Risfaheri Risfaheri
Indonesian Agency of Agricultural Research and Development, Indonesian Ministry of Agriculture

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

EKSTRAKSI MINYAK NILAM (Pogostemon Cablin BENTH) DENGAN TEKNIK HIDRODIFUSI PADA TEKANAN 1 – 3 BAR Harimurti, Niken; Soerawidjaja, Tatang H; Sumangat, Djajeng; Risfaheri, Risfaheri
Jurnal Pascapanen Pertanian Vol 9, No 1 (2012): Jurnal Pascapanen Pertanian
Publisher : Jurnal Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT. Niken Harimurti, Tatang H Soerawidjaja, Djajeng Sumangat and Risfaheri. 2012. Patchouly oil extraction with hydrodiffusiontechnique at 1 – 3 bar pressure. Patchouli oil is a type of essential oil which was obtained by pressured steam or water distillation of Pogostemoncablin Benth dried leaves. Key components of patchouli oil are patchouli alcohol and norpatchoulenol which become indicators in determiningpatchouli oil quality. This research was objected to evaluate patchouli oil extraction with hydrodiffusion technique at 1-3 bar pressure. This experimentwas designed with response surface method, with pressure (Low level 1 bar, high level 3 bars) and time (low level 3 hours, high level 12 hours) asvariables. Yield, density, refractive index, optical polarization, solubility in ethanol 90%, acid number and ester number were evaluated as the responsof the two variables. Analysis of respons surface method showed that increasing extraction pressure significantly influence in acid number while theyield of patchouli oil was influenced by pressure, time and interaction of both. Results of qualitative analysis by GC / MS showed that oil samples atno 11 (pressure 3 bar for 3 hours) contained patchouli alcohol 29.66% and norpatchoulenol 0.68%. Microhistology identification of patchouli leavesbefore and after extraction showed reduction of glandular trichomas diameter about 61.2%. Based on quality parameters values, statistical and GC /MS analysis results, the best condition for hydrodiffusion process was at 3 bar pressure for 3 hours.Keywords: patchouli oil, hydrodiffusion, patchouli alcohol, norpatchoulenol
EKSTRAKSI MINYAK NILAM (Pogostemon Cablin BENTH) DENGAN TEKNIK HIDRODIFUSI PADA TEKANAN 1 – 3 BAR Harimurti, Niken; Soerawidjaja, Tatang H; Sumangat, Djajeng; Risfaheri, Risfaheri
Jurnal Pascapanen Pertanian Vol 9, No 1 (2012): Jurnal Pascapanen Pertanian
Publisher : Jurnal Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT. Niken Harimurti, Tatang H Soerawidjaja, Djajeng Sumangat and Risfaheri. 2012. Patchouly oil extraction with hydrodiffusiontechnique at 1 – 3 bar pressure. Patchouli oil is a type of essential oil which was obtained by pressured steam or water distillation of Pogostemoncablin Benth dried leaves. Key components of patchouli oil are patchouli alcohol and norpatchoulenol which become indicators in determiningpatchouli oil quality. This research was objected to evaluate patchouli oil extraction with hydrodiffusion technique at 1-3 bar pressure. This experimentwas designed with response surface method, with pressure (Low level 1 bar, high level 3 bars) and time (low level 3 hours, high level 12 hours) asvariables. Yield, density, refractive index, optical polarization, solubility in ethanol 90%, acid number and ester number were evaluated as the responsof the two variables. Analysis of respons surface method showed that increasing extraction pressure significantly influence in acid number while theyield of patchouli oil was influenced by pressure, time and interaction of both. Results of qualitative analysis by GC / MS showed that oil samples atno 11 (pressure 3 bar for 3 hours) contained patchouli alcohol 29.66% and norpatchoulenol 0.68%. Microhistology identification of patchouli leavesbefore and after extraction showed reduction of glandular trichomas diameter about 61.2%. Based on quality parameters values, statistical and GC /MS analysis results, the best condition for hydrodiffusion process was at 3 bar pressure for 3 hours.Keywords: patchouli oil, hydrodiffusion, patchouli alcohol, norpatchoulenol
FAKTOR SOSIAL EKONOMI PENENTU ADOPSI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) PADI SAWAH DI BANGKA BELITUNG Fachrista, Irma Audiah; Hendayana, Rachmat; Risfaheri, Risfaheri
Informatika Pertanian Vol 22, No 2 (2013): DESEMBER, 2013
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (412.943 KB) | DOI: 10.21082/ip.v22n2.2013.p113-120

Abstract

Usahatani padi sawah di Bangka Belitung dikategorikan baru berkembang dan produktivitas padi sawah hanya mencapai 3,54 t/ha. Peningkatan produktivitas padi sawah dapat dilakukan melalui penerapan inovasi teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT). Percepatan arus informasi dan adopsi inovasi teknologi PTT padi sawah telah dilakukan melalui Pendampingan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu sejak tahun 2009. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1). tingkat adopsi petani terhadap komponen PTT padi sawah; (2). faktor sosial ekonomi penentu keputusan petani dalam mengimplementasikan PTT padi sawah. Penelitian dilaksanakan pada Maret - Desember 2011 dengan metode survei. Jumlah responden 54 orang peserta SL-PTT di Kabupaten Bangka dan Kabupaten Bangka Selatan. Tingkat adopsi petani terhadap komponen PTT dianalisis secara deskriptif, sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhinya dianalisis dengan menggunakan model regresi logit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1). komponen PTT yang tingkat adopsinya tinggi yaitu varietas unggul, penanganan panen dan pascapanen, tanam bibit muda dan cara pengolahan lahan sesuai musim; (2). faktor-faktor sosial ekonomi yang menjadi penentu bagi petani dalam mengadopsi PTT padi sawah yaitu pendidikan, luas lahan, jarak pemukiman ke usahatani padi, jalan raya, pasar input, dan sumber teknologi.
EKSTRAKSI PEWARNA ALAMI DARI KAYU SECANG DAN JAMBAL DENGAN BEBERAPA JENIS PELARUT Hernani, Hernani; Risfaheri, Risfaheri; Hidayat, Tatang
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol. 34 No. 2 (2017): DINAMIKA KERAJINAN DAN BATIK : MAJALAH ILMIAH
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v34i2.2932

Abstract

Penggunaan bahan pewarna alami untuk batik memiliki beberapa keunggulan karena menghasilkan warna khas yang eksotis dengan pencitraan yang eksklusif dan bersifat ramah lingkungan akibat limbah yang dihasilkan  mudah terdegradasi.  Tujuan dari penelitian adalah untuk mendapatkan ekstrak pewarna tekstil dari secang (Caesalpinia sappan L) dan jambal (Pelthoporum pterocarpum) dengan berbagai jenis pelarut terhadap kualitas warna yang dihasilkan dalam aplikasinya pada kain mori. Metode ekstraksi secara maserasi dengan menggunakan beberapa jenis pelarut, yaitu air, etanol, etanol asam, metanol, dan metanol asam. Dari ekstrak yang dihasilkan kemudian diujicobakan terhadap kain mori setelah diberi mordan. Jenis mordan yang digunakan adalah tawas, kapur dan tunjung. Pengamatan yang dilakukan meliputi rendemen ekstrak, intensitas warna ekstrak, intensitas warna pada kain mori dan uji kelunturan. Hasil ekstraksi dari masing-masing zat warna mempunyai rendemen dengan kisaran 10,76 sampai 23% untuk secang dan 12,52 sampai 23,51% untuk jambal. Intensitas warna ekstrak dengan nilai hue tertinggi dihasilkan dari ekstrak metanol asam secang (77,95) dan terendah ekstrak metanol secang (64,44).  Hasil aplikasi ekstrak secang terhadap kain mori dengan berbagai bahan mordan menunjukkan bahwa nilai hue terendah dihasilkan dari ekstrak air dengan mordan kapur (8,41) dan nilai tertinggi dari ekstrak metanol asam dengan mordan tawas (59,64). Untuk ekstrak jambal nilai hue terendah dari ekstrak metanol mordan tawas (50,06) dan nilai hue tertinggi dari ekstrak air mordan tunjung (82,80). Dari uji kelunturan, nilai ΔE terkecil (3,30) dan tertinggi (58,21) masing-masing dari ekstrak etanol secang dengan mordan tunjung dan ekstrak air secang tanpa mordan.