14,10 cm; pengaruh pemberian boron pada konsentrasi  0,1—1,3 ppm menghasilkan respons yang berbeda terhadap varietas.  Pada varietas Action, Panjang tanaman tertinggi diperoleh dari pemberian boron 0,7 ppm sebesar 231,73 cm.  Sedangkan varietas Aramis, setiap peningkatan boron 0,3 ppm panjang tanaman mengalami penurunan sebesar 2,01 cm.  Pada varietas Aramis, Bobot buah terbesar diperoleh dari pemberian konsentrasi boron 0,8 ppm yaitu sebesar 1.685 gram.  Setiap peningkatan 0,3 ppm, bobot buah mengalami penurunan sebesar 72,95 gram.