Henrie Buchari
Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

PENGARUH SISTEM OLAH TANAH DAN PEMUPUKAN N JANGKA PANJANG TERHADAP BIOMASSA KARBON MIKROORGANISME (C-mik) DI RIZOSFER DAN NON-RIZOSFER PADA PERTANAMAN JAGUNG (Zea maysL.) Ida Susanti; Muhajir Utomo; Henrie Buchari
Jurnal Agrotek Tropika Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (45.31 KB) | DOI: 10.23960/jat.v2i2.2105

Abstract

Dalam bercocok tanam petani biasa menggunakan sistem olah tanah intensif. Olah tanah intensif yang dilakukan secara terus menerus dapat menimbulkan kerusakan tanah yang mengakibatkan erosi dan menurunnya kadar bahan organik.Sistem Olah Tanah Konservasi (OTK) adalah suatu sistem persiapan lahan yang bertujuan untuk menyiapkan lahan agar tanaman dapat tumbuh dan berproduksi optimum. Selain itu pemberian pupuk nitrogen penting bagi tanaman danmikroorganisme tanah agar dapat terus beraktivitas. Mikroorganisme tanah sangat memegang peranan penting dalam proses yang terjadi didalam tanah terhadap, terutama daerah rizosfer. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui biomassa karbon mikroorganisme (C-mik) di rizosfer dan non-rizosfer pada pertanaman jagung akibat perlakuan sistem pengolahan tanah dan pemupukan N. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dan di susun secara faktorial (2x2) dengan 4 ulangan. Faktor pertama adalah sistem olah tanah (T) yaitu T0 = TOT (tanpa olah tanah), T1 = OTI (olah tanah intensif), dan faktor kedua adalah pemupukan nitrogen (N) yaitu N0 = 0 kg N ha-1, N1 = 100 kg N ha-1 . Sampel tanah di ambil pada saat 9 minggu setelah tanam (MST). Data yang diperoleh diuji homogenitasnya dengan uji Barlet dan aditifitasnya dengan Uji Tukey serta dilanjutkan dengan uji BNJ pada taraf 5 %.Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa biomassa karbon mikroorganisme rizosfer dan non rizosfer pada sistem tanpa olah tanah lebih tinggi dari sistem olah tanah intensif. Biomassa karbon mikroorganisme rizosfer dan non rizosfer pada pemupukan 100 N kg ha-1 lebih tinggi dari pemupukan 0 N kg ha-1. Interaksi antara sistem pengolahan tanah dan pemupukan N untuk biomassa karbon mikroorganisme rizosfer hanya terjadi pada 9 MST, sedangkan pada nonrizosfer tidak terjadi interaksi.
PENGARUH SISTEM OLAH TANAH TERHADAP INFILTRASI PADA LAHAN BEKAS ALANG-ALANG (Imperata cylindrica) YANG DITANAMI KEDELAI (Glycine max L.) MUSIM KEDUA Heppy Destra; Afandi Afandi; Henrie Buchari; Irwan Sukri Banuwa
Jurnal Agrotek Tropika Vol 2, No 3 (2014)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (136.261 KB) | DOI: 10.23960/jat.v2i3.2081

Abstract

Dalam pemanfaatan lahan marginal seperti lahan alang-alang (Imperata cylindrica) dibutuhkan tindakan pengolahan tanah. Kegiatan pengolahan tanah akan mempengaruhi sifat fisik tanah khususnya infiltrasi. Laju Infiltrasi adalah banyaknya air yang masuk kedalam tanah per satuan waktu (mm jam -1 ). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan perlakuan 3 sistem olah tanah, TOT = Tanpa Olah Tanah, OTM = Olah Tanah Minimum, OTI = Olah Tanah Intensif, dengan 6 kali ulangan. Variabel utama adalah infiltrasi dan variabel pendukung diantaranya kadar air, kerapatan isi, ruang pori total, struktur tanah, tekstur tanah, dan produksi. Tanaman kedelai (Glycine max L.) digunakan sebagai indikator respon perlakuan yang diterapkan. Berdasarkan hasil uji BNT pada taraf 5%, kumulatif infiltrasi dan laju infiltrasi antara sistem OTI, OTM dan TOT berbeda nyata. Kumulatif infiltrasi tertinggi pada sistem OTI sebesar 293,7 mm, 158,8 mm dan TOT sebesar 106,7 mm. Laju infiltrasi tertinggi pada sistem OTI sebesar 585 mm jam -1 , OTM sebesar 320 mm jam -1 dan TOT sebesar 205 mm jam -1 . Terdapat korelasi antara kumulatif infiltrasi dengan kadar air, kerapatan isi, ruang pori total, sorpsivitas dan transmisivitas.
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF PERTANAMAN NANAS (Ananas Comosus [L] Merr) KELOMPOK TANI MAKMUR DI DESA ASTOMULYO KECAMATAN PUNGGUR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH Gagat Surya Adi Nugroho; Ali Kabul Mahi; Henrie Buchari
Jurnal Agrotek Tropika Vol 2, No 3 (2014)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (36.909 KB) | DOI: 10.23960/jat.v2i3.2112

Abstract

Nanas (Ananas comosus (L) Merr) merupakan tanaman hortikultura yang banyak dibudidayakan di Kabupaten Lampung Tengah. Budidaya tanaman nanas (Ananas comosus (L) Merr) dinilai akan sangat menguntungkan, mengingat dengan biayaproduksi yang tidak terlalu mahal serta kebutuhan masyarakat akan buah nanas semakin meningkat. Untuk mengoptimalkan hasil produksi, daya dukung, potensi dan hambatan yang ada untuk suatu penggunaan lahan tertentu dalam budidaya harus kita ketahui, untuk itu dilakukan evaluasi lahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian lahan kualitatif dan kuantitatif pada pertanaman nanas (Ananas comosus (L) Merr) Kelompok Tani Makmur Desa Astomulyo KecamatanPunggur Kabupaten Lampung Tengah. Evaluasi kesesuaian lahan kualitatif dilakukan menggunakan kriteria biofisik menurut Djaenuddin dkk. (2011), sedangkan penilaian secara kuantitatif adalah dengan menganalisa kelayakan finansial budidaya tanaman nanas dengan menghitung nilai NPV, Net B/C Ratio, IRR dan BEP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lahan pertanaman nanas (Ananas comosus (L) Merr) Kelompok Tani Makmur Desa Astomulyo termasuk ke dalam kelas kesesuaian lahan sesuai marginal dengan faktor pembatas ketersediaan air (S3wa), dan secara finansial menunjukkan bahwa nilai NPV sebesar Rp113.896.094,- , Net B/C sebesar 5,48, IRRsebesar 219%tahun -1 dan BEP (titik impas) akan dicapai dalam waktu 1 tahun 11 bulan 1 hari.Hal ini menunjukkan bahwa usaha budidaya tanaman nanas ini menguntungkan dan layak untuk dikembangkan.
UJI EFEKTIFITAS PUPUK ORGANONITROFOS DAN KOMBINASINYA DENGAN PUPUK KIMIA TERHADAP PERTUMBUHAN, SERAPAN HARA DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merr) PADA MUSIM TANAM KETIGA Maya Azhari; Jamalam Lumbanraja; Henrie Buchari; Dermiyati Dermiyati
Jurnal Agrotek Tropika Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.713 KB) | DOI: 10.23960/jat.v3i2.2036

Abstract

Pupuk Organonitrofos merupakan pupuk berbahan baku kotoran sapi, batuan fosfat, mikroorganisme pelarut fosfat (MPF) dan N-fikser yang baru dikembangkan di Provinsi Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis terbaik dari kombinasi pupuk Organonitrofos dengan pupuk kimia dalam meningkatkan pertumbuhan, serapan hara dan produksi tanaman kedelai pada musim tanam ketiga, serta menguji efektivitas pupuk Organonitrofos dan kombinasinya dengan pupuk kimiasecara agronomi maupun secara ekonomi pada tanaman kedelai musim tanam ketiga. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai Desember 2013 di Laboratorium Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu Tanah Universitas Lampung. Pada penelitian ini terdapat 6 perlakuan dan 3 ulangan. Percobaan dilakukan dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi pupuk Organonitrofos dengan pupuk kimia 40 kg urea ha -1 , 50 kg SP-36 ha -1 , 50 kg KCl ha -1 , 2500 kg Organonitrofos ha -1 memberikan nilai tertinggi dibandingkan perlakuan kombinasi lainnya dalam hal bobotpolong, bobot biji dan serapan hara N, P dan K biji. Kombinasi pupuk Organonitrofos dengan pupuk kimia memberikan pengaruh terbaik terhadap bobot berangkasan, serapan hara N, P dan K tanaman dan produksi secara RAE (Relative Agronomic Effectiviness) pada perlakuan 20 kg urea ha -1 , 25 kg SP-36 ha -1 , 25 kg KCl ha -1 , 3000 kg Organonitrofos ha -1
PENGARUH SISTEM OLAH TANAH PADA LAHAN ALANG-ALANG (Imperata cylindrica) TERHADAP BIOMASSA KARBON MIKROORGANISME TANAH (C-mik) YANG DITANAMI KEDELAI (Glycine max L.) MUSIM KE DUA Yurres Satrio Wibowo; Henrie Buchari; M. A. Syamsul Arif; Muhajir Utomo
Jurnal Agrotek Tropika Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (90.177 KB) | DOI: 10.23960/jat.v2i1.1947

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sistem olah pada lahan alang-alang (Imperata cylidrica) terhadap biomassa karbon mikroorganisme tanah (C-mik) yang ditanami kedelai (Glycine max L) musim ke dua. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan perlakuan 3 sistem olah tanah, TOT = Tanpa Olah Tanah, OTM = Olah Tanah Minimum, OTI = Olah Tanah Intensif, dengan 6 kali ulangan. Sampel tanah diambil sebelum olah tanah (W0), satu hari setelah olah tanah (W1), masa vegetatif maksimum (W2), dan panen (W3). Tanaman kedelai digunakan sebagai indikator respon perlakuan yang diterapkan. Data yang diperoleh diuji homogenitasnya, dengan uji Bartlett dan aditifitas diuji dengan uji tukey. Data dianalisis dengan sidik ragam dan dilanjutkan dengan Uji BNT 5%. Berdasarkan hasil uji BNT pada taraf 5%, sistem olah tanah masa panen tanaman kedelai (Glycine max L.) nyata dalam mempengaruhi kapasitas tukar kation (KTK).
PENGARUH SISTEM OLAH TANAH TERHADAP POPULASI DAN BIOMASSA CACING TANAH PADA LAHAN BEKAS ALANG-ALANG (Imperata cylindrica L.) YANG DITANAMI KEDELAI (Glycine max L.) MUSIM KEDUA Firmanda Aliesa Sembiring; Sri Yusnaini; Henrie Buchari; Ainin Niswati
Jurnal Agrotek Tropika Vol 2, No 3 (2014)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.075 KB) | DOI: 10.23960/jat.v2i3.2082

Abstract

Ekstensifikasi pertanian merupakan salah satu cara untuk meningkatkan produksi tanaman pangan, salah satunya dengan pemanfaatan lahan bekas alang-alang bagi pertanaman kedelai. Meskipun lahan yang ditumbuhi alang-alang memiliki sifattanah yang buruk, namun jika lahan alang-alang diberakan lebih dari 10 tahun dan pengolahan tanah dilakukan secara tepat diduga kandungan bahan organik yang ada telah cukup untuk mendukung perbaikan sifat fisik, kimia dan biologi tanah.Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh sistem olah tanah terhadap populasi dan biomassa cacing tanah pada lahan bekas alang-alang (Imperata cylindrica L.) yang ditanami kedelai (Glycine max L.) musim kedua. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 6 ulangan. Perlakuan yang diterapkan adalah Olah Tanah Intensif (OTI), Olah Tanah Minimum (OTM) dan Tanpa Olah Tanah (TOT). Data yang diperoleh diuji homogenitas ragamnya dengan uji Bartlett dan diuji aditifitasnya dengan uji Tukey, kemudian dianalisis sidik ragamnya dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%. Selanjutnya dilakukan uji korelasi antara variabel utama (populasi dan biomassa cacing tanah) dengan variabel pendukung (pH, C-organik, N-total, suhu, kelembaban dan ruang pori total tanah). Hasil penelitian menunjukkan bahwa, populasi dan biomassa cacing tanah pada perlakuan TOT dan OTM lebih tinggi daripada OTI pada periode pengamatan 1 HST, 48 HST dan 95 HST. Penyebaran populasi dan biomassa cacing tanah pada kedalaman 0-10 cm lebih banyak daripada kedalaman 10-20 cm maupun 20-30 cm pada setiap perlakuan sistem olah tanah. Dari hasil identifikasi ditemukan 2 genus cacing tanah, yaitu Pontoscolex sp. dan Pheretima sp. Populasi dan biomassa cacing tanah tidak berkorelasi dengan pH, C- organik, N-total, kelembaban dan suhu tanah tetapi berkorelasi nyata dengan ruang pori total tanah.
KANDUNGAN BAHAN KASAR DAN SIFAT FISIK TANAH ULTISOL DI LAHAN PERKEBUNAN NANAS TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH Taufik Mahfut; Afandi Afandi; Henrie Buchari; K. E.S. Manik; Priyo Cahyono
Jurnal Agrotek Tropika Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (34.925 KB) | DOI: 10.23960/jat.v3i1.1999

Abstract

Bahan kasar merupakan bagian dari fraksi tanah berukuran (>2 mm) yang tersebar mulai dari  permukaan sampai pada kedalaman tanah tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran persentase kandungan bahan kasar tanah dan hubunganya dengan sifat fisik tanah (tekstur, kerapatan isi, susunan pori, dan daya menahan air) pada lahan pertanaman nanas di wilayah Terbanggi Besar, Lampung Tengah.  Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode survei.  Analisis tanah di laboratorium meliputi analisis persen kandungan bahan kasar tanah, tekstur, kerapatan isi, kadar air, pori total, pori makro, serta daya menahan air. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Persentase bahan kasar tanah pada lokasi 45 F dan 12 D lebih dari 15% dan tergolong sebagai modifier sehingga merubah jenis kelas tektsur tanah yang baru berdasarkan kriteria dari balai penelitian tanah; (2) Hasil uji korelasi persentase bahan kasar tanah terhadap sifat fisik tanah tidak menunjukan adanya hubungan atau korelasi terhadap sifat fisik tanah seperti kadar air, kerapatan isi, pori total, makro, dan daya menahan air.
PENGARUH SISTEM OLAH TANAH TERHADAP TOTAL BAKTERI TANAH PADA PERTANAMAN KEDELAI MUSIM TANAM KEDUA SETELAH PERTANAMAN JAGUNG DI LAHAN BEKAS ALANG-ALANG (Imperata cylindrica. L) Ardy Mahendra Saragih; Dermiyati Dermiyati; Henrie Buchari; M. A. Syamsul Arif
Jurnal Agrotek Tropika Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (74.558 KB) | DOI: 10.23960/jat.v3i1.2011

Abstract

This study aims to determine the effect of tillage systems on Imperata grasslands are used as a soybean crop after the second growing season maize to total soil bacteria. The research this performed using by randomized block design (RBD) with three treatments tillage systems namely: TOT = No Tillage, OTM = Minimum Tillage, OTI = Intensive Tillage, with six replications. Soil samples were taken two weeks before tillage, one day after tillage, vegetative the maximum, and one day before harvest soybean plants. Soybean crop is used as an indicator of response to the treatment applied. The data obtained were tested homogeneity with Bartlett test and additivity tested by Tukey’s test. Test the correlation between the main variables of total soil bacteria with supporting variable pH, C-organic, N-total, temperature, and soil moisture. Data were analyzed by analysis of variance followed by LSD test 5%. Tillage treatments were not significantly different to the total bacteria in the soil two weeks before the observation tillage, one day after tillage, vegetative period and the maximum one day before harvest soybean plants. There is a correlation between soil pH (HO) with total soil bacteria in the observation of one day before harvest soybean plants.
PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN PEMBERIAN MULSA BAGAS TERHADAP KANDUNGAN BIOMASSA KARBON MIKROORGANISME (C-MIK) TANAH PADA LAHAN PERTANAMAN TEBU TAHUN KEDUA Trisina Dwi Pratiwi; Ainin Niswati; M. A. Syamsul Arif; Henrie Buchari
Jurnal Agrotek Tropika Vol 1, No 3 (2013)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (82.734 KB) | DOI: 10.23960/jat.v1i3.2063

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menduga pengaruh olah tanah dan pemberian mulsa bagas terhadap biomassa karbon mikroorganisme (C-mik) tanah. Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan petak terbagi dan disusun secara split plot dengan 5 ulangan. Sebagai petak utama adalah perlakuan sistem olah tanah (T) yaitu:  T0 = tanpa olah tanah; T1 = olah tanah intensif dan anak petak dalam penelitian ini adalah penggunaan limbah pabrik gula (M) yaitu: M0= tanpa mulsa ; M1= mulsa bagas 80 ton ha-1.  Kombinasi perlakuan yang diterapkan adalah sebagai berikut: T0M0= tanpa olah tanah + tanpa  mulsa bagas, T0M1= tanpa olah tanah + mulsa bagas 80 t ha-1, T1M0 = olah tanah intensif + tanpa  mulsa bagas, dan T1M1= olah tanah intensif + mulsa bagas 80 t ha-1.  Semua petak perlakuan diaplikasikan pupuk Urea dengan dosis 300 kg ha-1, pupuk TSP 200 kg ha-1, pupuk Muriat of Potash (MOP) 300 kg ha-1, dan aplikasi bagas, blotong, dan abu (BBA) segar (5:3:1) 80 t ha-1.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan sistem olah tanah dan pemberian mulsa bagas tidak berpengaruh nyata terhadap kandungan C-mik dan beberapa sifat kimia tanah seperti kelembaban dan pH tanah dan juga tidak terdapatnya korelasi antara C-mik dengan C-organik tanah, N-total tanah, reaksi tanah, kelembaban tanah, serta suhu tanah.  Hal ini diduga bahwa mulsa bagas dengan nisbah C/N yang sangat tinggi (>86) sangat lambat dirombak oleh mikroorganisme.  Lambatnya perombakan bahan organik dengan nisbah C/N yang sangat tinggi itu berkaitan dengan terbatasnya pasokan karbon dan/ atau energi untuk pembentukan dan perkembangan biomassa mikroba tanah.  Waktu penelitian selama dua tahun masih belum cukup untuk melihat dampak aplikasi bagas pada tanah perkebunan tebu.
PENGARUH SISTEM OLAH TANAH TERHADAP EMISI GAS CO 2 TANAH BEKAS LAHAN ALANG-ALANG (Imperata cylindrica) YANG DITANAMI KEDELAI (Glycine max L) PADA MUSIM KEDUA Shela Tiara Putri; Henrie Buchari; M.A. Syamsul Arif; Dermiyati Dermiyati
Jurnal Agrotek Tropika Vol 2, No 3 (2014)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (37.215 KB) | DOI: 10.23960/jat.v2i3.2080

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sistem olah pada lahan alang-alang (Imperata cylidrica) terhadap emisi CO 2 tanah yang ditanami kedelai (Glycine max L) pada musim ke dua.Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan perlakuan 3 sistem olah tanah, TOT = Tanpa Olah Tanah, OTM = Olah Tanah Minimum, OTI = Olah Tanah Intensif, dengan 6 kali ulangan.Tanaman kedelai digunakan sebagai indikator respon perlakuan yang diterapkan. Data yang diperoleh diuji homogenitasnya, dengan uji Bartlett dan aditifitas diuji dengan uji Tukey. Data dianalisis dengan sidik ragam dan dilanjutkan dengan Uji BNT 5%. Dari hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pengamatan hari ke-1, hari ke- 21, dan hari ke-47 tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap emisi CO 2 tanah. Namun pengamatan hari ke-78, sistem olah tanah memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap emisi CO 2 tanah, dan berpengaruh nyata pada hari ke-114 setelah pengolahan tanah. Berdasarkan hasil uji BNT 5% emisi gas CO 2 tanah pada sistem TOT lebih rendah dibandingkan dengan sistem OTM dan sistem OTI serta terdapat korelasi antara emisi gas CO 2 tanah dengan kapasitas tukar kation (KTK).