Dian Mutiara AMANAH
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Acclimatization and early growth of tissue culture-derived Stevia rebaudiana at low altitude area in Bogor, Indonesia (Aklimatisasi dan pertumbuhan awal Stevia rebaudiana asal kultur jaringan pada dataran rendah di Bogor, Indonesia) Masna Maya SINTA; Dian Mutiara AMANAH
E-Journal Menara Perkebunan Vol 87, No 1 (2019): April, 2019
Publisher : INDONESIAN RESEARCH INSTITUTE FOR BIOTECHNOLOGY AND BIOINDUSTRY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1152.89 KB) | DOI: 10.22302/iribb.jur.mp.v87i1.326

Abstract

Aklimatisasi merupakan masa transisi sebelum kultur in vitro dapat ditanam di lingkungan ex vitro. Di daerah tropis, stevia seyogianya ditanam di dataran tinggi. Pengembangan klon stevia yang sesuai untuk dataran rendah di kawasan tropis sangat penting untuk memungkinkan penggunaan mekanisasi pada pertanaman stevia yang luas. Tujuan penelitian ini adalah menentukan pengaruh kondisi eksplan dan periode hardening terhadap daya hidup dan pertumbuhan pada tahap aklimatisasi dan pertumbuhan awal stevia klon BS 22 pada area terbuka di dataran rendah di wilayah tropis. Penelitian pertama dilangsungkan menggunakan umur tunas yang berbeda: 0, 1, 2, dan 3 minggu yang dikultur pada media padat sebagai sumber bahan eksplan. Penelitian kedua menggunakan satu buku stevia pada periode hardening dalam media cair selama 1, 4, 7 dan 10 hari. Aklimatisasi dilaksanakan dengan menanam eksplan dalam medium tumbuh campuran pada multi-tray dan diletakkan di dalam sungkup plastik tertutup selama 1 bulan. Tanaman yang berhasil hidup kemudian dipindah ke polibeg pada area terbuka dengan sinar matahari penuh. Pengamatan daya hidup dan pertumbuhan dilakukan pada akhir tahap aklimatisasi dan setelah 2 bulan di area terbuka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa eksplan umur 1 minggu yang dikultur pada media padat mempunyai daya hidup tertinggi yakni 83%. Buku tunggal stevia yang dikultur pada medium cair pada tahap hardening selama 4 hari meningkatkan daya hidup menjadi 97% selama aklimatisasi 1 bulan. Setelah aklimatisasi, tinggi tanaman secara rata-rata adalah 2,6 cm dengan 10,6 helai daun. Tanaman yang dipindah ke area terbuka tumbuh pesat dengan tinggi tanaman mencapai 12 cm dengan 30 helai daun dan daya hidup 63% setelah 2 bulan. Hal ini menunjukkan bahwa stevia klon BS 22 mungkin sesuai untuk dataran rendah di daerah tropis.  [Kata kunci: tanaman pemanis, eksplan tunas, tahap hardening, daya hidup, tropika] AbstractAcclimatization is a transition period before in vitro culture can be planted in ex vitro environment. In the tropical region, stevia is should be planted at high altitude areas. The development of stevia clones suitable for low land area in the tropics is important to make it possible to apply mechanization in a large scale stevia plantation. The purpose of this research was to determine the effect of explant conditions and hardening period on survival rate and growth during acclimatization stage and early growth of stevia clone B 22 in an open area at low altitude area in the tropics. The first experiment was conducted using different shoot ages: 0, 1, 2 and 3 weeks cultured on solid media as an explant material source. The second experiment was using single node of stevia in different hardening periods in liquid media for 1, 4, 7 and 10 days.  Acclimatization was carried out by planting the explants on a mixture growing medium in multi-trays and placed inside a closed plastic tunnel for 1 month. The survival rate and growth parameters were observed at the end of acclimatization stage and after 2 months in the open area. The results show that 1-week explant age on solid media had the highest survival rate at 83%. Hardening single node of shoot in a liquid medium for 4 days increased the survival rate to 97% in 1 month acclimatization stage.  After acclimatization, the plant height on average was 2.6 cm with 10.6 leaves. The survived plants planted in an open area grew rapidly to 12 cm in height with 30 leaves and survival rate 63% within 2 months. It indicates that stevia clone BS 22 may suitable for a low altitude area in the tropics. [Key words: sweetener plant, shoot explant, hardening period, survival rate, tropics]  
Pengaruh biostimulan terhadap toleransi kekeringan dan pertumbuhan tanaman tebu varietas Kidang Kencana di rumah kaca (Effect of biostimulants on drought tolerance and growth of sugarcane var. Kidang Kencana at green house) Dian mutiara AMANAH; Soekarno Mismana PUTRA
E-Journal Menara Perkebunan Vol 86, No 1 (2018): April, 2018
Publisher : INDONESIAN RESEARCH INSTITUTE FOR BIOTECHNOLOGY AND BIOINDUSTRY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (623.476 KB) | DOI: 10.22302/iribb.jur.mp.v1i1.287

Abstract

Increasing productivity and sugar yield of sugarcane are required to meet the increasing demand for sugar. Biostimulants application is one of the effort to increase the productivity and rendement of sugar, especially at drought stress conditions. The purpose of this study was to determine the effect of biostimulants on the performance of sugarcane var. Kidang Kencana known susceptible to drought stress. The research was conducted in the greenhouse with several biostimulant treatments i.e. P0: Control, P1: Citorin-R, P2: Citorin-R and Citorin-S (1x spray) P3: Citorin-R and Citorin -S (2x spray), P4: Citorin-R, Citorin-S (1x spray) and Humic Acid, P5: Citorin-R, Citorin-S (1x spray), Humic Acid and Mycorrhiza, P6: Citorin-R, Citorin-S (2x spray), Humic Acid and Mycorrhiza. All treatments were subjected with drought stress started from 4 months after planting. The biostimulant treatments resulted in better growth and yield on treated-biostimulan compared to these of control. The best treatment for the vegetative growth and the productive parameters was P6. The plant height, stems diameter, segment number, weight, and sap volume at P6 were respectively 32.2%, 5.5%, 24.0%, 53.2% and 44.7% higher than the control. The best treatment for the sugar yield was P5 and the productivity parameters was P6 respectively, 42.5% and 70.5% higher than the control. The best treatments contained Citorin biostimulant. Humic Acid and Mycorrhiza which increased growth and sugar yield of Kidang Kencana sugarcane at drought stress conditions.[Keywords: drought stress Kidang Kencana variety, plant biostimulant, productivity, sugar yield]. AbstrakPeningkatan produktivitas dan rendemen gula tanaman tebu diperlukan untuk memenuhi kebutuhan gula yang terus meningkat. Aplikasi biostimulan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas dan rendemen gula khususnya pada kondisi tercekam kekeringan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian beberapa produk biostimulan terhadap produktivitas tanaman tebu varietas Kidang Kencana yang rentan cekaman kekeringan. Penelitian dilakukan di rumah kaca dengan perlakuan beberapa perlakuan biostimulan pada tanaman tebu, yaitu P0: Kontrol, P1: Citorin-R, P2: Citorin-R dan Citorin-S (1x semprot) P3: Citorin-R dan Citorin-S (2x semprot), P4: Citorin-R, Citorin-S (1x semprot) dan Asam Humat, P5: Citorin-R, Citorin-S (1x semprot), Asam Humat dan Mikoriza, P6: Citorin-R, Citorin-S (2x semprot), Asam Humat dan Mikoriza. Seluruh perlakuan diberi kondisi cekaman kekeringan pada 4 bulan setelah tanam. Perlakuan biostimulan memberikan pengaruh serta hasil yang lebih baik dibandingkan dengan kontrol baik fase vegetatif maupun produktif. Perlakuan terbaik selama fase vegetatif hingga 5 bulan setelah tanam adalah P6. Tinggi batang panen, diameter batang panen, jumlah ruas batang, bobot batang dan volume nira pada P6 meningkat 32,2%, 5,5%, 24,0%, 53,2% dan 44,7% lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol. Perlakuan terbaik untuk parameter rendemen gula adalah P5 dan produktivitas gula adalah P6, masing-masing 42,5% dan 70,5% lebih tinggi dibandingkan kontrol. Perlakuan terbaik tersebut mengandung komponen biostimulan yaitu Citorin, Asam Humat dan Mikoriza yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan rendemen gula tanaman tebu Kidang Kencana pada kondisi cekaman kekeringan. [Kata kunci: cekaman kekeringan, varietas Kidang Kencana, biostimulan tanaman, produktivitas, rendemen gula].
Pengaruh biostimulan terhadap toleransi kekeringan dan pertumbuhan tanaman tebu varietas Kidang Kencana di rumah kaca (Effect of biostimulants on drought tolerance and growth of sugarcane var. Kidang Kencana at green house) Dian mutiara AMANAH; Soekarno Mismana PUTRA
Menara Perkebunan Vol. 86 No. 1 (2018): 86 (1), 2018
Publisher : INDONESIAN OIL PALM RESEARCH INSTITUTE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/iribb.jur.mp.v1i1.287

Abstract

Increasing productivity and sugar yield of sugarcane are required to meet the increasing demand for sugar. Biostimulants application is one of the effort to increase the productivity and rendement of sugar, especially at drought stress conditions. The purpose of this study was to determine the effect of biostimulants on the performance of sugarcane var. Kidang Kencana known susceptible to drought stress. The research was conducted in the greenhouse with several biostimulant treatments i.e. P0: Control, P1: Citorin-R, P2: Citorin-R and Citorin-S (1x spray) P3: Citorin-R and Citorin -S (2x spray), P4: Citorin-R, Citorin-S (1x spray) and Humic Acid, P5: Citorin-R, Citorin-S (1x spray), Humic Acid and Mycorrhiza, P6: Citorin-R, Citorin-S (2x spray), Humic Acid and Mycorrhiza. All treatments were subjected with drought stress started from 4 months after planting. The biostimulant treatments resulted in better growth and yield on treated-biostimulan compared to these of control. The best treatment for the vegetative growth and the productive parameters was P6. The plant height, stems diameter, segment number, weight, and sap volume at P6 were respectively 32.2%, 5.5%, 24.0%, 53.2% and 44.7% higher than the control. The best treatment for the sugar yield was P5 and the productivity parameters was P6 respectively, 42.5% and 70.5% higher than the control. The best treatments contained Citorin biostimulant. Humic Acid and Mycorrhiza which increased growth and sugar yield of Kidang Kencana sugarcane at drought stress conditions.[Keywords: drought stress Kidang Kencana variety, plant biostimulant, productivity, sugar yield]. AbstrakPeningkatan produktivitas dan rendemen gula tanaman tebu diperlukan untuk memenuhi kebutuhan gula yang terus meningkat. Aplikasi biostimulan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas dan rendemen gula khususnya pada kondisi tercekam kekeringan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian beberapa produk biostimulan terhadap produktivitas tanaman tebu varietas Kidang Kencana yang rentan cekaman kekeringan. Penelitian dilakukan di rumah kaca dengan perlakuan beberapa perlakuan biostimulan pada tanaman tebu, yaitu P0: Kontrol, P1: Citorin-R, P2: Citorin-R dan Citorin-S (1x semprot) P3: Citorin-R dan Citorin-S (2x semprot), P4: Citorin-R, Citorin-S (1x semprot) dan Asam Humat, P5: Citorin-R, Citorin-S (1x semprot), Asam Humat dan Mikoriza, P6: Citorin-R, Citorin-S (2x semprot), Asam Humat dan Mikoriza. Seluruh perlakuan diberi kondisi cekaman kekeringan pada 4 bulan setelah tanam. Perlakuan biostimulan memberikan pengaruh serta hasil yang lebih baik dibandingkan dengan kontrol baik fase vegetatif maupun produktif. Perlakuan terbaik selama fase vegetatif hingga 5 bulan setelah tanam adalah P6. Tinggi batang panen, diameter batang panen, jumlah ruas batang, bobot batang dan volume nira pada P6 meningkat 32,2%, 5,5%, 24,0%, 53,2% dan 44,7% lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol. Perlakuan terbaik untuk parameter rendemen gula adalah P5 dan produktivitas gula adalah P6, masing-masing 42,5% dan 70,5% lebih tinggi dibandingkan kontrol. Perlakuan terbaik tersebut mengandung komponen biostimulan yaitu Citorin, Asam Humat dan Mikoriza yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan rendemen gula tanaman tebu Kidang Kencana pada kondisi cekaman kekeringan. [Kata kunci: cekaman kekeringan, varietas Kidang Kencana, biostimulan tanaman, produktivitas, rendemen gula].
Acclimatization and early growth of tissue culture-derived Stevia rebaudiana at low altitude area in Bogor, Indonesia (Aklimatisasi dan pertumbuhan awal Stevia rebaudiana asal kultur jaringan pada dataran rendah di Bogor, Indonesia) Masna Maya SINTA; Dian Mutiara AMANAH
Menara Perkebunan Vol. 87 No. 1 (2019): 87 (1), 2019
Publisher : INDONESIAN OIL PALM RESEARCH INSTITUTE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/iribb.jur.mp.v87i1.326

Abstract

Aklimatisasi merupakan masa transisi sebelum kultur in vitro dapat ditanam di lingkungan ex vitro. Di daerah tropis, stevia seyogianya ditanam di dataran tinggi. Pengembangan klon stevia yang sesuai untuk dataran rendah di kawasan tropis sangat penting untuk memungkinkan penggunaan mekanisasi pada pertanaman stevia yang luas. Tujuan penelitian ini adalah menentukan pengaruh kondisi eksplan dan periode hardening terhadap daya hidup dan pertumbuhan pada tahap aklimatisasi dan pertumbuhan awal stevia klon BS 22 pada area terbuka di dataran rendah di wilayah tropis. Penelitian pertama dilangsungkan menggunakan umur tunas yang berbeda: 0, 1, 2, dan 3 minggu yang dikultur pada media padat sebagai sumber bahan eksplan. Penelitian kedua menggunakan satu buku stevia pada periode hardening dalam media cair selama 1, 4, 7 dan 10 hari. Aklimatisasi dilaksanakan dengan menanam eksplan dalam medium tumbuh campuran pada multi-tray dan diletakkan di dalam sungkup plastik tertutup selama 1 bulan. Tanaman yang berhasil hidup kemudian dipindah ke polibeg pada area terbuka dengan sinar matahari penuh. Pengamatan daya hidup dan pertumbuhan dilakukan pada akhir tahap aklimatisasi dan setelah 2 bulan di area terbuka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa eksplan umur 1 minggu yang dikultur pada media padat mempunyai daya hidup tertinggi yakni 83%. Buku tunggal stevia yang dikultur pada medium cair pada tahap hardening selama 4 hari meningkatkan daya hidup menjadi 97% selama aklimatisasi 1 bulan. Setelah aklimatisasi, tinggi tanaman secara rata-rata adalah 2,6 cm dengan 10,6 helai daun. Tanaman yang dipindah ke area terbuka tumbuh pesat dengan tinggi tanaman mencapai 12 cm dengan 30 helai daun dan daya hidup 63% setelah 2 bulan. Hal ini menunjukkan bahwa stevia klon BS 22 mungkin sesuai untuk dataran rendah di daerah tropis.  [Kata kunci: tanaman pemanis, eksplan tunas, tahap hardening, daya hidup, tropika] AbstractAcclimatization is a transition period before in vitro culture can be planted in ex vitro environment. In the tropical region, stevia is should be planted at high altitude areas. The development of stevia clones suitable for low land area in the tropics is important to make it possible to apply mechanization in a large scale stevia plantation. The purpose of this research was to determine the effect of explant conditions and hardening period on survival rate and growth during acclimatization stage and early growth of stevia clone B 22 in an open area at low altitude area in the tropics. The first experiment was conducted using different shoot ages: 0, 1, 2 and 3 weeks cultured on solid media as an explant material source. The second experiment was using single node of stevia in different hardening periods in liquid media for 1, 4, 7 and 10 days.  Acclimatization was carried out by planting the explants on a mixture growing medium in multi-trays and placed inside a closed plastic tunnel for 1 month. The survival rate and growth parameters were observed at the end of acclimatization stage and after 2 months in the open area. The results show that 1-week explant age on solid media had the highest survival rate at 83%. Hardening single node of shoot in a liquid medium for 4 days increased the survival rate to 97% in 1 month acclimatization stage.  After acclimatization, the plant height on average was 2.6 cm with 10.6 leaves. The survived plants planted in an open area grew rapidly to 12 cm in height with 30 leaves and survival rate 63% within 2 months. It indicates that stevia clone BS 22 may suitable for a low altitude area in the tropics. [Key words: sweetener plant, shoot explant, hardening period, survival rate, tropics]