Solikhin Solikhin
Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Published : 17 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Fenomena dan Terminasi Diapause Penggerek Batang Padi Putih (Scirpophaga innotata) Solikhin Solikhin
Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia Vol 5, No 2 (1999)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jpti.12751

Abstract

Diapause of larvae of the white stem borers, Scirpophaga innotata (Walker), is interesting and can be terminated by exposing them in a certain low thermoperiod, so that the brain is activated to initiate the production of prothoracotropic hormone (PITH). In this case water is strongly suggested responsible for stabilizing this low thermoperiod by mechanism of buffering (capture and release) heat.
Periodisitas Harian Kehadiran Walang Sangit (Leptocorisa oratorius F.) pada Kepiting yang Membusuk Solikhin Solikhin; Edhi Martono
Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia Vol 3, No 2 (1997)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jpti.12957

Abstract

To know daily periodicity attendance of rice bug (Leptocorisa oratorius F.) in response to sixth-day-decaying crab, an experiment was conducted in four consecutive days in May 1997 in Gamping, Special Territory of Yogyakarta. The experiment consisted of 17 treatments and 3 replications arranged in randomized completely block design. Seventeen hourly observations (treatments) were made on rice bugs attendance on the decaying crab by direct counting as well as the relative humidity and temperature from 5 am to 9 pm. The result of the experiment showed that the peaks of rice bug attendance were from 10 am to 6 pm, while the highest one was at 5 pm (20 rice bugs).
TOKSISITAS EKSTRAK BIJI PINANG (Areca catechu L.) TERHADAP ULAT KROP KUBIS (Crocidolomia pavonana F.) DI LABORATORIUM Kalbi Rikardo; Solikhin Solikhin; Nur Yasin
Jurnal Agrotek Tropika Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (150.12 KB) | DOI: 10.23960/jat.v6i1.2532

Abstract

Ulat krop kubis (Crocidolomia pavonana F.) merupakan salah satu jenis hama yang menimbulkan masalah pada pertanian kubis. Penggunaan insektisida kimia dengan konsentrasi tinggi serta interval penyemprotan yang sering dapat menyebabkan efek residu pestisida. Salah satu tanaman yang berpotensi sebagai pestisida nabati untuk mengendalikan hama adalah tanaman pinang. Bagian dari tanaman pinag yang paling banyak digunakan sebagai insektisida nabati yaitu biji pinang muda(Areca catechu L.). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui toksisitas ekstrak biji pinang (Areca catechu L.) terhadap mortalitas ulat krop kubis (Crocidolomia pavonana. Konsentrasi larutan ekstrak biji buah pinang yang digunakan sebagai konsentrasi uji toksisitas lanjutan adalah 30%, 20%, 10%, 5%, 1%, 0.8%, 0.6%, 0.4%, 0.2 dan 0%. Data dari uji daya racun dianalisis dengan analisis probit menggunakan Software SPSS version 23 for windows. Nilai toksisitas LC 50 ekstrak biji buah pinang ditentukan pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) Ekstrak biji buah pinang dapat mematikan ulat Crocidolomia pavonana F; (2) Ekstrak biji buah pinang mempunyai nilai LC 50 sebesar 1.17% untuk ulat Crocidolomia pavonana F; (3) Semakin tinggi konsentrasi ekstrak biji buah pinang maka semakin cepat mematikan ulat Crocidolomiapavonana F.
PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN PEMBERIAN MULSA TERHADAP POPULASI NEMATODA PARASIT TUMBUHAN DARI AKAR DAN TANAH PADA PERTANAMAN TEBU RATOON-III Ni W. D. Lestari; I Gede Swibawa; Solikhin Solikhin
Jurnal Agrotek Tropika Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v3i2.2005

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh sistem pengolahan tanah dan pemulsaan pada tanaman tebu terhadap populasi nematoda parasit tumbuhan ketika pertanaman periode ratoon-III. Penelitian dilaksanakan di lahan pertanaman tebu milik PT Gunung Madu Plantations (GMP), Lampung Tengah dari bulan Maret sampai dengan September 2014. Satuan percobaan berupa petak 25 m x 40 m disusun menggunakan rancangan petak terbagi (split plot design) dengan lima kelompok. Sistem olah tanah sebagai petak utama terdiri dari dua taraf yaitu tanpa olah tanah dan olah tanah intensif, sementara pemulsaan sebagai anak petak terdiri dari pemberian mulsa bagas 80 ton/ha dan tanpa mulsa. Sampel tanah dan akar diambil ketika tebu berumur 7 dan 10 bulan, nematoda dari tanah diekstraksi dengan metode penyaringan dan sentrifugasi menggunakan larutan gula, sementara nematoda dari akar diekstraksi menggunakan metode Baermann yang dimodifikasi. Nematoda diidentifikasi sampai pada tingkat genus berdasarkan ciri morfologinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan 19genus nematoda parasit tumbuhan yang berasosiasi dengan pertanaman tebu di PT GMP. Populasi seluruh nematoda dan tiap genus parasit tumbuhan tidak dipengaruhi oleh perlakuan olah tanah dan pemulsaan ketika tebu berumur 7 bulan, kecuali genus Tylenchus dan Paratylenchus yang dipengaruhi sistem olah tanah. Populasi seluruh nematoda dan beberapa parasit tumbuhan dipegaruhi secara independen oleh perlakuan olah tanah dan pemulsaan ketika tebu umur 10 bulan. Ketika tebu berumur 10 bulan populasi seluruh nematoda lebih tinggi pada lahan tanpa olah tanah daripada lahan dengan olah tanah intensif. Populasi seluruh nematoda pada lahan yang diberi mulsa lebih tinggi daripada lahan tanpa mulsa. Populasi genus Helicotylenchus lebih tinggi pada lahan dengan olah tanah intensif, tetapi genus Tylenchus, Hoplolaimus, Xiphinema, Tricodorus, dan Criconemella lebih tinggi pada lahan tanpa olah tanah. Populasi genus Hemicriconemoides lebih tinggi pada lahan dengan mulsa, tetapi genus Radopholus lebih tinggi pada lahan tanpa mulsa.
PENGARUH REDUKSI OLAH TANAH DAN PEMULSAAN TERHADAP KELIMPAHAN NEMATODA PARASIT TUMBUHAN PADA PERTANAMAN TEBU BERUMUR 11 BULAN Maria Teofani Sibagariang; I. G. Swibawa; Solikhin Solikhin
Jurnal Agrotek Tropika Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v2i1.1943

Abstract

Penilitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh reduksi olah tanah dan pemulsaan terhadap kelimpahan nematoda parasit tumbuhan pada pertanaman tebu. Penelitian dilaksanakan di lahan pertanaman tebu milik PT. Gunung Madu Plantations dari bulan Juli-Maret 2012. Satuan percobaan berupa petak 25 meter x 40 meter dirancang menggunakan rancangan petak terbagi (split plot design) dengan sistem olah tanah sebagai petak utama dan pemulsaan sebagai anak petak, dengan lima ulangan (kelompok). Sistem olah tanah terdiri dari dua taraf, yaitu tanpa atau reduksi olah tanah dan olah tanah intensif. Pemulsaan terdiri dari 2 taraf, yaitu pemberian mulsa bagas 80 ton/ha dan tanpa mulsa. Sampel tanah diambil ketika tebu berumur 11 bulan, nematoda diekstraksi menggunakan metode penyaringan dan sentrifugasi menggunakan larutan gula, dan nematoda diidentifikasi sampai pada tingkat genus berdasarkan ciri morfologinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa paling sedikit 16 genus nematoda parasit tumbuhan yang meliputi Helicotylenchus, Hemicriconemoides, Hoplolaimus, Pratylenchus, Xiphinema, Meloidogyne, Paralongidorus, Longidorus, Trichodorus, Tylenchorhynchus, Tylenchus, Ditylenchus, Tylenchida MG-1, Tylenchulus, Paratylenchus, dan Tetylenchus ditemukan dari lahan tebu PT GMP. Perlakuan tanpa olah tanah meningkatkan kelimpahan seluruh nematoda, yaitu nematoda parasit tumbuhan dan nematoda hidup bebas, dan kelimpahan beberapa nematoda parasit tumbuhan, yaitu Hemicriconemoides, Hoplolaimus, Xiphinema, Longidorus, Tetylenchus, Paralongidorus, dan Meloidogyne. Aplikasi mulsa bagas dapat menurunkan kelimpahan Meloidogyne dan Paralongidorus pada petak tanpa olah tanah, tetapi tidak pada petak olah tanah intensif.
TOKSISITAS EKSTRAK BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria papuena Warb.) TERHADAP ULAT GRAYAK (Spodoptera litura F.) DI LABORATORIUM Irvan Zestyadi R.S.; Solikhin Solikhin; Nur Yasin
Jurnal Agrotek Tropika Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (134.708 KB) | DOI: 10.23960/jat.v6i1.2528

Abstract

Dalam budidaya tanaman, salah satu kendala utama yang menjadi penghambat produksi baik secara kualitas maupun kuantitas adalah adanya serangan organisme pengganggu tanaman. Salah satu hama yang menyerang budidaya tanaman adalah ulat grayak (Spodoptera litura F.). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui toksistas ekstrak buah mahkota dewa (Phaleria papuena Warb.) terhadap ulat grayak (Spodoptera litura F.). Penelitian ini menggunakan 6 perlakuan ekstrak buah mahkota dewa. Pada setiap satuan percobaan digunakan 15 ekor ulat grayak yang dipapari ekstrak buah mahkota dewa. Perlakuan yang digunakan adalah konsentrasi ekstrak buah mahkota dewa yang terdiri atas 6 taraf konsentrasi, yaitu 0%, 1%, 5%, 10%, 20%, 30%. Untuk memperoleh nilai LC 50 data mortalitas yang diperoleh pada uji toksisitas ekstrak buah mahkota dewa (Phaleria papuena Warb.) terhadap ulat grayak(Spodoptera litura F.) dilakukan analisis probit dengansoftware menggunakan SPSS v23for windows.Nilai LC 50 ditentukan pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak buah mahkotadewa dapat mematikan ulat grayak. Nilai LC 50 ekstrak buah mahkota dewa terhadap larva Spodoptera litura F. yaitu 7,98% pada 8 hari setelah aplikasi. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak buah mahkota dewa yang digunakan maka akan semakin cepat dalam mematikan ulat grayak, semakin tinggi konsentrasi ekstrak buah mahkota dewa LT 50 -nya semakin rendah.
VIRULENSI BEBERAPA ISOLAT METARHIZIUM ANISOPLIAE TERHADAP WALANG SANGIT (Leptocorisa oratorius F.) DI LABORATORIUM Panji Perwira; Purnomo Purnomo; Solikhin Solikhin
Jurnal Agrotek Tropika Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (107.578 KB) | DOI: 10.23960/jat.v4i2.1860

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pertumbuhan, viabilitas serta kerapatan dari beberapa isolatMetarhizium anisopliae dan mempelajari pengaruh aplikasi Metarhizium anisopliae terhadap mortalitas Leptocorisa oratorius F. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Tumbuhan dan Laboratorium Penyakit Tumbuhan, Bidang Proteksi Tanaman JurusanAgroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada akhir tahun 2013 (Tahap I) dan dilanjutkan pada awal tahun 2015 (Tahap II). Hasil Penelitian menunjukkan bahwa : Tidak terdapat perbedaan viabilitas spora M. anisopliae yang nyata antar 5 isolat asal Tegineneng, Trimurjo, Gadingrejo, Bantul dan UGM; Kerapatan isolat asal UGM adalah 2,31 x 10 9 spora/ml, lebih tinggi dibandingkan dengan isolat asal Gadingrejo, Bantul, Tegineneng dan Trimurjo; IsolatM. anisopliae asal Tegineneng mampu membunuh walang sangit (Leptocorisa oratorius F.) hingga  44,67%. Isolat lain memiliki kemampuan lebih rendah dibandingkan isolat asal Tegineneng.
PENGARUH VARIETAS PADI (Oryza sativa L.) DAN JENIS KELAMIN KEONG EMAS (Pomacea sp.) TERHADAP DAYA RUSAK KEONG EMAS PADA TANAMAN PADI Rani Wijayanti; Lestari Wibowo; Solikhin Solikhin
Jurnal Agrotek Tropika Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (105.713 KB) | DOI: 10.23960/jat.v4i2.1863

Abstract

Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan sumber utama untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dalam tubuh. Terdapat beberapa kendala yang mengganggu pada budidaya tanaman padi, salah satu diantaranya adalah keong emas. Tujuan penelitian ini untuk mempelajari pengaruh varietas padi terhadap daya rusak keong emas pada tanaman padi, mempelajari pengaruh jenis kelamin keong emas terhadap daya rusaknya pada tanaman padi, dan mempelajari pengaruh interaksi varietas dan jenis kelamin keong emas terhadap daya rusaknya pada tanaman padi. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Proteksi TanamanGadingrejo, Kabupaten Pringsewu. Bahan yang digunakan adalah keong emas jantan, keong emas betina, varietas Ciherang, dan varietas lokal (padi ketan putih). Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok faktorial (2 x 4). Faktor pertama adalah varietas padi terdiri atas varietas Ciherang dan lokal. Faktor kedua adalah jenis kelamin keong emas terdiri atas tanpa keong emas, dua ekor keong emas jantan, dua ekor keong emas betina, dan keong emas jantan dan betina yang diulangsebanyak 3 kali. Data penelitian dianalisis dengan sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) varietas padi tidak berpengaruh terhadap daya rusak keong emas pada tanaman padi, (2) perbedaan jenis kelamin keong emas jantan dan betina tidak menyebabkan perbedaan intensitas kerusakan tanaman padi, dan intensitas kerusakan yang terjadi sebesar 84,17%, (3) tidak ada interaksi antara varietas padi dan jenis kelamin keong emas terhadap daya rusaknya pada tanaman padi.
IDENTIFIKASI BERBASIS MORFOLOGI NEMATODA PURU AKAR (Meloidogyne spp.) PADA PERTANAMAN JAMBU BIJI KRISTAL DI PROVINSI LAMPUNG Amirul Syahid; I G Swibawa; Solikhin Solikhin; Yuyun Fitriana
Jurnal Agrotek Tropika Vol 9, No 1 (2021): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 9, JANUARI 2021
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v9i1.4781

Abstract

Jambu biji Kristal saat ini populer di Lampung di antara buah-buahan tropika lainnya. Salah OPT penting yang menyerang jambu biji ini yaitu nematoda puru akar (NPA). Penelitian yang bertujuan untuk mempelajari spesies nematoda puru akar yang berasosiasi dengan tanaman jambu biji kristal di Lampung dilakukan pada bulan Januari-April 2019. Pengambilan sampel nematoda dilakukan pada lahan pertanaman jambu biji kristal di PT GGF, PT GGP, dan di desa Sinar Betung Kecamatan Talang Padang Kabupaten Tanggamus. Sebanyak 40 sampel akar jambu diambil dari ketiga perkebunan tersebut dan dilakukan penghitungan nematoda betina dewasa di Laboratorium Ilmu Hama Tumbuhan Universitas Lampung. Hasil penelitian menunjukkan jumlah puru yang tinggi ditemukan pada pertanaman GGF 2 yaitu 88 puru/g akar, dan rendah di PT GGP yaitu 27,6 puru/g akar.  Jumlah juvenil tinggi yaitu 351 indiv/g akar ditemukan pada Blok pertanaman 41 D2, dan rendah yaitu 10 indiv/g akar di blok pertanaman 2 J1, PT GGP Lampung Tengah. Ditemukan dua spesies nematoda puru akar, yaitu Meloidogyne incognita dan Meloidogyne Javanica, dengan komposisi masing-masing 97,3% dan 3,33%.
POPULASI NEMATODA Radopholus DAN Pratylenchus PADA TANAMAN KOPI ROBUSTA BERBEDA UMUR DI TANGGAMUS, LAMPUNG Septia Hasanah; I Gede Swibawa; Solikhin Solikhin
Jurnal Agrotek Tropika Vol 4, No 3 (2016)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (67.55 KB) | DOI: 10.23960/jat.v4i3.1855

Abstract

Nematoda Radopholus sp. dan Pratylenchus sp. diindikasikan telah menyerang perkebunan kopi di Kabupaten Tanggamus. Oleh karena itu, saat ini terus dilakukan penelitian tentang populasi nematodaRadopholus sp. danPratylenchussp. Penelitianyang bertujuan untuk mengetahui pengaruh umur tanaman terhadap tingkat serangan dan populasi nematoda Radopholus sp. danPratylenchus sp. pada kopi robusta di Tanggamus telah dilakukan pada bulan Mei sampai November 2015. Penelitian menggunakan metode survei acak bertingkat untuk menetapkan sampel tanaman kopi di Kecamatan Pulau Panggung dan Kecamatan Air Naningan. Ekstraksi nematoda dilakukan terhadap tanah dan akar tanaman kopi. Hasil penelitian menunjukkan baik di Kecamatan Pulau Panggung maupun di Air Naningan, tingkat kerusakan akar karena serangan nematodadipengaruhi oleh umur tanaman, kerusakan akar lebih tinggi pada tanaman tua. Populasi nematoda tidak dipengaruhi oleh umur tanaman kopi.