Indriyati Indriyati
Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

DAYA RACUN EKSTRAK UMBI GADUNG (Discorea hispida Dennst) TERHADAP HAMA KEONG EMAS (Pomacea sp.) DAN IKAN LELE (Clarias sp.) DI RUMAH KACA Melshella Ferinda; Solikhin Solikhin; Indriyati Indriyati; FX Susilo
Jurnal Agrotek Tropika Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (708.781 KB) | DOI: 10.23960/jat.v6i3.2925

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya racun ekstrak umbi gadung (Discorea hispida Dennst) terhadap hama keong emas (Pomacea sp.) dan ikan lele (Clarias sp.). Penelitian ini dilakukan di Rumah Kaca Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura, Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu pada bulan Maret sampai Mei 2016. Penelitian disusun dalam rancangan kelompok teracak sempurna (RKTS), dalam percobaan terhadap keong emas dengan 3 ulangan. Sebagai perlakuan adalah 7 taraf ekstrak umbi gadung yaitu P0 (0 g/l), P1 (5 g/l), P2 (10 g/l), P3 (15 g/l), P4 (20 g/l), P5 (25g/l) dan P6 (30 g/l). Percobaan terhadap ikan lele dengan 4 ulangan. Percobaan perlakuan adalah 5 taraf ekstrak umbi gadung yaitu P0 (0 g/l), P1 (2,5 g/l), P2 (5 g/l), P3 (7,5 g/l) dan P4 (10 g/l).Data diolah dan disajikan dalam bentuk tabel. Data dari uji daya racun tersebut dianalisis dengananalisis probit menggunakan SPSS version 23 for windows. Rata-rata daya racun (LT-50) dan (LC-50) ditentukan dengan taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak umbi gadung bersifat lebih toksik terhadap ikan lele dibandingkan keong emas, hal ini ditunjukkan oleh besarnya LT-50 dan LC-50. Nilai LT-50 ekstrak umbi gadung terhadap keong emas pada konsentrasi 30 g/l (2,5 hari) dan pada konsentrasi 5 g/l (13,9 hari), sedangkan nilai LC-50nya adalah (0,024 g/l). Nilai LT-50 ekstrak umbi gadung terhadap ikan lele pada konsentrasi 10 g/l (1,9 hari) dan pada konsentrasi 2,5 g/l (4,8 hari), sedangkan nilai LC-50nya adalah (0,005 g/l).
PENGARUH FREKUENSI APLIKASI ISOLAT JAMUR ENTOMOPATOGEN Metarhizium anisopliae TERHADAP KUTUDAUN (Aphis glycines Matsumura) DAN ORGANISME NON-TARGET PADA PERTANAMAN KEDELAI Erna Wathi; Rosma Hasibuan; Indriyati Indriyati
Jurnal Agrotek Tropika Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.81 KB) | DOI: 10.23960/jat.v3i2.1997

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh frekuensi aplikasi jamur Metarhizium anisopliae terhadap mortalitas dan populasi kutudaun Aphis glycines Matsumura serta populasi organisme nontarget pada pertanaman kedelai. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) dengan 6 perlakuan dan 3 ulangan. Keenam perlakuan tersebut yaitu tanpa aplikasi (kontrol), 1 kali, 2 kali, 3 kali, 4 kali, dan 5 kali aplikasi M. anisopliae. Data populasi A. glycines, baikyang masih hidup maupun yang telah terinfeksi M. anisopliae, serta organisme nontarget diuji dengan sidik ragam dan dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata (BNT) dengan taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasiM. anisopliae menyebabkan kematian terhadap kutudaun. Pengamatan langsung terhadap mortalitas A. glycines pada minggu keenam setelah aplikasi menunjukkan bahwa total mortalitas A. glycines tertinggi adalah pada frekuensi penyemprotan sebanyak 5 kali. Sedangkan tingkat mortalitas A. glycines tertinggi pada pengamatan dengan teknik ground cloth pada frekuensi penyemprotan M. anisopliae sebanyak 3 kali. Tanaman kedelai yang tidak diaplikasikan jamur M. anisopliae memiliki kepadatan populasi tertinggi dibandingkan tanaman kedelai yang diaplikasikan. Aplikasi M. anisopliae dengan berbagai frekuensi berpengaruh nyata terhadap jumlah famili dan total organisme nontarget yang ditemukan pada pitfall trap. Selain itu, aplikasi M. anisopliae tidak berpengaruh terhadap data pendukung berupa tinggi tanaman dan jumlah daun, namun aplikasi jamur berpengaruh nyata pada jumlah bunga, jumlah polong, jumlah polong isi, jumlah polong tidak isi, berat polong kering, dan berat biji kering.