Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG TEMPE DAN IKAN TERI NASI (Stolephorus sp.) TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN, KALSIUM, DAN ORGANOLEPTIK COOKIES Rahmawati, Hestin; Rustanti, Ninik
Journal of Nutrition College Vol 2, No 3 (2013): Juli 2013
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.976 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v2i3.3440

Abstract

Latar Belakang : Remaja mengalami masa percepatan pertumbuhan (growth spurt) yang rentan terhadap defisiensi zat gizi. Jika kebutuhan gizi seperti protein dan kalsium tidak terpenuhi maka menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan remaja Tepung tempe dan tepung ikan teri nasi merupakan bahan pangan tinggi protein dan kalsium. Cookies yang disubstitusi tepung tempe dan tepung ikan teri nasi diharapkan mampu menjadi pangan alternatif diet tinggi protein dan kalsium.Tujuan : Menganalisis  pengaruh substitusi tepung tempe dan tepung ikan teri nasi terhadap kadar protein,  kalsium, dan uji organoleptik cookies.Metode : Merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan acak lengkap dua faktor yaitu substitusi tepung tempe (5%, 15%, dan 25%) dan tepung ikan teri nasi (5% dan 10%). Analisis statistik dari kadar protein dan kalsium menggunakan uji Anova Two Ways sedangkan uji kesukaan menggunakan uji Friedman dengan dilanjutkan uji Wilcoxon.Hasil : Kadar protein tertinggi pada cookies dengan substitusi tepung tempe 5% dan tepung ikan teri nasi 10% yaitu 14,57% per 100g. Pada cookies tersebut, kadar sistin ikan teri nasi meningkat menjadi 39,80mg. Namun, pada metionin masih tetap menjadi asam amino pembatas yaitu 44,88mg. Kadar kalsium tertinggi pada cookies dengan substitusi tepung tempe 25% dan tepung ikan teri nasi 10% yaitu 53,93mg per 100g. Substitusi tepung tempe dan tepung ikan teri nasi berpengaruh nyata terhadap aroma, rasa, dan tekstur, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap warna cookies. Tekstur,aroma dan rasa cookies yang paling disukai pada substitusi tepung tempe 5% dan tepung ikan teri 5% sedangkan warna yang paling disukai pada cookies dengan substitusi tepung tempe 25% dan tepung ikan teri 10%.Simpulan : Substitusi tepung tempe dan tepung ikan teri tidak meningkatkan kadar protein cookies, tetapi interaksi substitusi tepung tempe dan tepung ikan teri berpengaruh terhadap kadar protein cookies. Substitusi tepung tempe, substitusi tepung ikan teri, serta interaksi substitusi tepung tempe dan tepung ikan teri meningkatkan kadar kalsium cookies. Substitusi tepung tempe dan tepung ikan teri nasi berpengaruh nyata terhadap aroma, rasa, dan tekstur, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap warna cookies.PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG TEMPE DAN IKAN TERI NASI (Stolephorus sp.) TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN, KALSIUM, DAN ORGANOLEPTIK COOKIES
PELUANG KERJA ANIMATOR DI INDUSTRI ANIMASI PADA MASA PANDEMI Rahmawati, Hestin; Mahaniiya, Ni Kadek Nathi Sharma; Artha, I Gede Agus Indram Bayu
Anima Rupa Vol 2 No 1 (2024): Anima Rupa: Jurnal Animasi
Publisher : Pusat Penerbitan LPPM ISI Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/animarupa.v2i1.4524

Abstract

The COVID-19 pandemic has had a significant impact on various industry sectors, including the animation industry. This research aims to explore the employment opportunities for animators during the pandemic and how adaptation is happening in the industry. Data was obtained through a literature review as well as interviews with several professional animators and industry players. The results show that despite the global economic slowdown, the demand for digital content, including animation, has increased significantly. This is driven by the increasing need for digital-based entertainment and educational content during quarantine. In addition, the animation industry is able to adapt quickly through remote working and online collaboration, which opens up opportunities for animators to remain productive amidst challenging situations. This study concludes that the pandemic accelerates the digital transformation of the animation industry and opens up new opportunities for animators who are able to innovate and adapt to the latest technology.