Aam Abdussalam
Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengembangan Model Ulul Ilmi dalam Pembelajaran PAI untuk Pembentukan Karakter Mahasiswa Era Revolusi Industri 4.0 Aam Abdussalam; Udin Supriadi; Muhamad Parhan; Nurti Budiyanti
Al-Adabiya: Jurnal Kebudayaan dan Keagamaan Vol 15 No 02 (2020): Al-Adabiya: Jurnal Kebudayaan dan Keagamaan
Publisher : LP2M Institut Agama Islam Sunan Giri (INSURI) Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37680/adabiya.v15i02.529

Abstract

This paper aims to develop an Ulul Ilmi model in Islamic Education learning for the character of 21st-century students, which, of course, can help. Realize these national education goals—the research method used using a qualitative approach and literature study techniques in collecting data. Based on the findings, the Ulul Ilmi Model is very supportive in Islamic Religious Education learning because it has extreme divine values to achieve ma'rifatullah goals to shape 21st-century students' character. The method used is the method (1) the uswah hasanah method, an exemplary method that must be applied to an educator and passed on to students, (2) the ibrah mauidzah method, which is a learning method that must be delivered in the classroom, and (3) the targhib tarhib method, a method of strengthening for character building. Thus this pattern is later called the Ulul Ilmi model. Tulisan ini bertujuan untuk mengembangkan model Ulul Ilmi dalam pembelajaran PAI untuk pencapaian karakter mahasiswa abad 21, yang tentunya dapat membantu merealisasikan tujuan pendidikan Nasional. Metode penelitian yang digunakan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan teknik studi pustaka dalam pengumpulkan data. Berdasarkan hasil temuan, model Ulul Ilmi ini sangat memungkinkan untuk diterapkan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam, karena memiliki nilai Ilahiyyah yang sangat kuat mencapai tujuan ma’rifatullah dalam rangka membentuk karakter mahasiswa abad 21. Metode yang digunakan ialah (1) metode uswah hasanah, yang merupakan metode keteladanan yang wajib diterapkan bagi seorang pendidik dan diwariskan kepada para peserta didik, (2) metode ibrah mauidzah, merupakan metode pembelajaran yang wajib untuk disampaikan di dalam kelas, dan (3) metode targhib tarhib, yakni metode penguatan untuk penanaman karakter. Dengan demikian pola inilah yang kemudian disebut sebagai model Ulul Ilmi.
Konsep Muttaqīn dalam al-Qur’an dan Implikasinya Terhadap Tujuan Pendidikan Islam (Studi Analitis Terhadap Konsep al-Muttaqīn dalam Al-Qur’an ) Teni Asmarani; Aam Abdussalam; Cucu Surahman
Murabby: Jurnal Pendidikan Islam Vol 2, No 1 (2019): Murabby Vol. 2 No. 1 April 2019
Publisher : Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15548/mrb.v2i1.328

Abstract

Para tokoh pendidikan Islam menjelaskan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah membentuk karakter yang bertakwa (Muttaqīn). Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan konsep Muttaqīn dalam Al-Qur’an dan mencari implikasinya dalam perumusan tujuan pendidikan Islam. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan mengoperasikan metode tafsir mauḍū`ī. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa makna muttaqīn adalah orang yang merasakan bahwa dirinya senantiasa berada dalam pengawasan Allah, sehingga ia takut untuk berbuat maksiat, memiliki benteng atau ketahanan diri dari hal-hal yang dilarang oleh Allah. Dengan itu, seorang muttaqīn akan senantiasa melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya. Implikasi konsep Muttaqīn terhadap tujuan pendidikan Islam adalah bahwa tujuan pendidikan Islam harus diarahkan untuk menciptakan keserasian hubungan antara dirinya dengan Allah, sesama manusia, diriya sendiri dan lingkungan, dengan memiliki sifat-sifat yang disebutkan di atas.
Metode Tafsir Maudhu’i dan Hermeneutika Dalam Kajian Tafsir Al-Quran Anwar Taufik Rakhmat; Aam Abdussalam
Mauriduna: Journal of Islamic Studies Vol 3 No 2 (2022): Mauriduna : Journal of Islamic Studies, November 2022
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab Ar Raayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37274/mauriduna.v3i2.626

Abstract

Between the hermeneutic method and the mauḍu'i method can be described from several explanations that surround the history of birth or its appearance, the point of view of the text of the qur'an, and in terms of the methods performed. The purpose of this study is to analyze the methods of interpretation of maudu'i and hermeneutics in the study of Qur'anic Interpretation. This research uses qualitative approaches and methods of literature study. Based on the results of research, hermeneutics tends to be more towards the interpretation in the text, which is to see that the text must be seen in terms of the text itself, context, and contextualization. While the method of interpretation of mauḍu'i is a type of method of interpretation of the Qur'an, and is often widely done by adult mufassir today, along with the need for a comprehensive understanding of the Quran in answering existing problems, with a certain theme. Basically this method tries to interpret the Qur'an with the Qur'an itself, because this method is built from a belief in the Quran that is able to provide a comprehensive answer, and this is regardless of the subjectivity of the mufassir itself. Antara metode hermeneutika dan metode mauḍu’i dapat di uraikan dari beberapa penjelasan yang melingkupi sejarah lahir atau kemunculannya, sudut pandang terhadap teks kewahyuan Al-Quran, dan dari segi metode yang dilakukan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis metode tafsir maudu’i dan hermeneutika dalam kajian Tafsir Al-Qur’an. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode kajian pustaka. Berdasarkan hasil penelitian, hermeneutika cenderung lebih kepada pendakatan sebuah penafsiran dalam teks, yakni memandang bahwa teks harus dilihat dari segi teks itu sendiri, konteks, dan kontekstualisasi. Sedangkan metode tafsir mauḍu’i merupakan jenis metode penafsiran Al-Quran, dan sering banyak dilakukan oleh para mufassir dewasa sekarang, seiring kebutuhan terhadap pemahaman dari Al-Quran yang komprehensif dalam menjawab permasalahan yang ada, dengan mengangkat tema tertentu. Pada dasarnya metode ini mencoba menafsirkan Al-Quran dengan Al-Quran itu sendiri, karena metode ini dibangun dari sebuah keyakinan terhadap Al-Quran yang mampu memberikan jawaban yang komperhensip, dan hal ini terlepas masalah subjektivitas dari mufassir itu sendiri