Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengembangan Apartemen Cherax quadricarinatus Menuju Industri Akuakultur 4.0 Nyimas Dalilati Razanah; Gracia Eirene Girsang; Juliana Pangaribuan; Monicha Enzelx Manulang; Natalia Natalia; Retno Cahya Mukti
Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2020: Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal ke-8 “Komoditas Sumber Pangan untuk Meningkatkan K
Publisher : Pusat Unggulan Riset Pengembangan Lahan Suboptimal (PUR-PLSO) Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Razanah ND, Girsang GE, Pangaribuan J, Manullang ME, Natalia N, Mukti RC. 2020. Cherax quadricarinatus apartement development towards the aquaculture industry 4.0. In: Herlinda S et al. (Eds.), Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal ke-8 Tahun 2020, Palembang 20 Oktober 2020. pp. xx.  Palembang: Penerbit & Percetakan Universitas Sriwijaya (UNSRI).Red Claw (Cherax quadricarinatus) culture has problems, namely the narrower land for cultivation and controlling water quality. This study aims to develop Red Claw cultivation through an apartment system in a small area, to facilitate water quality control and increase the production of Red Claw. The writing method in this study uses the literature study method. The results of the study explain the comparison between the production of Red Claw using an apartment system and the cultivation of Red Claw using pond or aquarium. To produce as many as 20 Red Claw requires a pond with a size of 2m × 1m × 1m, while lobster cultivation using an apartment system only requires land measuring 1.5m × 0.17m × 0.79m. In addition, the cultivation of Red Claw with an apartment system can improve water quality for the better because it uses the RAS (Recirculating Aquaculture System) system, which is the use of water repeatedly through several stages of filtration to break down ammonia. So that the study of Red Claw cultivation through this apartment system can be used as a solution to developing and increasing the production and production of Red Claw. 
KARAKTERISTIK FISIKA DAN KIMIA SEDIMEN TAMBAK IKAN BANDENG DI BANYUASIN SUMATERA SELATAN Mirna Fitrani; Gracia Eirene Girsang; Marini Wijayanti
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia VOL 10, NO 2 (2022): JURNAL AKUAKULTUR RAWA INDONESIA
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jari.v10i2.19838

Abstract

Kualitas air tambak yang menurun seringkali disebabkan kurangnya pengelolaan tanah dasar yang berakibat kurang optimalnya produksi budidaya ikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik fisika dan kimia sedimen tambak tradisional ikan bandeng di Banyuasin II, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tekstur tanah pada masing masing tambak yang disampling tergolong lempung berpasir. Bahan organik tanah pada setiap tambak cukup tinggi dengan nilai berkisar antara 7,08-14,15%. pH tanah tergolong asam-sangat asam dengan nilai 3,38-4,63. Hasil uji kadar besi menunjukkan nilai yang sangat tinggi pada setiap tambak, berkisar antara 2,28-42,12 mg kg-1. Kandungan kalsium dan magnesium cukup rendah, yaitu      4,81-9,91 Cmol kg-1 dan 0,96-3,09 Cmol kg-1. Hasil analisis akumulasi sedimen menunjukkan nilai mulai dari 12,14 cm per tahun hingga 22,86 cm per tahun. Meskipun karakteristik tambak belum menunjukkan masalah yang berat untuk pemeliharaan ikan bandeng, namun produktivitas tambak menjadi kurang optimal. Tanpa pengelolaan tanah dasar yang baik pada tambak, diperkirakan kualitas tambak akan terus menurun untuk pemeliharaan ikan yang akan datang