Pengembangan pariwisata diarahkan untuk mendorong perkembangan wilayah dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan lingkungan hidup yang berkesinambungan melalui penataan ruang. Upaya tersebut membutuhkan : (a) Peningkatan efisiensi produksi, (b) peningkatan kemampuan masyarakat, (c) pengendalian dampak lingkungan, (d) peningkatan peran lembaga sosial ekonomi, dan (e) peningkatan kemampuan pemerintah daerah. Sejalan dengan kebijakan pengembangan kepariwisataan yang memerlukan pendekatan komprehensif, program pengembangan wilayah yang dilakukan secara holistik diarahkan dengan memanfaatkan seluruh potensi sumber daya pariwisata, termasuk komunitas lokal sebagai stakeholder utama dalam kegiatan pengembangan fungsi khusus pada suatu kawasan. Pelibatan komunitas lokal harus dilakukan sejak awal dalam penentuan dan pengambilan kebijakan yang terkait dengan pemanfaatan ruang secara bersama, agar mereka dapat berpartisipasi secara aktif dalam penyelenggaraan kegiatan wisata dan turut menikmati segala bentuk keuntungan dari aktifitas wisata itu sendiri. Sosialisasi dan pendekatan yang lebih intensif untuk memperoleh gambaran tentang persepsi dan preferensi masyarakat terhadap kegiatan pengembangan kepariwisataan, diantaranya melalui pendekatan secara psikologis yang bertujuan untuk menciptakan keselarasan antara individu, komunitas dengan setting fisik/lingkungan dalam wujud socio spatial dialectic. Hasil akhir dari penelitian ini diharapkan menjadi salah satu dasar pertimbangan dalam perencanaan tata ruang kawasan wisata yang mampu mendorong pengembangan wilayah sekaligus sebagai alat pemacu pertumbuhan wilayah dan peningkatan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat.