Adib Fatoni
IAIN KEDIRI

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

WAWASAN PENDIDIKAN (PENDIDIKAN DAN PENDIDIK) Adib Fatoni
MIDA : Jurnal Pendidikan Dasar Islam Vol 3 No 1 (2020): Januari 2020
Publisher : Universitas Islam Darul 'Ulum Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.081 KB) | DOI: 10.52166/mida.v3i1.1841

Abstract

AbstrakPendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkansuasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkanpotensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinyamasyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkanPancasila dan UUD 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasionalIndonesia, dan tanggap terhadap perubahan zaman. Fungsi dan tujuan pendidikan nasionaltercantum dalam UU No. 20 tahun 2003 bab II pasal 3.Keunggulan suatu bangsa tidak lagi bertumpu pada kekayaan alam, melainkan padakeunggulan sumber daya manusia, yaitu tenaga terdidik yang mampu menjawab tantangantantangan yang sangat cepat. Kenyataan ini sudah lebih dari cukup untuk mendorong pakardan praktisi pendidikan melakukan kajian sistematik untuk membenahi atau memperbaikisistem pendidikan nasional. Agar lulusan sekolah mampu beradaptasi secara dinamisdengan perubahan dan tantangan itu, pemerintah melontarkan berbagai kebijakan tentangpendidikan yang memberikan ruang yang luas bagi sekolah dan masyarakat untukmenentukan program dan rencana pengembangan sendiri sesuai dengan kebutuhan dankondisi masing-masing.Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan karena sasarannyaadalah peningkatan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, pendidikan jugamerupakan alur tengah pembangunan dari seluruh sektor pembangunan. Pendidikan diIndonesia merupakan pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia, baik terstrukturmaupun tidak terstruktur. Pendidikan dapat diperoleh melalui pendidikan formal,pendidikan informal dan pendidikan nonformal. Ki Hajar Dewantara menyebutnya sebagaiTri Pusat Pendidikan yang terdiri dari pendidikan informal (keluarga), pendidikan formal(sekolah) dan pendidikan nonformal (masyarakat).1 Diperlukan kerja sama yang baik danberkelanjutan antara ketiga pihak tersebut dalam mencapai tujuan pendidikan yangmenghendaki tercapainya kehidupan anak-anak bangsa yang cerdas, berkarakter, kreatif,inovatif dan mempunyai konsep disiplin diri.Keberhasilan suatu proses pendidikan tidak terlepas dari peran pendidik. Pendidikmenduduki posisi penting sebagai sutradara yang merencanakan, mengatur dan mengendalikan jalannya proses pendidikan. Semboyan Ki Hajar Dewantaramenggambarkan betapa pentingnya posisi pendidikyaitu Ing Ngarso Sung Tulodo, IngMadyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. Semboyan ini memiliki arti bahwa setiappendidik harus bisa menjadi contoh dan panutan bagi anak didiknya.
WAWASAN PENDIDIKAN (PENDIDIKAN DAN PENDIDIK) Adib Fatoni
MIDA : Jurnal Pendidikan Dasar Islam Vol 3 No 1 (2020): Januari 2020
Publisher : Universitas Islam Darul 'Ulum Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52166/mida.v3i1.1841

Abstract

Abstrak Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, dan tanggap terhadap perubahan zaman. Fungsi dan tujuan pendidikan nasional tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003 bab II pasal 3. Keunggulan suatu bangsa tidak lagi bertumpu pada kekayaan alam, melainkan pada keunggulan sumber daya manusia, yaitu tenaga terdidik yang mampu menjawab tantangan-tantangan yang sangat cepat. Kenyataan ini sudah lebih dari cukup untuk mendorong pakar dan praktisi pendidikan melakukan kajian sistematik untuk membenahi atau memperbaiki sistem pendidikan nasional. Agar lulusan sekolah mampu beradaptasi secara dinamis dengan perubahan dan tantangan itu, pemerintah melontarkan berbagai kebijakan tentang pendidikan yang memberikan ruang yang luas bagi sekolah dan masyarakat untuk menentukan program dan rencana pengembangan sendiri sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan karena sasarannya adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, pendidikan juga merupakan alur tengah pembangunan dari seluruh sektor pembangunan. Pendidikan di Indonesia merupakan pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia, baik terstruktur maupun tidak terstruktur. Pendidikan dapat diperoleh melalui pendidikan formal, pendidikan informal dan pendidikan nonformal. Ki Hajar Dewantara menyebutnya sebagai Tri Pusat Pendidikan yang terdiri dari pendidikan informal (keluarga), pendidikan formal (sekolah) dan pendidikan nonformal (masyarakat).1 Diperlukan kerja sama yang baik dan berkelanjutan antara ketiga pihak tersebut dalam mencapai tujuan pendidikan yang menghendaki tercapainya kehidupan anak-anak bangsa yang cerdas, berkarakter, kreatif, inovatif dan mempunyai konsep disiplin diri. Keberhasilan suatu proses pendidikan tidak terlepas dari peran pendidik. Pendidik menduduki posisi penting sebagai sutradara yang merencanakan, mengatur dan mengendalikan jalannya proses pendidikan. Semboyan Ki Hajar Dewantara menggambarkan betapa pentingnya posisi pendidik yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. Semboyan ini memiliki arti bahwa setiap pendidik harus bisa menjadi contoh dan panutan bagi anak didiknya.
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS MELALUI BUDAYA SEKOLAH DI MI TARBIYATUL ATHFAL 2 BANGERAN Retno Nuzilatus Shoimah; Adib Fatoni
Dar el-Ilmi : jurnal studi keagamaan, pendidikan dan humaniora Vol 10 No 1 (2023): April
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Islam Darul 'Ulum Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52166/darelilmi.v10i1.4731

Abstract

Abstract Religious character education as a means of forming and developing religious character in students. This research was conducted at MI Tarbiyatul Athfal 2 Bangeran. because this elementary school implements religious character education based on school culture. Character education is important to be implemented as early as possible. The results of previous research stated that character education is very important to be carried out in the next generation of the nation. This is because a strong character is one of the foundations for improving the quality of human resources. The quality of human resources is not only seen from an intellectual perspective, but a strong character is also very influential. This study was conducted to analyze the implementation of religious character education through school culture at MI Tarbiyatul Athfal 2 Bangeran for the 2021/2022 academic year. This study uses a qualitative type with a descriptive approach. Primary data obtained from interviews with informants, namely principals, teachers, and students. Secondary data were obtained from observations, documentation results, and supporting theories. Data collection techniques used are interviews, observation, and documentation. Analysis of research data was carried out by (1) data collection, (2) data reduction, (3) data presentation, and (4) drawing conclusions and verification. The results of the research analysis show that religious character education through school culture at MI Tarbiyatul Athfal 2 would certainly be better if the culture could be applied maximally to students so that they can proceed towards development and growth towards their respective natures, with a simple example namely shake hands with the teacher before entering the class. The relationship between school culture and culture outside of school is also very influential on the success of student learning which is driven by the function of school culture, which is a place for students to get formal education in order to create a young and quality generation. There are several results that have been achieved in inculcating religious character in the MI Tarbiyatul Athfal 2 school, namely politeness in language, manners in behavior and politeness in dress It is hoped that the results of this study can be an inspiration for teachers and schools in carrying out character education through culture school. Keywords : Religious Character, Education, School Culture Abstrak Pendidikan karakter religius sebagai sarana pembentukan dan pengembangan karakter religius pada siswa. Penelitian ini dilakukan di MI Tarbiyatul Athfal 2 Bangeran. karena sekolah dasar ini menerapkan pendidikan karakter religius yang didasari dengan budaya sekolah. Pendidikan karakter penting untuk dilaksanakan sedini mungkin. Hasil pene litian terdahulu menyatakan bahwa pendidikan karakter sangat penting untuk dilakukan pada generasi penerus bangsa. Hal ini karena karakter yang kuat menjadi salah satu dasar untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia tidak hanya dilihat dari segi intelektual saja, namun karakter yang tangguh juga sangat memengaruhi. Penelitian ini dilaksanakan untuk menganasilis Implemestasi Pendidikan Karakter Religius Melalui Budaya Sekolah Di MI Tarbiyatul Athfal 2 Bangeran Tahun Ajaran 2021/2022. Penelitian ini menggunakan jenis kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan informan, yaitu kepala sekolah, guru, dan siswa. Data sekunder diperoleh dari hasil observasi, hasil dokumentasi, dan teori yang mendukung. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisi data penelitian dilakukan dengan (1) pengumpulan data, (2) reduksi data, (3) penyajian data, serta (4) penarikan simpulan dan verifikasi. Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa pendidikan karakter religius melalui budaya sekolah di MI Tarbiyatul Athfal 2 tentunya akan lebih baik jika budaya tersebut dapat diterapkan secara maksimal ke dalam diri peserta didik agar mereka dapat berproses menuju perkembangan dan pertumbuhan menuju fitrahnya masing-masing, dengan contoh sederhana yakni melakukan jabat tangan dengan guru sebelum memasuki kelas. Hubungan antara budaya sekolah dengan budaya luar sekolah pun sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran peserta didik yang didorong oleh fungsi Budaya sekolah, yang mana merupakan tempat bagi peserta didik untuk mendapatkan pendidikan secara formal demi menciptakan generasi muda dan berkualitas. Ada beberapa hasil yang telah tercapai dalam penanaman karakter religius di sekolah MI Tarbiyatul Athfal 2, yakni sopan santun dalam berbahasa, sopan santun dalam berperilaku dan sopan santun dalam berpakaian Diharapkan, hasil penelitian ini dapat menjadi inspirasi bagi guru dan sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan karakter melalui budaya sekolah. Kata Kunci : Karakter Religius, Pendidikan, Budaya Sekolah