Arry Setyawan
Departemen Radioterapi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Efek Dasar Radiasi pada Jaringan Arry Setyawan; H.M Djakaria
Radioterapi & Onkologi Indonesia Vol 5, No 1 (2014): Volume 5 No.1 Januari 2014
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Onkologi Radiasi Indonesia (PORI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (699.457 KB) | DOI: 10.32532/jori.v5i1.22

Abstract

Dalam pengobatan kanker menggunakan radioterapi, paparan radiasi ke jaringan normal harus menjadi pertimbangan karena efek samping kemudian akan membatasi pengobatan kanker.  Efek atau respon jaringan normal terhadap  radiasi dapat lebih mudah dipahami dengan mengetahui perbedaan tipe organisasi/struktur jaringan. Pada jaringan, terdapat mekanisme homeostasis sebagai respon kehilangan sel akibat cedera. Homeostasis menjamin repopulasi kelompok sel matur fungsional yang bertanggung jawab pada fungsi suatu organ. Sel matur fungsional relatif tidak terpengaruh oleh radiasi dan akan mati sesuai usia biologisnya.   Manifestasi klinis timbul saat terjadi kegagalan repopulasi kelompok sel ini oleh sel pada lapisan prekusor. Efek radiasi pada beberapa jaringan tubuh secara umum dapat dijelaskan dengan prinsip yang sama.
Terapi Radiasi Ex Juvantibus pada Tumor Regio Pineal Arry Setyawan; Soehartati Argadikoesoema Gondhowiardjo
Radioterapi & Onkologi Indonesia Vol 7, No 1 (2016): Volume 7 No.1 Januari 2016
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Onkologi Radiasi Indonesia (PORI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1711.437 KB) | DOI: 10.32532/jori.v7i1.40

Abstract

Tumor regio pineal bertanggungjawab pada lebih kurang 0,5% dari semua tumor sistem saraf pusat pada dewasa, 1% pada dewasa muda, dan 2,7% pada anak-anak. Karena tindakan operasi dan biopsi dikaitkan dengan tingkat mortalitas dan morbiditas yang tinggi, banyak institusi kesehatan menggunakan radioterapi lokal tumor dengan dosis 2000 cGy sebagai radiasi ex juvantibus. Jika tumor cukup radioresponsif, maka tumor dianggap sebagai germinoma, dan selanjutnya dilakukan radiasi kraniospinal (dosis total 3000 cGy). Tetapi jika tumor relatif radioresistan, maka radiasi dilanjutkan pada lokal tumor atau operasi reseksi tumor kemudian disarankan pada beberapa kasus. Seorang anak laki-laki, usia 12 tahun dirujuk ke Departemen Radioterapi RSCM paska pemasangan VP shunt. Riwayat parestesia di kedua tangan sejak 2 bulan sebelum shunting, yang dirasakan  memberat. Gejala klinis dan CT kepala menunjukkan perbaikan paska pemasangan shunting. Massa didiagnosa banding sebagai germinoma atau pineoblastoma. Saat pemeriksaan awal di Departemen Radioterapi, pasien tanpa keluhan dengan KPS 100%. Pemeriksaan neurologi tidak ditemukan kelainan objektif, dengan hasil pemeriksaan endokrinologi dalam batas normal. Hasil pemeriksaan MRI kepala 2 bulan kemudian menunjukkan pembesaran-volume tumor 2 kali ukuran sebelumnya. Tetap tidak ditemukan kelainan secara klinis. Dilakukan radiasi ex juvantibus pada lokal tumor,  sebanyak 10 fraksi dengan total dosis 2000 cGy. Didapatkan pengecilan volume tumor yang signifikan berdasarkan MRI evaluasi (regresi 95%). Tumor pineal tersebut dianggap sebagai suatu jenis Germinoma, dan selanjutnya dilakukan radiasi kraniospinal.