Article Per Year (5 Year)
p-Index From 2020 - 2025
0.444
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Penelitian Hukum De Jure Kariman: Jurnal Pendidikan Keislaman
Wahyu Saefudin
Sultan Zainal Abidin University, Malaysia
Religion Education Environmental Science Law, Crime, Criminology & Criminal Justice Social Sciences Other

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

 1 
Restorative Justice in Child Rape Perpetrators: A Case Study on Perpetrators With Intellectual Disability Wahyu Saefudin; Rony Aryono Putro; Sriwiyanti Sriwiyanti
Jurnal Penelitian Hukum De Jure Vol 22, No 1 (2022): March Edition
Publisher : Law and Human Rights Policy Strategy Agency, Ministry of Law and Human Rights of The Repub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (567.646 KB) | DOI: 10.30641/dejure.2022.V22.49-62

Abstract

The main role of probation officers is implementing restorative justice for the juvenile. However, a rape perpetrator with intellectual disability will encourage a different approach. Therefore, this study aims to explain how the application of restorative justice by probation officers on youth offenders with intellectual disabilities. The method used in this study is an empirical normative method. Primary legal materials were obtained through interviews with probation officers tasked with assisting in the investigation, prosecution, and examination in court, to assist in implementing decisions. Another source of legal materials was also obtained through the document of community research. Finally, secondary legal materials were obtained from various sources such as legislation, library books, and scientific journals. The results show three primary points. First, probation officers have realized restorative justice through their role in community research and mentoring. Second, probation officers provide recommendations for the rehabilitation of offenders. Third, probation officers reinforce other law enforcers such as police, prosecutors, and judges to conduct psychological diagnoses to ensure the child’s condition. However, this study also finds that not all law enforcers can understand and handle children with intellectual disabilities.
Spiritual Well-Being Sebagai Prediktor Performa Akademik Siswa di Masa Pandemi Wahyu Saefudin; Sriwiyanti; Siti Hajar Binti Mohamad Yusoff
Kariman: Jurnal Pendidikan dan Keislaman Vol. 9 No. 2 (2021): Jurnal Pendidikan dan Keislaman
Publisher : Institut Kariman Wirayudha Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (748.226 KB) | DOI: 10.52185/kariman.v9i2.185

Abstract

Kondisi pandemi yang terus berubah dan sulit untuk diprediksi, mendorong Menteri Pendidikan mengeluarkan berbagai kebijakan, yang terbaru melalui Surat Keputusan Bersama bernomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar Terbatas di Sekolah dan Belajar dari Rumah (BDR). Metode pembelajaran BDR masih menjadi pilihan mayoritas sekolah yaitu sejumlah 87%. Dampaknya, fungsi sekolah untuk meningkatkan intelektual, keterampilan sosial, dan kematangan emosional melalui interaksi guru-murid, mulai tereduksi. Keadaan ini juga memicu stres, kecemasan, dan depresi yang dialami oleh siswa. Di antara faktor penyebabnya adalah jangkauan internet yang buruk, boros dalam penggunaan internet, takut tertinggal pelajaran, dan kesulitan belajar secara bebas di lingkungan rumah. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji prediktor spiritual well-being sebagai pondasi performa akademik siswa. Performa akademik adalah keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran dan menyelesaikan jenjang pendidikan tertentu. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian pustaka dengan data primer yang berasal dari jurnal, buku, dan perundang-undangan yang kemudian dikaji secara sistematis dan diuraikan secara deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa spiritual well-being melalui dimensi personal, komunal, environmental, dan transendental dapat dijadikan sebagai prediktor untuk meningkatkan performa akademik siswa. Dengan demikian, pemerintah, sekolah, dan orang tua harus bersinergi dalam meningkatkan spiritual well-being siswa untuk memaksimalkan hasil belajar.  
Co-Authors Rony Aryono Putro Siti Hajar Binti Mohamad Yusoff Sriwiyanti Sriwiyanti Sriwiyanti