Gibran Ajib Jabbaril
Prodi Antropologi Budaya, Fakultas Budaya dan Media Institut Seni Budaya Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KIPRAH NANANG SUHARA DI DUNIA WAYANG GOLEK Gibran Ajib Jabbaril; Nia Dewi Mayakania; Tardi Ruswandi
Jurnal Budaya Etnika Vol 3, No 2 (2019): Artefak Budaya Arkais dan Kontemporer : dari Ulos Hingga Seni Digital
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/be.v3i2.1121

Abstract

ABSTRAKSkripsi ini adalah hasil penelitian tentang Kiprah Nanang Suhara Di Dunia Wayang Golek. Nanang Suhara berkiprah di Kampung Kreatif Dago Pojok, Kelurahan Dago Kecamatan Coblong Bandung. Adapun penelitian ini melibatkan sejumlah narasumber khususnya narasumber utama yaitu Nanang Suhara dan beberapa narasumber sekunder yakni Rahmat Jabaril, Sutina, Mang Udin, dan Ika Ismurdyahwati. Masalah inti yang diangkat dilatarbelakangi oleh keberhasilan Nanang Suhara di dalam menata, memberdayakan potensi masyarakat yang ada di Dago Pojok, dan mengembangkan potensi Kampung Kreatif Dago Pojok sebagai salah satu aset wisata di kota Bandung. Pertanyaan penelitian yang dikemukakan adalah (1) Bagaimana Kiprah Nanang Suhara di Kampung Kreatif Dago Pojok?.Untuk menjawab dua pertanyaan tersebut, penulisan akan dianalisis dengan menggunakan teori motivasi atau kebutuhan dasar dari Abraham Maslow dengan metode penelitian yaitu deskriptif kualitatif dan pendekatan fenomenologis. Adapun pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Proses analisis data dilakukan melalui reduksi data, display data, dan konklusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Nanang Suhara berperan aktif di dalam membangun, menata, dan mengembangkan Kampung Kreatif Dago Pojok. Melalui kiprahnya di Kampung Kreatif di Dago Pojok, kampung ini semakin hari semakin berkembang dan banyak dikunjungi oleh wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. Faktor pendorong di dalam upaya ini berupa faktor-faktor yang muncul dari dalam (bersifat intern) dan dari luar (bersifat ekstern). Faktor-faktor ini pada dasarnya menjadi stimulus terhadap perkembangan Kampung Kreatif di Dago Pojok. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan kepada pihak terkait agar Kampung Kreatif di Dago Pojok ini mendapat perhatian yang serius untuk keberlangsungannya di masa yang akan datang.Kata Kunci: Kiprah, Wayang Golek, Kampung Kreatif Dago Pojok.ABSTRACTThis thesis is the result of the research Nanang Suhara in the Wayang Golek world. Nanang Suhara is aactive in Dago Pojok Creative Village, Dago village, Coblong District, Bandung. The main resourche persons are Nanang Suhara and several secondary sources is Rahmat Jabaril, Sutina, Mang Udin, and Ika Ismurdyahwati. The core problem raised was motivated by the success of Nanang Suhara in managing, empowering the potential of the people in Dago Pojok, and developing the potential of Kampung Kreatif Dago Pojok as one of the tourism assets in Bandung city. The research questions raised are (1) How is the Way of Nanang Suhara in Wayang Golek? To answer these two questions, the writing will be analyzed by using the theory of motivation or basic needs from Abraham Maslow with research methods namely qualitative descriptive and phenomenological approaches. The data collection is done through observation, interviews, and document analysis. The process of data analysis is done through data reduction, data display, and conclusion. The results showed that Nanang Suhara are active role in developing, managing and developing Kampung Kreatif Dago Pojok. Through his work in Kampung Kreatif Dago Pojok, this place is increasingly growing and visited by many domestic and foreign tourists. The driving factors in this effort are arise from within internal and external. These factors basically become a stimulus for the development of Kampung Kreatif in Dago Pojok. Based on the results of the study was suggested to related parties that the Kampung Kreatif Dago Pojok should get serious attention for sustainability in the future.Keywords: Gait, Wayang Golek, Dago Corner Creative Village.
KETAHANAN HIDUP MASYARAKAT KAMPUNG ADAT CIRENDEU DALAM PERSPETIF ANTROPOLOGIS Gibran Ajib Jabbaril
Jurnal Budaya Etnika Vol 2, No 1 (2018): Kreativitas Tradisi di Era Globalisasi: Transformasi & Peluang
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/be.v2i1.1152

Abstract

ABSTRACT A portrait of the life of the Cireundeu Indigenous Village community located in Cimahi City, 15 km from the city of Bandung, is a corner of a cultural phenomenon that is unique to its variety of customs and traditions. The habit of the people in this village is unique, because the staple food is not rice as other communities around it. They also have strong environmental management procedures, spatial concepts, and customary rules, especially in regional development, patterns of diversification of food, staple food, and other activities that are strictly adhered to from generation to generation. The staple food of this community is rasi (cassava rice). This research was carried out by observing the patterns of consumption and food production in the Cireundeu Indigenous Village Community in the efforts of local food security, as well as analyzing the strengthening and weakening factors related to food self-sufficiency in the village. The method used is the primary survey with observation, interviews with traditional leaders, distributing questionnaires to 36 local respondents. Other analytical methods are spatial analysis and calculation of food deficit surplus. The Research results show that Cireundeu Indigenous Village Wisdom contributes to good food self-sufficiency and diversification with sufficient numbers and even a food production surplus, the follow-up of food self-sufficiency is the growth of the local economy based on local raw materials, food independence, and the growth of home industries and tourism activities. Keywords: Cireundeu Local Culture, Ancestral Traditions, Food Self-Sufficiency.  ABSTRAK             Potret kehidupan  masyarakat Kampung Adat Cireundeu yang berlokasi di Kota Cimahi, berjarak 15 km dari Kota Bandung, adalah sebuah sudut fenomena budaya yang memiliki keunikan dengan ragam adat dan tradisinya. Kebiasaan masyarakat di kampung ini terbilang unik, karena makanan pokoknya bukan nasi sebagaimana masyarakat lain di sekitarnya. Mereka juga memiliki tata cara pengelolaan lingkungan, konsep tata ruang, dan aturan adat yang cukup kuat, khususnya dalam pembangunan kawasan, pola diversifikasi pangan, makanan pokok, dan kegiatan lainnya yang ditaatinya secara ketat secara turun temurun. Makanan pokok masyarakat ini adalah rasi (beras singkong). Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan terhadap pola konsumsi dan produksi pangan pada Masyarakat Kampung Adat Cireundeu dalam upaya ketahanan pangan lokal, serta melakukan analisis  terhadap faktor-faktor yang menguatkan dan melemahkan terkait swasembada pangan di kampung tersebut. Metode yang dilakukan yaitu survei primer dengan observasi, wawancara dengan tokoh adat, penyebaran kuesioner kepada 36 responden lokal. Metode analisis lainnya adalah analisis tata ruang dan perhitungan surplus defisit pangan. Hasil Penelitian menunjukan bahwa Kearifan Budaya Lokal Kampung Adat Cireundeu memiliki kontribusi terhadap swasembada dan diversifikasi pangan yang baik dengan angka kecukupan bahkan surplus produksi pangan, kegiatan ikutan dari swasembada pangan ini adalah tumbuhnya ekonomi lokal berbasis bahan baku setempat, kemandirian pangan, dan tumbuhnya industri rumahan serta kegiatan pariwisata.Kata Kunci: Budaya Lokal Cireundeu,Tradisi Leluhur,  Swasembada Pangan.