Berbagai literature dan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang relevan antara kemiskinan dan kekurangan gizi. Artinya, kemiskinan merupakan salah satu factor yang sangat berpengaruh terhadap status gizi anak. Pemahaman ini mempengaruhi bentuk-bentuk program yang telah dikeluarkan oleh pemerintah untuk menanggulangi masalah kekurangan gizi. Sehingga dapat kita pahami program-program yang telah dilakukan adalah seperti PMT (Pemberian Makanan Tambahan) kepada anak-anak keluarga yang mengalami kekurangan gizi. Makanan tersebut dapat berupa susu, biscuit, telur,dll. Program tersebut dibuat tentu dengan asumsi bahwa anak mengalami kekurangan gizi karena ketidakmampuan (kemiskinan) keluarga untuk memberikan makanan-makanan yang bergizi kepada anak. Pengabdian ini berangakat dari pemahaman yang sama tetapi dengan pendekatan yang berbeda, dimana kemiskinan memang merupakan salah satu factor yang berpengaruh terhadap kekurangan gizi, tetapi pendekatan yang digunakan adalah dari dalam komunitas itu sendiri yaitu pendekatan penyimpangan positif (Positif Deviance). Penyimpangan Positif adalah keluarga miskin dengan kebiasaan dan perilaku tertentu membuat mereka berhasil keluar dari permasalahan kekurangan gizi (memiliki anak dengan status gizi baik).