Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Potensi Solid Fermentasi Mensubstitusi Jagung pada Efisiensi Protein dan Energi Pakan Ayam Arab Fase Grower Harwi Kusnadi; Yesmawati Yesmawati; Robiyanto Robiyanto
Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2018: Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal "Tantangan dan Solusi Pengembangan PAJALE dan Kela
Publisher : Pusat Unggulan Riset Pengembangan Lahan Suboptimal (PUR-PLSO) Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (646.022 KB)

Abstract

Kusnadi et al, 2019. Solid Fermentation Potential to Substitusi of Corn on Feed Efficiency of Protein and Energy Chicken Arab Phase Grower. pp. 495-501. Soil palm processing waste in the form of solid is very abundant. Solid has not been widely used for animal feed and is mostly discarded. The study aimed to determine the potential of solid fermentation to substitute corn in protein efficiency and Arab chicken feed energy in the grower phase. One hundred chickens of Arabian chicken DOC were used in this study. This study used a completely randomized design (CRD) with 4 feed treatments and 5 replications. Feed treatment is P1: 0% solid fermentation, P2: 2.5% solid fermentation, P3: 5% solid fermentation, and P4: 7.5% solid fermentation. Chickens are kept 4 to 15 weeks old. Feeding twice a day and drinking water are given adlibitum. The parameters taken are protein consumption, protein efficiency, energy consumption and energy efficiency. The results of the study showed that solid fermentation for corn substitution in each treatment was P1; P2; P3 and P4 are 0%; 2.5%; 5% and 7.5% do not affect the consumption and efficiency of protein and energy of arabic chicken until the age of 15 weeks (grower period). From this study it can be concluded that solid fermentation can be given to arabic chicken feed until the age of 15 weeks (grower period) to replace corn feed ingredients. Solid fermentation in feed up to 7.5% has no effect on protein efficiency and feed energy.
Produktivitas Itik Petelur Pada Dua Sistem Budidaya Yang Berbeda (Kasus Di Desa Babatan Ilir, Kecamatan Seginim, Kabupaten Bengkulu Selatan) Harwi Kusnadi; Deprizal; Emlan Fauzi; Andi Ishak; Jhon Firizon; Erpan Ramon
JURNAL PETERNAKAN SILAMPARI (JPS) ISSN: 2089-4791 Vol. 1 No. 1 (2022): MARET 2022
Publisher : LPPM Universitas Musi Rawas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.095 KB)

Abstract

Produktivitas itik petelur ditentukan oleh sistem budidaya. Permasalahan yang dihadapi peternak adalah penerapan budidaya yang belum intensif yang menyebabkan rendahnya produktivitas. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan produktivitas itik petelur pada dua sistem budidaya yang berbeda yaitu intensif dan ekstensif. Penelitian dilaksanakan di Desa Babatan Ilir, Kecamatan Seginim, Kabupaten Bengkulu Selatan. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Januari - Maret 2021 dengan pengamatan pada 3 orang peternak itik skala rumah tangga. Data yang dikumpulkan yaitu jumlah itik yang dipelihara, sistem pemeliharaan itik secara intensif dan ekstensif, jumlah telur per hari, dan persentase produksi telur. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemeliharaan itik dengan sistem intensif mampu meningkatkan prosentase produksi telur 30,1% dibandingkan dengan sistem pemeliharaan itik secara ekstensif. Peternak disarankan untuk perbaikan sistem budidaya dengan tujuan meningkatkan produktivitas telur itik.
KOMPARASI KELAYAKAN USAHATANI CABAI MERAH (Capsicum Annuum) DENGAN DAN TANPA MENGGUNAKAN MULSA Andi Ishak; Desi Puspitasari; Wawan Eka Putra; Jhon Firison; Emlan Fauzi; Harwi Kusnadi
JURNAL CITRA AGRI TAMA Vol 11 No 2 (2022): MARET 2022
Publisher : LPPM Universitas Musi Rawas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.136 KB) | DOI: 10.58328/cat.v12i1.39

Abstract

ABSTRAK :Budidaya cabai merah membutuhkan biaya yang relatif besar dibandingkan dengan budidaya tanaman sayuran lainnya. Untuk menghemat biaya, petani terkadang membudidayakannya tanpa menggunakan mulsa. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kelayakan usahatani cabai merah dengan dan tanpa menggunakan mulsa. Penelitian dilaksanakan di Kelompok Tani Melati Putih, Desa Gunung Ayu, Kecamatan Seginim, Bengkulu Selatan pada bulan Desember 2021. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara kelompok dengan delapan orang petani cabai. Data yang dikumpulkan berupa biaya tetap dan biaya variabel dalam budidaya cabai, serta hasil produksi dan harga cabai di tingkat petani. Kelayakan usahatani cabai merah dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan R/C ratio dan analisis keuntungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budidaya cabai merah dengan menggunakan mulsa lebih layak secara ekonomi dengan nilai R/C ratio sebesar 4,59 dan keuntungan Rp. 162.786.000/ha. Nilai ini lebih tinggi dibandingkan dengan nilai R/C ratio usahatani cabai merah tanpa menggunakan mulsa yaitu sebesar 4,15 dengan nilai keuntungan Rp. 99.281.000/ha. Kata Kunci: cabai merah, keuntungan, mulsa, R/C ratio, usahatani