Irwan Sukri Banuwa
Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

EFISIENSI IRIGASI DENGAN ALAT GUN SPRAYER PADA PERTANAMAN NANAS DI PT GREAT GIANT PINEAPPLE TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH Ervina Ervina; Hery Nopriansyah; Irwan Sukri Banuwa; Priyo Cahyono
Jurnal Agrotek Tropika Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (63.995 KB) | DOI: 10.23960/jat.v1i2.2023

Abstract

Irigasi pada pertanaman nanas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi peningkatan produksi nanas. Menurut data yang ada di PT GGP jika tanaman nanas tidak di  rigasi maka akan menurunkan nilai produksi hingga 20 %. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dan mengetahui efisiensi irigasi dengan alat Gun Sprayer pada tanaman nanas di PT GGP. Pengambilan data distribusi siram irigator dilakukan dengan metode Grid. Jarak pada Grid 1 m, 7 m, 14 m, 21 m, dan 28 m sedangkan jarak antar Grid 14 m. Kaleng penampung air irigasi diletakan pada masing-masing jarak Grid. Jenis irigator yang digunkan Gun Sprayer ITI 083 dengan panjang siram 36 m. Dari hasil penelitian didapatkan Koefisien keseragaman siram CU sebesar 69%. Hasil penelitian menunjukan bahwa semakin jauh jarak irigator maka jumlah siram akan semakin rendah. Jumlah irigasi tidak merata dan bervariasi antara 21,1 mm pada jarak 1 m; 19,0 mm pada jarak 7 m;  19,1 mm pada jarak 14 m; 13,0 mm pada jarak 21,1 m dan 6,1 mm pada jarak 28 m dari irigator.  selisih jumlah siram dan jumlah air yang sampai ke dalam tanah pada waktu 24 jam bervariasi ada yang mengalami peningkatan dan pengurangan jumlah air. Jarak 1 meter tebal air sesaat setalah irigasi dan 24 jam  meningkat menjadi 29 mm dan 24 mm. Hal ini karena adanya sumbangan air irigasi (bukan objek irigasi).
PENGARUH SISTEM OLAH TANAH DAN APLIKASI MULSA BAGAS TERHADAP INFILTRASI PADA PERTANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) RATOON KEDUA Setiawan Aripin; Irwan Sukri Banuwa; Ainin Niswati
Jurnal Agrotek Tropika Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (136.444 KB) | DOI: 10.23960/jat.v3i2.2035

Abstract

P enelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh sistem pengolahan tanah dan pemberian mulsa bagas terhadap laju infiltrasi pada lahan pertanaman tebu (Saccharum officinarum L.) ratoon kedua. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni 2013 sampai pada bulan September 2013 dan pengamatan infiltrasi dilakukan pada bulan Juni 2013 (selesai panen tebu) di PT GMP, Lampung Tengah. Penelitian ini merupakan penelitian pada musim tanam ke 3 (ratoon kedua), Pengukuran infiltrasi langsung dilakukan dilahan PT GMP dan analisis contoh tanah dilakukan di Laboratorium Ilmu Tanah, Jurusan AGT, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung untuk mengetahui sifat fisik tanah. Perlakuan disusun dalam rancangan petak terpisah (split plot design) dalam rancangan acak kelompok (RAK) dengan 5 kali ulangan. Petak utama yaitu sistem olah tanah, yang terdiri dari OTI (T 1 ) dan TOT (T 0 ). Anak petak adalah aplikasi mulsa bagas, yang terdiri dari mulsa bagas 80 t ha -1 (M 1 ) dan tanpa mulsa bagas 80 t ha -1 (M 0 ). Dengan demikian terbentuk 4 kombinasi perlakuan dengan 5 kelompok sehingga diperoleh 20 satuan percobaan. Adapun kombinasi perlakuan yang diterapkan adalah sebagai berikut: T 1 M 1 = olah tanah intensif + mulsa bagas 80 t ha -1 ; T1 M 0 = olah tanah intensif + tanpa mulsa bagas; T 0 M 1 = tanpa olah tanah + mulsa bagas 80 t ha -1 ; T 0 M 0 = tanpa olah tanah + tanpa mulsa bagas; Data total infiltrasi yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam pada taraf 1% dan 5%, yang sebelumnya diuji homogenitas ragamnya dengan Uji Bartlett dan aditivitasnya dengan Uji Tukey. Rata-rata nilai tengah diuji dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 1% dan 5%. Dibuat kurva laju infiltrasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Kapasitas dan kecepatan laju infiltrasi pada sistem OTI lebih tinggi dibandingkan dengan sistem TOT; (2) Perlakuan sistem OTI maupun TOT dengan aplikasi mulsa bagas 80 t ha -1 tidak berpengaruh terhadap meningkatnya laju infiltrasi; (3) tidak terdapat interaksi antara sistem olah tanah dengan aplikasi mulsa bagas terhadap laju infiltrasi tanah.
PENGARUH SISTEM OLAH TANAH TERHADAP INFILTRASI PADA LAHAN BEKAS ALANG-ALANG (Imperata cylindrica) YANG DITANAMI KEDELAI (Glycine max L.) MUSIM KEDUA Heppy Destra; Afandi Afandi; Henrie Buchari; Irwan Sukri Banuwa
Jurnal Agrotek Tropika Vol 2, No 3 (2014)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (136.261 KB) | DOI: 10.23960/jat.v2i3.2081

Abstract

Dalam pemanfaatan lahan marginal seperti lahan alang-alang (Imperata cylindrica) dibutuhkan tindakan pengolahan tanah. Kegiatan pengolahan tanah akan mempengaruhi sifat fisik tanah khususnya infiltrasi. Laju Infiltrasi adalah banyaknya air yang masuk kedalam tanah per satuan waktu (mm jam -1 ). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan perlakuan 3 sistem olah tanah, TOT = Tanpa Olah Tanah, OTM = Olah Tanah Minimum, OTI = Olah Tanah Intensif, dengan 6 kali ulangan. Variabel utama adalah infiltrasi dan variabel pendukung diantaranya kadar air, kerapatan isi, ruang pori total, struktur tanah, tekstur tanah, dan produksi. Tanaman kedelai (Glycine max L.) digunakan sebagai indikator respon perlakuan yang diterapkan. Berdasarkan hasil uji BNT pada taraf 5%, kumulatif infiltrasi dan laju infiltrasi antara sistem OTI, OTM dan TOT berbeda nyata. Kumulatif infiltrasi tertinggi pada sistem OTI sebesar 293,7 mm, 158,8 mm dan TOT sebesar 106,7 mm. Laju infiltrasi tertinggi pada sistem OTI sebesar 585 mm jam -1 , OTM sebesar 320 mm jam -1 dan TOT sebesar 205 mm jam -1 . Terdapat korelasi antara kumulatif infiltrasi dengan kadar air, kerapatan isi, ruang pori total, sorpsivitas dan transmisivitas.