Tardi Ruswandi
Institut Seni Budaya Indonesia Bandung

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Kreativitas Mang Koko dalam Karawitan Sunda Ruswandi, Tardi
PANGGUNG Vol 26, No 1 (2016): Nilai dan Identitas Seni Tradisi dalam Penguatan Budaya Bangsa
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v26i1.165

Abstract

ABSTRACT The focus of this study is on Mang Koko’s creativities  in composing songs and gending as a counterpoint. Mang Koko’s creativities  are then analyzed by Supriadi‘s  theory (1994: 7) which explains that creativity is a person’s ability to create something new, either in the form  of ideas and real  works. Mang Koko  was one of creative  and prolific  artists whose creations  are   still taken into  consideration. In developing and creating  new genre  of Karawitan  Sunda,  Mang Koko had been indeed inspired  by some kind of Karawitan   Sunda and the patterns  of Western music so that his creative process was really based on the aspects of intensification  and compo- sition.  The results  of  Mang Koko’s creativities  had been grouped into  Sekar  Jenaka,  Kawih songs  (anggana  dan rampak sekar),  Gamelan  Wanda  Anyar, Kacapian,  Etude  Kacapi,  and Drama Suara (Gending Karesmen). Key Word: Mang Koko, Kreativitas,  Karawitan  Sunda  ABSTRAK Penelitian ini terfokus pada kreativitas Mang Koko dalam menciptakan lagu-lagu dan gending sebagai pengiring lagu. Kreativitas Mang Koko dianalisis dengan menggunakan teori Dedi Supriadi (1994:7) yang menjelaskan bahwa kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, yang relatif   berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. Mang Koko merupakan seniman kreatif dan produktif dalam berkarya yang hingga saat ini masih diperhitungkan. Dalam mengembangkan karawitan Sunda dan melahirkan genre baru, Mang Koko terilhami oleh beberapa jenis karawitan Sunda dan terinspirasi oleh pola-pola musik Barat sehingga proses kreatifnya berpijak pada aspek penggalian dan penciptaan. Hasil kreativitas Mang koko dikelompokkan menjadi Sekar Jenaka, lagu-lagu Kawih (anggana dan rampak sekar), Gamelan Wanda Anyar, Kacapian, Etude Kacapi, dan Drama Suara (Gending Karesmen). Kata kunci: Mang Koko, Kreativitas, Karawitan Sunda
PANDANGAN MANG KOKO DALAM BERKESENIAN Tardi Ruswandi
Paraguna Vol 4, No 1 (2017): TOKOH, HUKUM, DAN PENDIDIKAN KARAWITAN
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (722.97 KB) | DOI: 10.26742/jp.v4i1.1869

Abstract

This study focused Mang Koko in view ofthe arts in general,  the artist,  and the Sundanese karawitan. Mang   Koko   view   of  the   matters   that   will   be   discussed   in   further description.  The purpose is to explain Mang Koko view of the arts and artists.  The method used is a qualitative method. While the results of this study revealed that the views Mang Koko the arts in general, because the art is an ancestral cultural heritage that should be maintained and developed. In everyday life the artist is not enough just good practice,  but also to be godly,  because the artist must have the mental strength,  discipline,  honesty,  and can  avoid  the  things  that  are  negative. Similarly  Sundanese  gamelan,  is  not  only  an essential element in kahidupan artist,  but should be part ofhuman life.
Mang Koko dalam Inovasi Gamelan Salendro Tardi Ruswandi
Paraguna Vol 7, No 1 (2020): DINAMIKA KHAZANAH KARAWITAN
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1520.972 KB) | DOI: 10.26742/jp.v7i1.1849

Abstract

ABSTRAKInovasi Mang Koko dalam gamelan salendro,terlihat pada penciptaan gending bubuka, gending macakal, dan iringan lagu-lagu kawih. Dari ketiga unsur ini, yang sangat menonjol pada permainan melodi yang bersifat dialog antara waditra yang satu dengan waditra lainnya. Untuk membuktikan itu semua dianalisis denganteori kebudayaan. Dari teori tersebut tercermin bahwa konsep inovasi Mang Koko, penggarap karya seninya melalui organisasi, serta manfaat bagi masyarakat,dapat dirasakan hasilnya samppai saat ini. Hal inilah yang sangat penting untuk dibahas,karena inovasi permainan gamelan salendro, merupakan ciptaan baru daripada permainan gamelan salendro tradisi. ABSTRACT Mang Koko's innovation in the Salendro gamelan was seen in the creation of the bubuka gending, the macakal gending, and the accompaniment of kawih songs.From these three elements, which are very stand out in the melody play that is dialogue between one waditra and another waditra. To prove it, all being analyzed with cultural theory. From this theory, it is reflected that the concept of Mang Koko's innovation, the work of his art through the organization, as well as the benefits for the community, can be felt until now. This is very important to discuss, because the innovation of the Salendro gamelan play, is a new creation rather than the traditional salendro gamelan play.
KIPRAH NANANG SUHARA DI DUNIA WAYANG GOLEK Gibran Ajib Jabbaril; Nia Dewi Mayakania; Tardi Ruswandi
Jurnal Budaya Etnika Vol 3, No 2 (2019): Artefak Budaya Arkais dan Kontemporer : dari Ulos Hingga Seni Digital
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/be.v3i2.1121

Abstract

ABSTRAKSkripsi ini adalah hasil penelitian tentang Kiprah Nanang Suhara Di Dunia Wayang Golek. Nanang Suhara berkiprah di Kampung Kreatif Dago Pojok, Kelurahan Dago Kecamatan Coblong Bandung. Adapun penelitian ini melibatkan sejumlah narasumber khususnya narasumber utama yaitu Nanang Suhara dan beberapa narasumber sekunder yakni Rahmat Jabaril, Sutina, Mang Udin, dan Ika Ismurdyahwati. Masalah inti yang diangkat dilatarbelakangi oleh keberhasilan Nanang Suhara di dalam menata, memberdayakan potensi masyarakat yang ada di Dago Pojok, dan mengembangkan potensi Kampung Kreatif Dago Pojok sebagai salah satu aset wisata di kota Bandung. Pertanyaan penelitian yang dikemukakan adalah (1) Bagaimana Kiprah Nanang Suhara di Kampung Kreatif Dago Pojok?.Untuk menjawab dua pertanyaan tersebut, penulisan akan dianalisis dengan menggunakan teori motivasi atau kebutuhan dasar dari Abraham Maslow dengan metode penelitian yaitu deskriptif kualitatif dan pendekatan fenomenologis. Adapun pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Proses analisis data dilakukan melalui reduksi data, display data, dan konklusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Nanang Suhara berperan aktif di dalam membangun, menata, dan mengembangkan Kampung Kreatif Dago Pojok. Melalui kiprahnya di Kampung Kreatif di Dago Pojok, kampung ini semakin hari semakin berkembang dan banyak dikunjungi oleh wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. Faktor pendorong di dalam upaya ini berupa faktor-faktor yang muncul dari dalam (bersifat intern) dan dari luar (bersifat ekstern). Faktor-faktor ini pada dasarnya menjadi stimulus terhadap perkembangan Kampung Kreatif di Dago Pojok. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan kepada pihak terkait agar Kampung Kreatif di Dago Pojok ini mendapat perhatian yang serius untuk keberlangsungannya di masa yang akan datang.Kata Kunci: Kiprah, Wayang Golek, Kampung Kreatif Dago Pojok.ABSTRACTThis thesis is the result of the research Nanang Suhara in the Wayang Golek world. Nanang Suhara is aactive in Dago Pojok Creative Village, Dago village, Coblong District, Bandung. The main resourche persons are Nanang Suhara and several secondary sources is Rahmat Jabaril, Sutina, Mang Udin, and Ika Ismurdyahwati. The core problem raised was motivated by the success of Nanang Suhara in managing, empowering the potential of the people in Dago Pojok, and developing the potential of Kampung Kreatif Dago Pojok as one of the tourism assets in Bandung city. The research questions raised are (1) How is the Way of Nanang Suhara in Wayang Golek? To answer these two questions, the writing will be analyzed by using the theory of motivation or basic needs from Abraham Maslow with research methods namely qualitative descriptive and phenomenological approaches. The data collection is done through observation, interviews, and document analysis. The process of data analysis is done through data reduction, data display, and conclusion. The results showed that Nanang Suhara are active role in developing, managing and developing Kampung Kreatif Dago Pojok. Through his work in Kampung Kreatif Dago Pojok, this place is increasingly growing and visited by many domestic and foreign tourists. The driving factors in this effort are arise from within internal and external. These factors basically become a stimulus for the development of Kampung Kreatif in Dago Pojok. Based on the results of the study was suggested to related parties that the Kampung Kreatif Dago Pojok should get serious attention for sustainability in the future.Keywords: Gait, Wayang Golek, Dago Corner Creative Village.
KREATIVITAS MANG KOKO DALAM SEKAR JENAKA GRUP KANCA INDIHIANG Tardi Ruswandi
Jurnal Budaya Etnika Vol 5, No 1 (2021): Hubungan Imajinasi, Kreativitas, Perubahan, dan Mitos Identitas: Mang Koko, Moti
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/be.v5i1.1588

Abstract

ABSTRAK “Kreativitas Mang Koko dalam Sekar Jenaka grup Kanca Indihiang”, merupakan satu studi untuk melihat bagaimana aktivitas Mang Koko dalam berkarya dan mensosialisasikan hasil-hasil karyanya.Tujuan tulisan ini adalah untuk menemukan jawaban atas pertanyaan: (1) Seni apa yang dijadikan landasan penciptaan Mang Koko di dalam mewujudkan karya-karyanya; (2) Kreativitas apa saja yang dilakukan oleh Mang Koko; dan (3) Upaya apa yang dilakukan Mang Koko untuk menyebarkan karya-karyanya. Tulisan ini menggunakan metode kualitatif yang pengumpulan datanya dilakukan dengan studi kepustakaan dan mengamati praktik penyajian karya-karya Mang Koko secara cermat, melalui rekaman audio. Hasil penelitian ini menemukan: (1) kemampuan Mang Koko dalam menciptakan bentuk karya lagu sekar dan gendingbaru, yang tidak sama dengan karya lagu dan gending sebelumnya; (2) kreativitas Mang Koko dalam membuat karya lagu dan gending, merupakan wujud nyata dari kerangka berpikir dalam mengkaji dan menganalisis unsur-unsur musikal karawitan tradisi terutama pola lagu sekar dan gendingnya; (3) komunikasi yang dilakukan Mang Koko melalui grup Kanca Indihiang selalu dibuat dengan cermat dan harmonis, agar karyanya dapat tersebarkan dengan baik kepada orang-orang yang ditargetkan. Atas dasar hal itu, ketiga aspek tersebut dapat menuntun pada kesimpulan bahwa proses kreatif, faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitasnya, hubungan antara karya dengan perkembangan sosial, ekonomi, dan sebagainya, secara keseluruhan bisa dikategorikan sebagai kajian budaya.Kata Kunci: Mang Koko, Kreativitas, Gending ABSTRACT ‘Mang Koko’s creativity in Sekar Jenaka of Kanca Indihiang group’ is a study to see how Mang Koko's activities are in his work and in socializing his works. The purpose of this paper is to find answers to questions: (1) What is the art that is Mang Koko's basic foundation in creating his works; (2) What creativity did Mang Koko do; and (3) What efforts did Mang Koko make to spread his works. This paper uses a qualitative method where the data is carried out by studying literature and maintaining the practice of presenting Mang Koko's works carefully through audio recordings. The result of this study are: (1) Mang Koko's ability to create new compositions of Sekar songs and new gending, which is different from previous songs and gending works; (2) Mang Koko's creativity in making songs and gending works is a tangible form of a frame of mind in studying and analyzing the musical elements of traditional musical instruments, especially the patterns of the Sekar song and its gending; (3) The communications made by Mang Koko through the Kanca Indihiang group are always made carefully and harmoniously so that his work can be well distributed to the targeted people.On this basis, these three aspects can lead to the conclusion that the creative process, the factors that influence 4 creativity, the relationship between work and social, economic development, and so on, as a whole can be categorized as cultural studies.Keywords: Mang Koko, Creativity, Gending
Keberadaan Jenis Kacapi dalam Ganre Kesenian Tradisional Sunda tardi ruswandi; Asep Nugraha; Dody Satya Ekagustdiman
PANGGUNG Vol 32, No 2 (2022): Ragam Fenomena Budaya dan Konsep Seni
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (617.828 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v32i2.2052

Abstract

Alat musik petik tradisional di Sunda dikenal dengan sebutan kacapi telah tampil melewati perjalanan ruang dan waktu yang sangat panjang. Instrumen ini telah berhasil mewariskan nilainilai estetik musikal pada musik Karawitan di Sunda. Namun pada masa sekarang disenyalir beberapa alat musik petik tradisional di Sunda ini ada yang sedikit termarginalkan karena tidak lagi digunakan dan difungsikan dalam kehidupan sosial budaya masyarakatnya. Padahal tidak semua orang Sunda yang sudah mengenal dengan baik setiap alat musik petik tradisional yang mereka miliki. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai keberadaan alat musik petik tradisional di Sunda atau kacapi. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis, bermaksud agar kerja penelitian menjadi efisien dalam memecahkan masalah dalam penelitian, karena adanya pendeksripsian dan analisis. Penelitian ini menghasilkan sintesa bahwa alat musik tradisional yang ada di Sunda adalah kacapi baduy, kacapi jentréng Rancakalong dan Cibalong Tasikmalaya, kacapi pantun, kacapi indung cianjuran, dan kacapi wanda anyar. Rekomendasi dari hasil penelitian adalah kerja kreatif agar alat musik ini tetap eksis mengarungi waktu di masa yang akan datang.Kata kunci: kacapi, penelusuran, Sunda.
Kreativitas Mang Koko dalam Karawitan Sunda Tardi Ruswandi
PANGGUNG Vol 26, No 1 (2016): Nilai dan Identitas Seni Tradisi dalam Penguatan Budaya Bangsa
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1918.879 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v26i1.165

Abstract

ABSTRACT The focus of this study is on Mang Koko’s creativities  in composing songs and gending as a counterpoint. Mang Koko’s creativities  are then analyzed by Supriadi‘s  theory (1994: 7) which explains that creativity is a person’s ability to create something new, either in the form  of ideas and real  works. Mang Koko  was one of creative  and prolific  artists whose creations  are   still taken into  consideration. In developing and creating  new genre  of Karawitan  Sunda,  Mang Koko had been indeed inspired  by some kind of Karawitan   Sunda and the patterns  of Western music so that his creative process was really based on the aspects of intensification  and compo- sition.  The results  of  Mang Koko’s creativities  had been grouped into  Sekar  Jenaka,  Kawih songs  (anggana  dan rampak sekar),  Gamelan  Wanda  Anyar, Kacapian,  Etude  Kacapi,  and Drama Suara (Gending Karesmen). Key Word: Mang Koko, Kreativitas,  Karawitan  Sunda  ABSTRAK Penelitian ini terfokus pada kreativitas Mang Koko dalam menciptakan lagu-lagu dan gending sebagai pengiring lagu. Kreativitas Mang Koko dianalisis dengan menggunakan teori Dedi Supriadi (1994:7) yang menjelaskan bahwa kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, yang relatif   berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. Mang Koko merupakan seniman kreatif dan produktif dalam berkarya yang hingga saat ini masih diperhitungkan. Dalam mengembangkan karawitan Sunda dan melahirkan genre baru, Mang Koko terilhami oleh beberapa jenis karawitan Sunda dan terinspirasi oleh pola-pola musik Barat sehingga proses kreatifnya berpijak pada aspek penggalian dan penciptaan. Hasil kreativitas Mang koko dikelompokkan menjadi Sekar Jenaka, lagu-lagu Kawih (anggana dan rampak sekar), Gamelan Wanda Anyar, Kacapian, Etude Kacapi, dan Drama Suara (Gending Karesmen). Kata kunci: Mang Koko, Kreativitas, Karawitan Sunda
Kreativitas Mang Koko dalam Karawitan Sunda Tardi Ruswandi
PANGGUNG Vol 26 No 1 (2016): Nilai dan Identitas Seni Tradisi dalam Penguatan Budaya Bangsa
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v26i1.165

Abstract

ABSTRACT The focus of this study is on Mang Koko’s creativities  in composing songs and gending as a counterpoint. Mang Koko’s creativities  are then analyzed by Supriadi‘s  theory (1994: 7) which explains that creativity is a person’s ability to create something new, either in the form  of ideas and real  works. Mang Koko  was one of creative  and prolific  artists whose creations  are   still taken into  consideration. In developing and creating  new genre  of Karawitan  Sunda,  Mang Koko had been indeed inspired  by some kind of Karawitan   Sunda and the patterns  of Western music so that his creative process was really based on the aspects of intensification  and compo- sition.  The results  of  Mang Koko’s creativities  had been grouped into  Sekar  Jenaka,  Kawih songs  (anggana  dan rampak sekar),  Gamelan  Wanda  Anyar, Kacapian,  Etude  Kacapi,  and Drama Suara (Gending Karesmen). Key Word: Mang Koko, Kreativitas,  Karawitan  Sunda  ABSTRAK Penelitian ini terfokus pada kreativitas Mang Koko dalam menciptakan lagu-lagu dan gending sebagai pengiring lagu. Kreativitas Mang Koko dianalisis dengan menggunakan teori Dedi Supriadi (1994:7) yang menjelaskan bahwa kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, yang relatif   berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. Mang Koko merupakan seniman kreatif dan produktif dalam berkarya yang hingga saat ini masih diperhitungkan. Dalam mengembangkan karawitan Sunda dan melahirkan genre baru, Mang Koko terilhami oleh beberapa jenis karawitan Sunda dan terinspirasi oleh pola-pola musik Barat sehingga proses kreatifnya berpijak pada aspek penggalian dan penciptaan. Hasil kreativitas Mang koko dikelompokkan menjadi Sekar Jenaka, lagu-lagu Kawih (anggana dan rampak sekar), Gamelan Wanda Anyar, Kacapian, Etude Kacapi, dan Drama Suara (Gending Karesmen). Kata kunci: Mang Koko, Kreativitas, Karawitan Sunda
Keberadaan Jenis Kacapi dalam Ganre Kesenian Tradisional Sunda tardi ruswandi; Asep Nugraha; Dody Satya Ekagustdiman
PANGGUNG Vol 32 No 2 (2022): Ragam Fenomena Budaya dan Konsep Seni
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v32i2.2052

Abstract

Alat musik petik tradisional di Sunda dikenal dengan sebutan kacapi telah tampil melewati perjalanan ruang dan waktu yang sangat panjang. Instrumen ini telah berhasil mewariskan nilainilai estetik musikal pada musik Karawitan di Sunda. Namun pada masa sekarang disenyalir beberapa alat musik petik tradisional di Sunda ini ada yang sedikit termarginalkan karena tidak lagi digunakan dan difungsikan dalam kehidupan sosial budaya masyarakatnya. Padahal tidak semua orang Sunda yang sudah mengenal dengan baik setiap alat musik petik tradisional yang mereka miliki. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai keberadaan alat musik petik tradisional di Sunda atau kacapi. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis, bermaksud agar kerja penelitian menjadi efisien dalam memecahkan masalah dalam penelitian, karena adanya pendeksripsian dan analisis. Penelitian ini menghasilkan sintesa bahwa alat musik tradisional yang ada di Sunda adalah kacapi baduy, kacapi jentréng Rancakalong dan Cibalong Tasikmalaya, kacapi pantun, kacapi indung cianjuran, dan kacapi wanda anyar. Rekomendasi dari hasil penelitian adalah kerja kreatif agar alat musik ini tetap eksis mengarungi waktu di masa yang akan datang.Kata kunci: kacapi, penelusuran, Sunda.
Mang Koko dalam Inovasi Gamelan Salendro Ruswandi, Tardi
Paraguna Vol 7 No 1 (2020): DINAMIKA KHAZANAH KARAWITAN
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/jp.v7i1.1849

Abstract

ABSTRAKInovasi Mang Koko dalam gamelan salendro,terlihat pada penciptaan gending bubuka, gending macakal, dan iringan lagu-lagu kawih. Dari ketiga unsur ini, yang sangat menonjol pada permainan melodi yang bersifat dialog antara waditra yang satu dengan waditra lainnya. Untuk membuktikan itu semua dianalisis denganteori kebudayaan. Dari teori tersebut tercermin bahwa konsep inovasi Mang Koko, penggarap karya seninya melalui organisasi, serta manfaat bagi masyarakat,dapat dirasakan hasilnya samppai saat ini. Hal inilah yang sangat penting untuk dibahas,karena inovasi permainan gamelan salendro, merupakan ciptaan baru daripada permainan gamelan salendro tradisi. ABSTRACT Mang Koko's innovation in the Salendro gamelan was seen in the creation of the bubuka gending, the macakal gending, and the accompaniment of kawih songs.From these three elements, which are very stand out in the melody play that is dialogue between one waditra and another waditra. To prove it, all being analyzed with cultural theory. From this theory, it is reflected that the concept of Mang Koko's innovation, the work of his art through the organization, as well as the benefits for the community, can be felt until now. This is very important to discuss, because the innovation of the Salendro gamelan play, is a new creation rather than the traditional salendro gamelan play.