Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Karakteristik Keju Lunak Saga (Adenanthera pavonina, Linn.) dengan berbagai Kemasan dan Waktu Simpan yang berbeda abu amar; Marwati Marwati; Syahril Makosim Damang
JURNAL ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI (IPTEK) Vol. 1 No. 2 (2017): Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Publisher : Institut Teknologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31543/jii.v1i2.128

Abstract

Keju lunak umumnya mempunyai daya simpan yang singkat dan dijual dengan menggunakan kemasan plastik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi bahan pengemas dan waktu simpan pada keju lunak saga. Penelitian ini dibagi  menjadi dua tahap yaitu  penelitian  pendahuluan  dan penelitian utama. Penelitian pendahuluan memiliki tujuan untuk menentukan hasil proses pembuatan keju lunak yang optimal dengan menggunakan metode penelitian yang ada dan akan digunakan pada penelitian utama. Penelitian utama adalah penentuan karakteristik keju lunak saga pada berbagai bahan pengemas yaitu daun pisang, botol gelas dan plastik polipropilen yang disimpan selama 8 minggu. Karakteristik keju lunak saga diamati dengan interval waktu 2 minggu sekali. Analisis yang dilakukan adalah analisis nilai pH, asam lemak bebas, kadar berat kering, total Bakteri Asam Laktat dan uji organoleptik. Berdasarkan hasil penelitian ini keju lunak saga yang paling disukai berdasarkan respon kesukaan panelis yaitu keju yang dikemas menggunakan botol gelas yang disimpan selama empat minggu, dengan persentase penerimaan sebesar 87.8% atau sebanyak 26 orang dari 30 orang panelis menyukai produk tersebut, sehingga produk mendapat predikat sangat diterima oleh panelis dengan sedikit perbaikan sifat organoleptik. Produk tersebut memiliki kriteria dengan nilai pH 4.42, total BAL 11.4 x102 cfu/ml, berat kering 52.5% dan kadar asam lemak bebas yang analog dengan volume titrasi NaOH 0.1 N sebanyak 2.1 ml, persentase protein terlarut sebesar 6.03% . Semua  parameter proses antara lain protein terlarut, jumlah Bakteri Asam Laktat (BAL),  Berat kering dan Total Asam lemak bebas meningkat selama proses penyimpanan pada semua bahan kemasan, namun tidak pada nilai pH produk Kata kunci : keju lunak, daun pisang, botol gelas, daun pisang
DAYA TERIMA PANELIS PADA SIRUP DAN DODOL BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi) Syahril Makosim Damang; Muhami Muhami
JURNAL ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI (IPTEK) Vol. 2 No. 1 (2018): Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Publisher : Institut Teknologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31543/jii.v2i1.130

Abstract

AbstrakBelimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi)  merupakan salah satu komotidi yang tidak mempunyai nilai komersil, walaupun banyak manfaatnya bagi kesehatan.   Dalam rangka pemberdayaan potensi komoditas nasional, maka perlu ditunjukkan mafaat dari belimbing wuluh agar mempunyai nilai ekonomi tinggi. Salah satu cara untuk memanfaatkan belimbing wuluh adalah dengan cara mengolah belimbing wuluh menjadi beberapa produk pangan.  Produk yang diuji cobakankan yaitu sirup dan dodol.  Bahan baku sirup adalah ektrak belimbing wuluh, sedangkan dodol berasal dari  ampas belimbing wuluh yang merupakan limbah produksi sirup.Perlakuan sirup belimbing wuluh adalah persentase antara gula pasir (G1.50%; G2. 75% ; G3. 100%) dan bunga belimbing wuluh (B1. 0,5 % ; B2. 0,75% ; B3. 1%).  Perlakuan dodol belimbing wuluh adalah pesentase tepung beras ketan (K1. 15% ; K2. 25% ; K3. 35%) dan persentase gula pasir (P1.100% ; P2. 75% ; P3. 50%), persentase tersebut berdasarkan berat ampas belimbing wuluh. Analisis yang dilakukan pada produk belimbing wuluh adalah uji  kesukaan hedonik  dan uji kimia serta uji mikrobiologi untuk produk hasil perlakuan terbaik.  Sirup belimbing wuluh yang mendapat nilai terbaik hasil dari perlakuan100 % gula pasir dan bunga belimbing wuluh 0,75%.  Dodol belimbing wuluh yang mendapat nilai terbaik hasil dari penambahan   tepung beras ketan  35 % dan gula pasir 75%.  Sirup belimbing wuluh mengandung vitamin C 13,2 mg, pH 3,2 , total asam 1,71%, gula total 69,5% dan total mikroba 4,3 x 101.  Dodol belimbing wuluh memiliki kadar air 17,3%, kadar abu 0,21%,  kadar serat kasar 14,83%, kadar sakarosa 33,96%, kadar vitamin C 0,0189 mg/g, dan total mikroba 6,0 × 101.Keyword : belimbing wuluh, sirup, dodol
ANALISIS KELAYAKAN USAHA SIRUP BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi) Muhami Muhami; Indrati Sukmadi; Syahril Makosim Damang
JURNAL ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI (IPTEK) Vol. 3 No. 2 (2019): Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Publisher : Institut Teknologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31543/jii.v3i2.147

Abstract

Usaha sirup belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) merupakan salah satu peluang bisnis yang mempunyai prospek cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan adanya UKM yang sudah melakukan usaha tersebut, walaupun pemilik UKM tersebut tidak tahu berapa keuntungan dari bisnis tersebut.  Oleh karena itu dilakukanlah penelitian studi kelayakan usaha sirup belimbing wuluh.  Tujuan dari  penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan usaha  sirup belimbing wuluh.  Penelitian ini dilakukan di UKM sirup belimbing wuluh Berkah, Tigaraksa, Kabupaten Tangerang.  Waktu alokasi untuk studi dimulai dari  Maret sampai Mei 2017. Asumsi  : hari produksi 20 hari perbulan ; \.  kapasitas produksi 100 kg buah belimbing wuluh per hari, atau  77.040 botol sirup belimbing wuluh.  Perhitungan analisis finansial berdasarkan masa usaha lima tahun dan diskon faktor  9,75%.  Harga jual sirup belimbing wuluh Rp. 25.000 per botol.  Hasil studi menunjukkan bahwa usaha sirip belimbing wuluh layak secara finansial.  Hal ini dapat dilihat dari nilai NPV positif ( Rp. 733.535.232);  BCR positif (1,24); IRR lebih besar dari diskon faktor (48%) ; BEP lebih kecil dari produksi per tahun (62.075 botol/tahun) ; Pay Back Period 1tahun 9 bulan. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa penurunan kapasitas produksi sebesar 5% lebih sensitive dari pada kenaikan biaya produksi sebesar 5%,kedua kondisi tersebut masih menunjukkan hasil kelayakan usaha yang positifKata kunci: kelayakan usaha, belimbing wuluh, sirup