. JOKO-SANTOSO
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Perbanyakan tanaman kina Cinchona ledgeriana Moens. dan C. succirubra Pavon melalui penggandaan tunas aksiler Propagation of cinchona plant Cinchona ledgeriana Moens. and C. succirubra Pavon through axillary buds multiplication . JOKO-SANTOSO; Nurita TORUAN-MATHIUS; U SASTRAPRAWIRA; G SURYATMANA; D SAODAH
E-Journal Menara Perkebunan Vol 72, No 1: Juni 2004
Publisher : INDONESIAN RESEARCH INSTITUTE FOR BIOTECHNOLOGY AND BIOINDUSTRY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.571 KB) | DOI: 10.22302/iribb.jur.mp.v72i1.125

Abstract

SummaryCinchona ledgeriana (Ledger) and C. succirubra (Succi) were industrial commodities which their barks of the trunk  contain alkaloid   used as raw materials in pharmaceutical, food, drug and beverages and chemical industries. The problem  faced in conventional plant propagation are. incompatibilities, high numbers of death caused by transportation, limited numbers and time consume in  plant materials  production. These problems may be  overcome by axillary buds multiplication.  The aim of the experiment were to find out propagation technology of Ledger and Succi by  tissue culture technique.  Experiments were conducted in three consecutive steps, viz the effect of (i) BAP on multiplication and growth of axillary’s bud of Ledger and Succi in vitro culture, (ii) IBA on root initiation and growth, (iii)  growth medium on the growth of plantlets in  acclimatization.The design of the experiments were Complete Randomized Design with 15 (i & ii) and four (iii) replications. The treatments were (i) 0,1,2,3,4, dan 5 mg/L BAP, (ii) 0.0; 0.5; 1.0; 1.5; 2.0; dan 2.5 mg/L IBA, and (iii) mixture of soil and rice husk charcoal (1:1), mixture of soil and compost (1:1),  mixture of soil, rice husk charcoal, and  compost  (1:1:1).  Parameters measured in the experiments were (i) the initiation of buds multiplication rate twice at axillary buds at subculture.  (ii) initiation  and  roots vigor. (iii) numbers of survived  plants and plants vigor. The explant source used derived from two-month old axillary buds cultured in Murashige and Skoog (MS) medium without growth regulator. Results of the experiment showed  that the best shoot multiplication of Ledger  and Succi  was obtained from the application of 3 mg/L BAP, with buds multipli-cation rate 7 buds/explant/month for Ledger, and 3-4 buds/explants/month for succi. The best root initation and root growth were found from the application of 2 mg/L IBA. The highest percentage of survived plantlets (100%) in acclimatization was obtained from mixture of soil and rice husk charcoal (1:1) medium.  Therefore it is  concluded that tissue culture technique could be used for planlet  mass propagation    of  elite C. Ledgeriana and C. Succirubra through axillary bud multiplication.Ringkasan Tanaman kina Cinchona ledgeriana (Ledger) dan C. succirubra (Succi)  merupakan tanaman industri yang mengandung alkaloid di dalam kulit batangnya dan berguna dalam bidang industri farmasi, makanan, minuman dan kimia. Kendala yang dihadapi dalam perbanyakan tanaman kina secara konvensional dengan sistem sambung  adalah inkompatibilitas,    kematian akibat pengangkutan cukup tinggi, jumlah bahan tanam yang diproduksi sangat terbatas dan waktu penyediaan yang cukup lama. Masalah tersebut dapat diatasi dengan menggunakan teknik kultur jaringan. Penelitian ini bertujuan untuk men-dapatkan teknologi perbanyakan tanaman kina Ledger dan Succi dengan teknik kultur jaringan. Penelitian terdiri atas (i) pengaruh BAP terhadap inisiasi dan penggandaan  tunas aksilar, (ii) pengaruh IBA terhadap inisiasi serta pertum-buhan akar planlet,   dan (iii) pengaruh beberapa medium terhadap pertumbuhan planlet dalam aklimatisasi. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap, masing-masing diulang 15 (i & ii)  dan (iii) empat kali. Peubah yang diukur untuk percobaan (i) adalah waktu inisiasi tunas dan laju penggandaan tunas aksiler pada dua  kali  subkulur. (ii)  Waktu  inisiasi  dan vigor akar. (iii) Jumlah tanaman yang bertahan hidup setelah aklimatisasi, serta vigor tanaman. Sumber eksplan yang digunakan adalah tunas aksilar dari kecambah terpilih berumur dua bulan yang dikulturkan dalam medium Murashige dan Skoog tanpa zat pengatur tumbuh. Perlakuan untuk percobaan (i) adalah 0,0; 1,0; 2,0; 3,0; 4,0 dan  5,0 mg/L BAP, (ii) adalah 0,0; 0,5; 1,0; 1,5; 2,0; dan 2,5 mg/L IBA, sedang (iii) adalah medium tanam tanah, tanah : arang sekam (1:1),  tanah : kompos (1:1), tanah : arang sekam : kompos (1:1:1). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa konsentrasi BAP terbaik untuk inisiasi dan penggandaan tunas tanaman kina Ledger dan Succi adalah 3 mg/L BAP, dengan laju penggandaan tujuh tunas/eksplan/bulan untuk Ledger dan 3-4 tunas/eksplan/bulan untuk Succi. Sedang untuk perakaran diperoleh dari medium MS dengan penambahan 2 mg/L IBA. Persentase tertinggi planlet (100%) yang mampu bertahan hidup pada aklimatisasi diperoleh dari medium campuran tanah : arang sekam (1:1). Berdasarkan hasil tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa perbanyakan tanaman kina secara in vitro untuk menghasilkan bibit bermutu dapat dilakukan melalui teknik penggandaan tunas aksiler
Kultur akar rambut Cinchona ledgeriana dan C. succirubra dalam kultur in vitro Hairy root culture of Cinchona ledgeriana and C. succirubra by in vitro culture Nurita TORUAN-MATHIUS; . REFLINI; . NURHAIMI-HARIS; . JOKO-SANTOSO; A PRIANGANI-ROSWIEM
E-Journal Menara Perkebunan Vol 72, No 2: Desember 2004
Publisher : INDONESIAN RESEARCH INSTITUTE FOR BIOTECHNOLOGY AND BIOINDUSTRY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.197 KB) | DOI: 10.22302/iribb.jur.mp.v72i2.123

Abstract

Summary Problems encountered in hairy root culture  of  C. ledgeriana and C. succirubra are low percentage of transformation of explants by Agrobacterium rhizogenes and slow growth of hairy root. The objective of this research was to evaluate the potential of several A. rhizogenes strains for initiation  hairy roots of  C. succirubra and C. ledgeriana, and to obtain the best medium for hairy root culture of Cinchona spesies. Axenic shoot and leaves explants of eight-month-old of C. ledgeriana and  C. succirubra seedlings were inoculated with A. rhizogenes strain ATCC-15834, ATCC-8196,    R-20001, 07-20001, A4, R-MAFFA, TISTR509, TISTR510 and LBA9457. Inoculated explants were cultured in solid MS medium with the addition of 100 mg/L amphicylin. Subculture of the hairy root was performed by transferred of root pieces into fresh liquid basal medium MS, B5, White and Heller. Hairy roots from the best of basal medium were subcultured on the same medium with the addition of 50  and 100 mg/L   L-tryptophane, three or five times concentration of MS vitamins. The integration of T-DNA of   A. rhizogenes in hairy root was confirmed with specific primer for TL and TR-DNA of plasmid by Polymerase Chain Reaction analysis. The results showed that only A. rhizogenes strain  LBA 9457 were effective for  transformation of explants from both Cinchona species. The fastest hairy roots growth were found  in MS medium, while growth in others medium was poor. Hairy roots of  C. ledgeriana has vigor and growth better than hairy roots of C. succirubra. MS with the addition of 50 mg/L  L-tryptophane and  three times the concen-trations of vitamin  is the best medium for hairy root growth and vigor. Hairy roots of  C. succirubra and C. ledgeriana used in this studies were confirmed that hairy roots  contained TL and TR-DNA region of Ri plasmid with molecular weight 780 and 1600 bp.  The results showed that strain of A. rhizogenes, plant species, source of explant and composition of medium affect the initiation, growth, development  and vigor of hairy roots.Ringkasan Masalah dalam kultur akar rambut  C. ledgeriana dan C. succirubra adalah rendahnya tingkat keberhasilan transformasi eksplan dengan Agrobacterium rhizogenesdan pertumbuhannya yang lambat. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi  potensi dari beberapa galur A. Rhizogenes untuk inisiasi, mendapatkan komposisi medium terbaik untuk pertumbuhan akar rambut C. ledgeriana dan C. succirubra, serta konfirmasi terintegrasinya TR dan TL-DNA Ri plasmid ke dalam jaringan eksplan.  Eksplan batang  dan  daun  berasal  dari kecambah aksenik C. ledgeriana dan C. succirubra berumur delapan bulan diinokulasi dengan A. rhizogenes galur 15834, 8196, R-20001, 07-20001, A4, R.MAFFA,TISTR 509, TISTR 510 dan LBA 9457. Eksplan yang sudah diinokulasi dikulturkan dalam medium MS padat. Subkultur dilakukan dengan cara mentransfer potongan ujung akar rambut ke dalam medium cair MS, B5, White dan Heller. Akar rambut dari medium kultur yang terbaik kemudian disubkultur ke dalam medium yang sama dengan penambahan 50 dan 100 mg/L L-triptofan dengan konsentrasi vitamin sebanyak tiga kali dan lima kali dari konsentrasi normal MS. Integrasi T-DNA dalam akar rambut dikonfirmasi meng-gunakan Polymerase Chain Reaction  dengan primer spesifik untuk TL dan TR-DNA plasmid. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa hanya A.rhizogenes galur LB9457 yang efektif menginfeksi eksplan baik batang maupun daun dari kedua spesies kina. Induksi, pertumbuhan dan vigor akar rambut yang terbaik diperoleh dari medium MS dengan penambahan 50 mg/L L-triptofan dan tiga kali konsentrasi vitamin. Hasil konfirmasi akar rambut baik dari batang maupun daun menggunakan PCR, menunjukkan bahwa TL dan TR-DNA dari Ri plasmid  A. rhizogenes mampu menghasilkan pita-pita DNA dengan BM780 dan 1600 pb. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa galur  A. rhizogenes, spesies tanaman, sumber eksplan dan komposisi medium berpengaruh terhadap inisiasi, pertumbuhan,  perkembangan dan vigor akar rambut.
Kultur akar rambut Cinchona ledgeriana dan C. succirubra dalam kultur in vitro Hairy root culture of Cinchona ledgeriana and C. succirubra by in vitro culture Nurita TORUAN-MATHIUS; . REFLINI; . NURHAIMI-HARIS; . JOKO-SANTOSO; A PRIANGANI-ROSWIEM
Menara Perkebunan Vol. 72 No. 2: 72 (2), 2004
Publisher : INDONESIAN OIL PALM RESEARCH INSTITUTE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/iribb.jur.mp.v72i2.123

Abstract

Summary Problems encountered in hairy root culture  of  C. ledgeriana and C. succirubra are low percentage of transformation of explants by Agrobacterium rhizogenes and slow growth of hairy root. The objective of this research was to evaluate the potential of several A. rhizogenes strains for initiation  hairy roots of  C. succirubra and C. ledgeriana, and to obtain the best medium for hairy root culture of Cinchona spesies. Axenic shoot and leaves explants of eight-month-old of C. ledgeriana and  C. succirubra seedlings were inoculated with A. rhizogenes strain ATCC-15834, ATCC-8196,    R-20001, 07-20001, A4, R-MAFFA, TISTR509, TISTR510 and LBA9457. Inoculated explants were cultured in solid MS medium with the addition of 100 mg/L amphicylin. Subculture of the hairy root was performed by transferred of root pieces into fresh liquid basal medium MS, B5, White and Heller. Hairy roots from the best of basal medium were subcultured on the same medium with the addition of 50  and 100 mg/L   L-tryptophane, three or five times concentration of MS vitamins. The integration of T-DNA of   A. rhizogenes in hairy root was confirmed with specific primer for TL and TR-DNA of plasmid by Polymerase Chain Reaction analysis. The results showed that only A. rhizogenes strain  LBA 9457 were effective for  transformation of explants from both Cinchona species. The fastest hairy roots growth were found  in MS medium, while growth in others medium was poor. Hairy roots of  C. ledgeriana has vigor and growth better than hairy roots of C. succirubra. MS with the addition of 50 mg/L  L-tryptophane and  three times the concen-trations of vitamin  is the best medium for hairy root growth and vigor. Hairy roots of  C. succirubra and C. ledgeriana used in this studies were confirmed that hairy roots  contained TL and TR-DNA region of Ri plasmid with molecular weight 780 and 1600 bp.  The results showed that strain of A. rhizogenes, plant species, source of explant and composition of medium affect the initiation, growth, development  and vigor of hairy roots.Ringkasan Masalah dalam kultur akar rambut  C. ledgeriana dan C. succirubra adalah rendahnya tingkat keberhasilan transformasi eksplan dengan Agrobacterium rhizogenesdan pertumbuhannya yang lambat. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi  potensi dari beberapa galur A. Rhizogenes untuk inisiasi, mendapatkan komposisi medium terbaik untuk pertumbuhan akar rambut C. ledgeriana dan C. succirubra, serta konfirmasi terintegrasinya TR dan TL-DNA Ri plasmid ke dalam jaringan eksplan.  Eksplan batang  dan  daun  berasal  dari kecambah aksenik C. ledgeriana dan C. succirubra berumur delapan bulan diinokulasi dengan A. rhizogenes galur 15834, 8196, R-20001, 07-20001, A4, R.MAFFA,TISTR 509, TISTR 510 dan LBA 9457. Eksplan yang sudah diinokulasi dikulturkan dalam medium MS padat. Subkultur dilakukan dengan cara mentransfer potongan ujung akar rambut ke dalam medium cair MS, B5, White dan Heller. Akar rambut dari medium kultur yang terbaik kemudian disubkultur ke dalam medium yang sama dengan penambahan 50 dan 100 mg/L L-triptofan dengan konsentrasi vitamin sebanyak tiga kali dan lima kali dari konsentrasi normal MS. Integrasi T-DNA dalam akar rambut dikonfirmasi meng-gunakan Polymerase Chain Reaction  dengan primer spesifik untuk TL dan TR-DNA plasmid. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa hanya A.rhizogenes galur LB9457 yang efektif menginfeksi eksplan baik batang maupun daun dari kedua spesies kina. Induksi, pertumbuhan dan vigor akar rambut yang terbaik diperoleh dari medium MS dengan penambahan 50 mg/L L-triptofan dan tiga kali konsentrasi vitamin. Hasil konfirmasi akar rambut baik dari batang maupun daun menggunakan PCR, menunjukkan bahwa TL dan TR-DNA dari Ri plasmid  A. rhizogenes mampu menghasilkan pita-pita DNA dengan BM780 dan 1600 pb. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa galur  A. rhizogenes, spesies tanaman, sumber eksplan dan komposisi medium berpengaruh terhadap inisiasi, pertumbuhan,  perkembangan dan vigor akar rambut.
Perbanyakan tanaman kina Cinchona ledgeriana Moens. dan C. succirubra Pavon melalui penggandaan tunas aksiler Propagation of cinchona plant Cinchona ledgeriana Moens. and C. succirubra Pavon through axillary buds multiplication . JOKO-SANTOSO; Nurita TORUAN-MATHIUS; U SASTRAPRAWIRA; G SURYATMANA; D SAODAH
Menara Perkebunan Vol. 72 No. 1: 72 (1), 2004
Publisher : INDONESIAN OIL PALM RESEARCH INSTITUTE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/iribb.jur.mp.v72i1.125

Abstract

SummaryCinchona ledgeriana (Ledger) and C. succirubra (Succi) were industrial commodities which their barks of the trunk  contain alkaloid   used as raw materials in pharmaceutical, food, drug and beverages and chemical industries. The problem  faced in conventional plant propagation are. incompatibilities, high numbers of death caused by transportation, limited numbers and time consume in  plant materials  production. These problems may be  overcome by axillary buds multiplication.  The aim of the experiment were to find out propagation technology of Ledger and Succi by  tissue culture technique.  Experiments were conducted in three consecutive steps, viz the effect of (i) BAP on multiplication and growth of axillary’s bud of Ledger and Succi in vitro culture, (ii) IBA on root initiation and growth, (iii)  growth medium on the growth of plantlets in  acclimatization.The design of the experiments were Complete Randomized Design with 15 (i & ii) and four (iii) replications. The treatments were (i) 0,1,2,3,4, dan 5 mg/L BAP, (ii) 0.0; 0.5; 1.0; 1.5; 2.0; dan 2.5 mg/L IBA, and (iii) mixture of soil and rice husk charcoal (1:1), mixture of soil and compost (1:1),  mixture of soil, rice husk charcoal, and  compost  (1:1:1).  Parameters measured in the experiments were (i) the initiation of buds multiplication rate twice at axillary buds at subculture.  (ii) initiation  and  roots vigor. (iii) numbers of survived  plants and plants vigor. The explant source used derived from two-month old axillary buds cultured in Murashige and Skoog (MS) medium without growth regulator. Results of the experiment showed  that the best shoot multiplication of Ledger  and Succi  was obtained from the application of 3 mg/L BAP, with buds multipli-cation rate 7 buds/explant/month for Ledger, and 3-4 buds/explants/month for succi. The best root initation and root growth were found from the application of 2 mg/L IBA. The highest percentage of survived plantlets (100%) in acclimatization was obtained from mixture of soil and rice husk charcoal (1:1) medium.  Therefore it is  concluded that tissue culture technique could be used for planlet  mass propagation    of  elite C. Ledgeriana and C. Succirubra through axillary bud multiplication.Ringkasan Tanaman kina Cinchona ledgeriana (Ledger) dan C. succirubra (Succi)  merupakan tanaman industri yang mengandung alkaloid di dalam kulit batangnya dan berguna dalam bidang industri farmasi, makanan, minuman dan kimia. Kendala yang dihadapi dalam perbanyakan tanaman kina secara konvensional dengan sistem sambung  adalah inkompatibilitas,    kematian akibat pengangkutan cukup tinggi, jumlah bahan tanam yang diproduksi sangat terbatas dan waktu penyediaan yang cukup lama. Masalah tersebut dapat diatasi dengan menggunakan teknik kultur jaringan. Penelitian ini bertujuan untuk men-dapatkan teknologi perbanyakan tanaman kina Ledger dan Succi dengan teknik kultur jaringan. Penelitian terdiri atas (i) pengaruh BAP terhadap inisiasi dan penggandaan  tunas aksilar, (ii) pengaruh IBA terhadap inisiasi serta pertum-buhan akar planlet,   dan (iii) pengaruh beberapa medium terhadap pertumbuhan planlet dalam aklimatisasi. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap, masing-masing diulang 15 (i & ii)  dan (iii) empat kali. Peubah yang diukur untuk percobaan (i) adalah waktu inisiasi tunas dan laju penggandaan tunas aksiler pada dua  kali  subkulur. (ii)  Waktu  inisiasi  dan vigor akar. (iii) Jumlah tanaman yang bertahan hidup setelah aklimatisasi, serta vigor tanaman. Sumber eksplan yang digunakan adalah tunas aksilar dari kecambah terpilih berumur dua bulan yang dikulturkan dalam medium Murashige dan Skoog tanpa zat pengatur tumbuh. Perlakuan untuk percobaan (i) adalah 0,0; 1,0; 2,0; 3,0; 4,0 dan  5,0 mg/L BAP, (ii) adalah 0,0; 0,5; 1,0; 1,5; 2,0; dan 2,5 mg/L IBA, sedang (iii) adalah medium tanam tanah, tanah : arang sekam (1:1),  tanah : kompos (1:1), tanah : arang sekam : kompos (1:1:1). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa konsentrasi BAP terbaik untuk inisiasi dan penggandaan tunas tanaman kina Ledger dan Succi adalah 3 mg/L BAP, dengan laju penggandaan tujuh tunas/eksplan/bulan untuk Ledger dan 3-4 tunas/eksplan/bulan untuk Succi. Sedang untuk perakaran diperoleh dari medium MS dengan penambahan 2 mg/L IBA. Persentase tertinggi planlet (100%) yang mampu bertahan hidup pada aklimatisasi diperoleh dari medium campuran tanah : arang sekam (1:1). Berdasarkan hasil tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa perbanyakan tanaman kina secara in vitro untuk menghasilkan bibit bermutu dapat dilakukan melalui teknik penggandaan tunas aksiler