Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

MODERNISASI PENDIDIKAN ISLAM INDONESIA PENGALAMAN NAHDLATUL ULAMA Muhammedi Muhammedi
JURNAL TARBIYAH Vol 23, No 2 (2016)
Publisher : UIN Sumatera Utara Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (980.388 KB) | DOI: 10.30829/tar.v23i2.113

Abstract

This paper aims to present and describe the modernization of Islamic education: the experience of Indonesia Nahdlatul Ulama from the philosophical aspect, objectives, curriculum, methods, human resources, institutional, and influence and contributions. The modernization of education NU can not be released from the LP. NU Ma'arif which serve as executors of policies in the field of education and teaching of NU, both formal and non formal. Meanwhile the RMI (Rabitha Ma'ahid Al-Islamiyah) who is in charge of implementing the policy in the field of educational system development of NU and boarding schools. So the implementation of education among NU terkoordinir really well.Keywords: Modernization, Education, Nahdlatul Ulama
PERAN RAUDHATUL ATHFAL (RA) DALAM MEMBINA GENERASI ISLAM YANG BERKARAKTER Muhammedi Muhammedi
JURNAL RAUDHAH Vol 5, No 1 (2017): RAUDHAH
Publisher : Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (171.888 KB) | DOI: 10.30829/raudhah.v5i1.139

Abstract

Raudhatul Athfal (RA) sebagai lembaga pendidikan Islam anak usia dini di Indonesia, diatur  dalam UU tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Republik Indonesia. Peran Raudhatul Athfal (RA) dalam Islam sesuai dengan konsep Al-Qur`an dan Hadis yang membicarakan pendidikan anak sejak lahir sampai akhir kehidupan manusia, dari rentang waktu perjalanan hidup manusia salah satu masa yang dilalui adalah ketika usia dini. Dalam perspektif kajian Islam pendidikan memenuhi tiga aspek kehidupan sebagai dasar pembentukan kepribadian anak yaitu akidah, ibadah dan akhlak. Selain Al-Qur`an dan Hadis, pakar psikologi juga banyak menuliskan hasil penelitiannya tentang pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini. Pada sisi pertumbuhan dan perkembangan usia dini, pendidikan memperhatikan aspek fisik, kognitif, emosional, sosial, bahasa dan perkembangan agama. Oleh karena itu, peran penting Raudhatul Athfal (RA) dalam pendidikan anak usia dini adalah sebagai lembaga pendidikan yang menanamkan dasar-dasar agama, ilmu dan kreatifitas sebagai bekal mereka di masa depan.
PERUBAHAN KURIKULUM DI INDONESIA : STUDI KRITIS TENTANG UPAYA MENEMUKAN KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM YANG IDEAL Muhammedi Muhammedi
JURNAL RAUDHAH Vol 4, No 1 (2016): RAUDHAH
Publisher : Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.461 KB) | DOI: 10.30829/raudhah.v4i1.61

Abstract

Indonesia has frequent changes of the curriculum, including curriculumin in 1947, 1964, 1968, 1973, 1975, 1984, 1994, 1997, 2004, 2006, and 2013. Last future education needs to be designed in order to answer the expectations and challenges of the changes that occur , The education system needs to be built continuously from preschool education, elementary education, secondary education and higher education. Islamic education curriculum must meet the elements of monotheism, religious, development of human potential as the vicegerent of Allah, the development of human relations, and the development of ourselves as individuals. As well as the principles in formulating the curriculum of Islamic education, the principle of perfect linkage with religion, including the teachings and values, inclusive (universal)
PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PERSPEKTIF ISLAM: UPAYA PENGENALAN NILAI-NILAI ISLAM YANG UNIVERSAL KEPADA PESERTA DIDIK MELALUI DUNIA PENDIDIKAN Muhammedi Muhammedi
NIZHAMIYAH Vol 6, No 2 (2016): NIZHAMIYAH
Publisher : Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (783.87 KB) | DOI: 10.30821/niz.v6i2.72

Abstract

Multicultural education is a philosophy that emphasizes the significance, legitimacy and vitality of ethnic and cultural diversity in shaping the lives of individuals, groups and nations. Objectives of Islamic Education is multicultural education that respects and embraces all forms of diversity. Thus it can be expected to grow wisdom in seeing all forms of diversity that exists. Islam is perfect and complete. (Kamil-mutakamil). Therefore all aspects of life would have been discussed and disyari'atkan in it. Example of tolerance, dialogue and consultation, mutual help, silaturrahim, fraternity and others.Key word: education, multicultural, perspective, Islam
ISLAM DAN TERORISME: TELAAH TENTANG PERKEMBANGAN PESANTREN DI INDONESIA YANG DIKAITKAN DENGAN TERORISME muhammedi muhammedi
IJTIMAIYAH Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya Vol 1, No 1 (2017): IJTIMAIYAH
Publisher : Prodi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial FITK UIN Sumatera Utara Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.467 KB)

Abstract

Pemahaman makna jihad yang selama ini dikenal banyak diajarkan di lembaga pesantren, tidak boleh dilakukan secara parsial, namun harus sejalan dengan pemikiran logis yang sesuai dengan situasi sekarang ini, memandang kesamaan untuk mendapatkan kedamaian dalam hidup bermasyarakat. Dilihat dari gerakannya, sebenarnya bukan pesantren yang mengajarkan terorisme kepada para santrinya. Faktor penyebab lahirnya pengikut Islam radikal adalah karena keadaan geopolitik internasional. Di satu sisi karena maraknya tuduhan terorisme kepada umat Islam dunia, ditambah dengan pembantaian dan tindakan diskriminasi yang dialami oleh umat Islam minoritas, seperti di Thailand, Filipina, Vietnam, bahkan termasuk di negara mayoritas muslim seperti di Indonesia. Di sisi lain, isu tersebut membuat segelintir generasi muda muslim frustasi dan ikut merasakan kesedihan kolektif seperti yang dialami saudara mereka sesama muslim. Sehingga membuat mereka berani melakukan apa saja demi membantu umat muslim yang tertindas sekalipun harus mengorbankan nyawa. Dampak yang paling nyata dari stigmatisasi ”pesantren-terorisme” adalah mengakibatkan beberapa pihak (terutama Amerika Serikat) menuduh kurikulum pesantren mengajarkan jihad dengan kekerasan. Mereka menghendaki agar ada peninjauan kembali tentang kurikulum yang diajarkan pesantren. Kurikulum pesantren harus dievaluasi serta dikaji ulang karena dianggap mengajarkan terorisme dan kekerasan. Dengan demikian, institusi pendidikan pesantren, sebagai pihak yang disudutkan dalam kasus terorisme ini, harusmampu menjelaskan bahwa jihad yang diajarkan di pesantren adalah jihad perdamaian tanpa kekerasan, atau yang sering disebut peaceful jihad. Jihad perdamaian ini dilakukan dengan menegakkan nalar, kebebasan dan demokrasi. Melalui jihad perdamaian ini, diharapkan dunia pesantren mampu mendobrak stereotype negatif yang melekat, yakni pesantren sebagai sebuah sub kultur masyarakat yang dekat dengan radikalisme agama.
PERAN RAUDHATUL ATHFAL (RA) DALAM MEMBINA GENERASI ISLAM YANG BERKARAKTER Muhammedi Muhammedi
JURNAL RAUDHAH Vol 5, No 1 (2017): RAUDHAH
Publisher : Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (171.888 KB) | DOI: 10.30829/raudhah.v5i1.139

Abstract

Raudhatul Athfal (RA) sebagai lembaga pendidikan Islam anak usia dini di Indonesia, diatur  dalam UU tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Republik Indonesia. Peran Raudhatul Athfal (RA) dalam Islam sesuai dengan konsep Al-Qur`an dan Hadis yang membicarakan pendidikan anak sejak lahir sampai akhir kehidupan manusia, dari rentang waktu perjalanan hidup manusia salah satu masa yang dilalui adalah ketika usia dini. Dalam perspektif kajian Islam pendidikan memenuhi tiga aspek kehidupan sebagai dasar pembentukan kepribadian anak yaitu akidah, ibadah dan akhlak. Selain Al-Qur`an dan Hadis, pakar psikologi juga banyak menuliskan hasil penelitiannya tentang pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini. Pada sisi pertumbuhan dan perkembangan usia dini, pendidikan memperhatikan aspek fisik, kognitif, emosional, sosial, bahasa dan perkembangan agama. Oleh karena itu, peran penting Raudhatul Athfal (RA) dalam pendidikan anak usia dini adalah sebagai lembaga pendidikan yang menanamkan dasar-dasar agama, ilmu dan kreatifitas sebagai bekal mereka di masa depan.
PERUBAHAN KURIKULUM DI INDONESIA : STUDI KRITIS TENTANG UPAYA MENEMUKAN KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM YANG IDEAL Muhammedi Muhammedi
JURNAL RAUDHAH Vol 4, No 1 (2016): RAUDHAH
Publisher : Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.461 KB) | DOI: 10.30829/raudhah.v4i1.61

Abstract

Indonesia has frequent changes of the curriculum, including curriculumin in 1947, 1964, 1968, 1973, 1975, 1984, 1994, 1997, 2004, 2006, and 2013. Last future education needs to be designed in order to answer the expectations and challenges of the changes that occur , The education system needs to be built continuously from preschool education, elementary education, secondary education and higher education. Islamic education curriculum must meet the elements of monotheism, religious, development of human potential as the vicegerent of Allah, the development of human relations, and the development of ourselves as individuals. As well as the principles in formulating the curriculum of Islamic education, the principle of perfect linkage with religion, including the teachings and values, inclusive (universal)