Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

JIHAD MENURUT IBN KATHĪR DI DALAM TAFSĪR AL-QUR’ĀN AL-‘AẒĪM Anggi Wahyu Ari
NUR EL-ISLAM : Jurnal Pendidikan dan Sosial Keagamaan Vol 1 No 1 (2014): (April 2014)
Publisher : Institut Agama Islam Yasni Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ini adalah penelitian tentang isu yang sensitif (Jihad) dilihat dari sudut pandangIbn Kathir sebagai seorang ulama yang memakai metodologi tradisional-klasik di dalampenafsirannya. Penelitian ini membuktikan bahwa ketika ayat-ayat jihad di dalam Alquranditafsirkan dengan cara periwayatan (bi al-ma’thur) ia tidak akan memiliki makna yangcenderung kepada kekerasan dan doktrin. Penelitian ini membantah pendapat orientalisseperti H.TH Obbrink dan Martin Van Creveld yang menyatakan bahwa ajaran jihad didalam Islam merupakan perang suci yang bertujuan untuk membunuh orang-orang kafr,sehingga Islam memberikan hak kepada umatnya untuk membunuh penduduk kafr yangditaklukinya apabila mereka menolak masuk Islam. pendapat ini senada dengan pendapatIbn Qayyim al-Jauziyah dan Sayyid Qutb. Sebaliknya penelitian ini mendukung pendapatpara pakar seperti Jerald F Diks, Abdul Karim Zaidan, dan Abdul Maqsith Ghazali yangmenyatakan bahwa Islam tidak disebarkan melalui perperangan, dan perang dalam Islambersifat sangat kondisional.Kata Kunci : Jihad, Ibn Katsir, Perang Suci, Al-Qur’an
The Intercultural Accomodation Between Ethnic Arabics, Chines, and Malays in Palembang Aflatun Muchtar; Anggi Wahyu Ari; Aristhopan Firdaus; Zakki Faddad; Eko Purnomo
Jurnal Sosiologi Agama Vol. 18 No. 1 (2024)
Publisher : Program Studi Sosiologi Agama Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jsa.2024.181-08

Abstract

This study tries to see how the forms of accommodation and interaction models between Arab, Chinese, and Malay communities are so that they live side by side in Palembang that this city gets the title of a Zero Conflict city. This study uses an ethnographic approach by recording events that affect intercultural interactions. In addition, the data collection technique was carried out by engaging the three communities, interviewing, observing, and documenting the object under study. This study concludes that the three ethnic groups live in Palembang’s same social and economic ecosystem and adapt well. However, there have been conflicts involving the Chinese community in Palembang. The interaction pattern between the three tribes is based on values ​​, which is transactional harmonious inter-ethnic integration.