Reza Baharsyah
Universitas Lampung

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PENGARUH APLIKASI ISI RUMEN SAPIDAN KELELAWAR TERHADAP INTENSITAS PENYAKIT AKAR GADA (Plasmodiophora brassicae Wor.) PADA TANAMAN PAKCOY (Brassica rapa L.) Muhammad Nurdin; Reza Baharsyah; Yohannes Cahya Ginting; Suskandini Ratih Dirmawati
Jurnal Agrotek Tropika Vol 9, No 1 (2021): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 9, JANUARI 2021
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v9i1.4796

Abstract

Penyakit akar gada disebabkan oleh patogen Plasmodiophora brassicaeWor.yang menimbulkan gejala berupa bintil-bintil pada akar yang bersatu menjadi bengkak memanjang yang mirip dengan gada. Pengendalian penyakit akar gada salah satunya dapat menggunakan fungisida.Penggunaan fungisida anorganik secara intensif ternyata dapat menimbulkan berbagai masalah yaitu pencemaran tanah dan air.Oleh karena ituperlu alteratif lainyaitu menggunakan isi rumen sapi dan rumen kelelawar. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh aplikasi isi rumen sapi dan rumen kelelawar dalam menekan intensitas penyakit akar gada pada tanaman pakcoy.Hipotesis penelitian ini adalah terdapat pengaruh pemberian rumen sapi dan rumen kelelawar terhadap intensitas penyakit akar gada pada tanaman pakcoy.Penelitian ini dilakukan pada 3 April sampai 28 Mei 2019 di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Peubah yang digunakan dalam penelitian ini adalah keterjadian penyakit, keparahan penyakit, bobot segar tanaman dan bobot segar akar.Penelitian ini disusun dalam Rancangan Acak Kelompok dengan perlakuan kontrol (P0), rumen sapi (P1) dan rumen kelawar (P2).Ulangan merangkap lebih dan sekaligus sebagai kelompok.Data diolah menggunakan analisis ragam dan diuji dengan BNT pada taraf nyata 5%.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh perlakuan rumen sapi dan rumen kelelawar berbeda nyata dengan kontrol pada variabel keterjadian penyakit, namun tidak berbeda nyata dengan kontrol pada variabel pengamatan keparahan penyakit, bobot segar tanaman dan bobot segar akar.