Bachtiar Husein
Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Etika Kedokteran dalam Kerjasama Periklanan dengan Sponsor Rianto Setiabudy; Broto Wasisto; Bachtiar Husein
Jurnal Etika Kedokteran Indonesia Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : Majelis Kehormatan Etik Indonesia PBIDI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.666 KB) | DOI: 10.26880/jeki.v4i1.45

Abstract

Kerjasama antara dokter atau perhimpunan profesi dengan industri dalam upaya pengiklanan produk tertentu berpeluang cukup besar untuk menyebabkan dokter atau perhimpunan profesi masuk ke dalam kon ik kepentingan. Dalam kondisi demikian, para profesional medis ini harus berupaya maksimal untuk memberikan pesan edukasi kepada masyarakat, mempertahankan independensi, dan menjaga integritas profesi. Dalam kerjasama ini, dokter atau perhimpunan profesi tidak dibenarkan dalam bentuk apa pun ikut atau memberi kesan ikut mempromosikan suatu produk tertentu. Dokter atau perhimpunan profesi dibenarkan membuat iklan edukasi. Sponsor boleh menyatakan dukungannya terhadap pesan edukasi itu dalam tayangan terpisah dengan jedah waktu yang cukup sedemikian sehingga orang tahu bahwa itu pesan yang datang dari sponsor. Dokter dan perhimpunan profesi seyogyanya juga tidak boleh ikut tampil dalam promosi produk yang disamarkan sebagai diskusi kesehatan di televisi atau radio
Tinjauan Etik Prioritas Alat Pelindung Diri (APD) untuk Profesional Pemberi Asuhan (PPA) Kedokteran dan Kesehatan Bachtiar Husein; Prijo Sidipratomo; Putri Dianita Ika Meilia; Gilbert Mayer Christianto
Jurnal Etika Kedokteran Indonesia Vol 4, No 2 (2020)
Publisher : Majelis Kehormatan Etik Indonesia PBIDI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26880/jeki.v4i2.47

Abstract

Sejak awal tahun 2020, COVID-19 menjadi masalah kesehatan dunia. Di Indonesia, kasusnya pun masih terus bertambah. Seiring dengan bertambahnya jumlah kesakitan dan kematian akibat COVID-19, seluruh komponen masyarakat, khususnya di dunia kedokteran dan kesehatan, bak sedang berperang. Dalam berperang melawan COVID-19, alat pelindung diri (APD) menjadi salah satu senjata yang penting untuk memutus rantai penularan. Terjadinya kelangkaan APD menimbulkan risiko bagi para profesional pemberi asuhan (PPA) dalam memberikan layanan kesehatan. Oleh karena itu, artikel ini akan membahas aspek etika kedokteran penggunaan APD oleh para PPA, khususnya dalam kaitannya dengan prioritas keselamatan diri agar tetap dapat memberikan layanan kesehatan yang terbaik.
Hak Pendampingan Spiritual pada Pasien dengan Penyakit Terminal Hadjat S Digdowirogo; Bachtiar Husein; Itsna Arifatuz Zulfiyah
Jurnal Etika Kedokteran Indonesia Vol 5, No 1 (2021): VOL 5, NO 1 (2021)
Publisher : Majelis Kehormatan Etik Indonesia PBIDI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26880/jeki.v5i1.54

Abstract

Penanganan pasien di rumah sakit seharusnya melibatkan fisik, sosial, psikologis, dan spiritual pasien. Akan tetapi, dokter dan PPA lainnya biasanya hanya berfokus kepada penanganan fisik pasien, padahal pasien, terutama pasien dengan penyakit terminal, juga membutuhkan pendampingan spiritual. Pendampingan spiritual ini juga termasuk ke dalam hak pasien yang harus dipenuhi oleh rumah sakit. Dokter dan PPA lainnya harus menyediakan pendampingan yang sesuai dengan kondisi masing-masing pasien (tailor made). Tidak jarang, pendampingan spiritual ini berhubungan erat dengan agama. Dengan melakukan pendampingan spiritual yang adekuat, kualitas hidup pasien dapat meningkat, yang pada akhirnya akan berdampak pada kebutuhan pasien akan perawatan fisik dan obat-obatan yang menurun.