Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGAJARAN BAHASA DAN SASTRA SASAK DI SEKOLAH (Hambatan dan Alternatif Pemecahannya) Lalu Habiburrahman
JUPE : Jurnal Pendidikan Mandala Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pendidikan Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (66.354 KB) | DOI: 10.36312/jupe.v1i1.55

Abstract

Di dunia saat ini, terdapat tidak kurang dari 6000 bahasa. Separuh dari bahasa-bahasa tersebut terancam punah. Dari jumlah 6000 bahasa tersebut, sebanyak 746 bahasa berada di Indonesia. Bahasa-bahasa tersebut tersebar dari ujung timur hingga ujung barat kepulauan Indonesia. Kondisi bahasa-bahasa yang ada di Indonesia juga tidak lepas dari ancaman kepunahan. Ancaman muncul antara lain karena kurangnya perhatian pemerintah terhadap pembinaan dan pengembangan bahasa daerah. Survey tahun 1999 menemukan bahwa hanya 15 provinsi dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia yang membelajarkan bahasa daerah. Penerapan kurikulum 2013 yang baru dilakukan pemerintah menghilangkan Mulok. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Daerah pada kurikulum 2013 adalah bagian integral dari pelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBP), meliputi berbagai kompetensi beberapa jenis kesenian, baik seni tari, seni musik, seni kriya dan sebagainya. Menyikapi kondisi kurikulum 2013, Pemerintah Jawa Tengah menerbitkan peraturan yang mewajibkan: a). pembelajaran Bahasa dan Sastra Jawa di sekolah; b). penggunaan Bahasa Jawa sehari dalam seminggu di semua instansi pemerintah; c). mengijinkan penggunaan Bahasa Jawa dalam rapat paripurna. Sikap yang diambil pemerintah Jawa tengah ini telah mengangkat gengsi bahasa dan sastra daerah menjadi bahasa resmi dan bahasa ilmu pengetahuan. Jika pembelajaran Bahasa dan Sastra Jawa Tengah segera mendapat perlindungan dari pemerintah, pada kasus pembelajaran Bahasa dan Sastra Sasak kondisinya berbeda. Dari survey sederhana yang dilakukan ditemukan: a). terdapat sekolah-sekolah yang tidak mengajarkan Bahasa Sasak; b). banyak orang tua di Kota Mataram (Lombok, NTB)  dan sekitarnya yang memilih menggunakan Bahasa Indonesia dalam komunikasi di lingkungan keluarga; c). belum ditemukan aturan penggunaan Bahasa Sasak di Instansi-instansi pemerintah di Lombok (NTB). Untuk menyikapi permasalahan pembelajaran tersebut, beberapa alternatif yang ditawarkan: a). perlu ada peraturan pemerintah daerah yang memungkinkan gengsi Bahasa dan Sastra Sasak meningkat menjadi bahasa resmi dan bahasa ilmu pengetahuan; b). perlu ada upaya instansi terkait untuk melakukan digitalisasi dan publikasi hingga ke sekolah-sekolah, naskah-naskah klasik Berbahasa Sasak, koleksi museum Negeri NTB; c). perlu ada upaya trasliterasi dan digitalisasi hasil transliterasi naskah-naskah klasik Berbahasa Sasak koleksi Museum Negeri NTB untuk menyediakan sumber belajar Bahasa dan Sastra Sasak hingga di sekolah-sekolah.
INTERNALISASI PENDIDIKAN AKHLAK (TUTUR KATA) DI MI MIFTAHUL ULUM DE KONING SCHOOL SEGENTER Rizki, Puspita; M. Arzani; Lalu Habiburrahman
Journal Of Early Childhood And Islamic Education Vol 2 No 1 (2023): JOECIE
Publisher : LP2M STAI MUAFI SAMPANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62005/joecie.v2i1.46

Abstract

Penelitian ini didasarkan pada program pengajar yang efektif dalam mengajarkan dan mengkultivasi perilaku berbicara yang baik kepada siswa dalam konteks pendidikan moral. Penelitian ini dilakukan di Sekolah MI Miftahul Ulum De Koning Segenter pada tahun ajaran 2022/2023. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi. Wawancara dilakukan kepada kepala sekolah, guru kelas tiga, guru kelas empat, guru kelas lima, dan siswa sekolah dasar. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa guru di sekolah MI Miftahul Ulum De Koning Segenter menggunakan banyak metode, antara lain pembiasaan, keteladanan, nasehat, dan hukuman, dalam membina dan menanamkan moral etika bertutur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa internalisasi pendidikan akhlak di MI Miftahul Ulum menggunakan metode ceramah yang disampaikan dalam kegiatan terstruktur, serta keteladanan akhlak oleh guru.
Transmedia storytelling in expanding audience’s engagement: A phenomenological study of Nussa Rara Hasan bin Jali; Mawaidi; Lalu Habiburrahman
Lingua Technica: Journal of Digital Literary Studies Vol. 1 No. 1 (2025): Literary engagement in the digital age: Interfaces, interactions, and imaginati
Publisher : Asosiasi Relawan dan Pengelola Jurnal LPTNU (ARJUNU)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64595/lingtech.v1i1.20

Abstract

The evolution of digital storytelling has transformed audience engagement, particularly through the utilization of multiple media platforms. This study aims to explore how the Nussa Rara franchise has expanded its narrative universe across various platforms—YouTube, a feature film, interactive AR, and merchandise—to enhance audience experience and engagement. Using a qualitative research approach, the study analyzed content and collected audience feedback through interviews and surveys. Results indicate that each platform uniquely contributes to deepening the narrative experience, with YouTube providing accessibility, the film adding emotional depth, AR enhancing interactivity, and merchandise creating a tangible connection to the story. These findings underscore the effectiveness of integrated media strategies in building compelling transmedia narratives.