Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Aromaterapi Citronella Oil Terhadap Peningkatan Nafsu Makan Pada Balita Usia 1-5 Tahun Di Posyandu Tulip Kelurahan Pahandut Palangka Raya sefentina agustin; Happy Marthalena Simanungkalit; Grisiana Wilianti
Jurnal Skala Kesehatan Vol 12 No 1 (2021): JURNAL SKALA KESEHATAN
Publisher : Politeknik Kementerian Kesehatan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31964/jsk.v12i1.241

Abstract

ABSTRAC Toddlers aged 1-5 years are a group that is prone to nutritional problems. At this time the child is experiencing rapid growth and development, so that it requires adequate and nutritious food intake. Variations in food can increase appetite because of the shape, taste, and attractive color. Attractive shapes in the variety of foods can foster children's curiosity. The purpose of this study was to determine the effect of Citronella Oil aromatherapy on increasing appetite in toddlers aged 1-5 years at the Posyandu Tulip, Pahandut Village, Palangka Raya. This research was carried out for 7 days giving aromatherapy Citronella Oil before going to bed at night. The study design used a Pre Experiment research using One Group Pre-Post Design to 20 respondents with appetite problems. The statistical test used was the Mc Nemar Test. From the Mc Nemar Test results, it was found that p value of appetite = 0,000, then Ha was accepted, meaning that there was an influence of Citronella Oil aromatherapy on increasing appetite in children aged 1-5 years at Posyandu Tulip, Pahandut Palangka Raya Village. Based on the results of this study, researchers suggest that as an alternative therapy to increase appetite and information to parents of toddlers about the influence of aromatherapy citronella oil so as to increase toddlers' appetite. Keywords: Citronella Oil Aromatherapy, Increased appetite, Toddlers aged 1-5 years
PENGARUH PIJAT TERHADAP TINGKAT KESULITAN MAKAN BALITA USIA 1 TAHUN Happy Marthalena Simanungkalit
Media Informasi Vol 15, No 2 (2019): MEDIA INFORMASI
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.674 KB) | DOI: 10.37160/bmi.v15i2.360

Abstract

Nafsu makan yang baik perlu di bentuk sejak dini agar tidak timbul gangguan makan di kemudian hari. Balita yang pola makannya terganggu berdampak terhadap kesehatan balita sehingga mudah terserang penyakit. Salah satu cara untuk mencegah hal tersebut adalah dengan cara melakukan pijat pada balita tersebut. Pijat padabalita merupakan terapi sentuh kontak langsung dengan tubuh yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman pada balita. Sentuhan dan pelukan dari seorang ibu adalah kebutuhan dasar balita. Jika pijat  dilakukan secara teratur akan meningkatkan hormon katekolamin (epinefrin dan norepinefrin) yang dapat memicu stimulasi tumbuh kembang karena dapat meningkatkan nafsu makan, meningkatkan berat badan, dan merangsang perkembangan struktur maupun fungsi otak.Mengetahui Pengaruh Pijat Terhadap Tingkat kesulitan makan balita umur 1 tahun di Puskesmas Baamang II Tahun 2019.Penelitian ini menggunakan rancangan metode one group pretest posttest design. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai April 2019. Populasi studi penelitian ini adalah balita di Wilayah Kerja Puskesmas Baamang II. Sampel dengan jumlah 15 responden. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon.Setelah dilakukan analisa bivariat dengan statistik uji Wilcoxon didapatkan nilai p-value= 0,000 0,05, dapat disimpulkan bahwa H0 di tolak dan Ha diterima yang berarti ada pengaruh yang signifikan pada tingkat kesulitan makan balita sebelum dan sesudah dilakukan pemijatan, dimana nafsu makan balita sebanyak 15 responden (100%) sebelum dilakukan pemijatan mengalami kesulitan makan. Setelah dilakukan pemijatan, dari 15 responden yang tidak sulit makan sebanyak 13 responden (86,7%) dan yang tetap sulit makan sebanyak 2 responden (13,3%) dengan rata-rata (mean rank) adalah 7.  Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh pijat terhadap peningkatan nafsu makan balita usia 1 tahun. Ada pengaruh pijat terhadap peningkatan nafsu makan balita usia 1 tahun   Kata Kunci : Pijat, Tingkat Kesulitan Makan, balita  
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI PADA WANITA DI KOTA PALANGKA RAYA Happy Marthalena Simanungkalit; Cia Aprilianti
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 3, No 2 (2017): Volume 3 Nomor 2
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v3i2.606

Abstract

Keluarga Berencana adalah usaha-usaha yang dilakukan pemerintah ataupun individu untuk mengatur jarak kelahirannya dengan menggunakan alat atau metode kontrasepsi .Program keluarga berencana nasional lebih diarahkan kepada pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) untuk mempercepat pengendalian fertilitas.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara umur, pendidikan, pengetahuan, peran suami, dan peran petugas kesehatan dengan pemilihan alat kontrasepsi pada wanita di Kota Palangka Raya.Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan metode Cross Sectional.Populasi dalam penelitian ini adalah wanita/ibu yang berstatus menikah, menggunakan kontrasepsi modern (Akseptor KB MKJP dan non MKJP) dan bertempat tinggal di Kota Palangka Raya.Jumlah sampel yaitu sebanyak 308 responden.Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi-square (X2) dan Fisher Exact Test.Hasil penelitian yaitu terdapat hubungan pengetahuan (p=0,001), peran suami (p=0,010) dan peran petugas (p=0,001) dengan pemilihan alat kontrasepsi. Variabel umur (p= 0,084) dan pendidikan (Fisher Exact Test= 1,000) tidak menunjukkan adanya hubungan dengan pemilihan alat kontrasepsi. Kesimpulannya yaitu variabel pengetahuan, peran suami dan peran petugas kesehatan menunjukkan nilai yang bermakna sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan alat kontrasepsi, sedangkan variabel umur dan pendidikan menunjukkan hubungan yang tidak bermakna sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan alat kontrasepsi.Disarankan bagi petugas kesehatan agar memberi KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) mengenai MKJP dan melakukan pendampingan terhadap akseptor MKJP. Bagi pasangan usia subur untuk aktif dalam mencari informasi mengenai MKJP serta meningkatkan peran suami untuk mendukung istri dalam memilih alat kontrasepsi MKJP.Kata Kunci : Alat kontrasepsi, Wanita.