Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

STUDI KOMPARATIF TARI INE ACEH TAMIANG DENGAN TARI INAI SERDANG BEDAGAI (Suci Ramadayani) Suci Ramadayani
Gesture: Jurnal Seni Tari Vol 1, No 1 (2012): April 2012
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.747 KB) | DOI: 10.24114/senitari.v1i1.163

Abstract

Tari Ine dan tari Inai merupakan tari rakyat yang mengalami pencampuran etnis antara Melayu dan Minangkabau. Tata cara penyajian tari Ine ditarikan oleh empat orang wanita yang masing-masing memegang piring, sedangkan tari Inai ditarikan oleh dua orang laki-laki yang masing-masing memegang rumah inai. Waktu penyajian tari Ine dilakukan malam hari setelah akad nikah dan dilaksanakan satu malam dirumah pengantin wanita. Sedangkan tari Inai dilakukan malam hari dan diadakan pada malam berinai besar. Ragam gerak tari Ine berjumlah 4 dan tari Inai berjumlah 12 ragam gerak.  Masing-masing ragam mempunyai nama yang diambil dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Alat musik yang digunakan dalam tari Ine terdiri dari gendang tangkah, piul (Biola), dan akordion, sedangkan alat musik yang digunakan pada tari Inai adalah gendang seramah, serunai, tawak-tawak, gong dan calempong. Busana yang digunakan pada tari Ine terdiri dari baju gunting cina, celana panjang, kain songket, selempang. Sedangkan tari Inai terdiri dari baju kecak musang, celana panjang, sesamping dan destar.   Kata Kunci: Studi Komparatif, Tari Inai Aceh, Tari Inai Serdang Bedagai
Kasus Narkoba di Indonesia dan Upaya Pencegahannya Dikalangan Remaja Kustiawan, Winda; Ramadayani, Suci; Rozi, Fahrul; Pasaribu, Mhd Saidil; Ilman, Mhd Zidni
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 2 (2025): Agustus
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v9i2.30105

Abstract

Penyalahgunaan narkoba di Indonesia terus mengalami peningkatan, terutama di kalangan remaja yang merupakan kelompok usia paling rentan. Remaja cenderung memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan dorongan untuk mencoba hal-hal baru, termasuk perilaku berisiko seperti menggunakan narkoba. Kondisi emosional yang labil, tekanan pergaulan, serta kurangnya pengawasan keluarga turut memperbesar risiko tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap fenomena penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja dan strategi penanggulangannya. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan studi deskriptif, yang mengumpulkan data non-numerik dan menganalisisnya secara konseptual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peredaran narkoba telah menyentuh hampir seluruh lapisan masyarakat, khususnya remaja. Indonesia saat ini berada dalam status darurat narkoba yang membutuhkan perhatian serius dari berbagai pihak. Pencegahan dapat dilakukan melalui edukasi, kampanye anti-narkoba, serta pengawasan dari keluarga, sekolah, dan lingkungan sosial.
Kolaborasi Ekoteologi: Mewujudkan Desa Bersih Dan Harmonis di Lau Gumba Tri Inda Fadhila Rahma; Muhammad Ilham; Nadia Gunawan; Vressillia Witama; M. Rangga Syahputra Saragih; Suci Ramadayani
Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2025): Oktober : Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Universitas 45 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30640/abdimas45.v4i2.5062

Abstract

The village of Lau Gumba faces significant ecological problems, especially related to household waste and the lack of environmental aesthetics, which require solutions that are not only technical but also based on social and religious values. Therefore, this community service adopts an ecotheological approach, which combines religious teachings with ecological awareness, through the Participatory Action Research (PAR) method. The goal of this program is to instill interfaith ecological ethics, strengthen active community participation, and redesign village environmental governance. The activities carried out include environmental care actions involving various religious groups, planting 100 trees as a form of reforestation, providing ecobins for waste management, as well as recycling waste such as used cooking oil into candles and making natural mosquito repellent sprays. The results obtained from this activity include a cleaner environment, an increase in ecological awareness of around 30%, and more harmonious interfaith social relations. These findings show that ecotheology not only serves as a strategy in sustainable environmental management, but also as an instrument for cross-faith value education. Thus, ecotheology enriches the discourse on spirituality-based environmental education, making it an effective approach in solving environmental problems while strengthening interreligious harmony.