Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Karakteristik Pertumbuhan Jamur pada Media PDA dengan Metode Pour Plate Anang Juni Yastanto
Indonesian Journal of Laboratory Vol 2 No 2 Tahun 2020
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/ijl.v2i1.54491

Abstract

Jamur memerlukan oksigen untuk pertumbuhannya, sehingga jamur biasanya diinokulasi dengan cara spread plate (digores di permukaan media). Inokulasi juga bisa dilakukan dengan pour plate, yaitu dengan menambahkan mikrobia pada media agar sebelum memadat (suhu 45 °C). Kelemahan dengan metoda pour plate yaitu akan membatasi ketersediaan oksigen dalam medium yang dibutuhkan untuk pertumbuhan jamur. Tujuan dari penelitian ini yaitu 1) mengetahui pertumbuhan miselia jamur pada media secara pour plate, 2) mengetahui waktu inkubasi miselia jamur ketika muncul di permukaan media dan pembentukan spora jamur. Suspensi spora jamur Rhizopus oligosporus diplating dengan dua cara yaitu spread plate dan pour plate dengan menggunakan media PDA (Potato Dextrose Agar), kemudian diinkubasi suhu 30 °C selama 5 hari. Pengamatan dilakukan setiap hari dengan melihat pertumbuhan miselia dan pembentukan sporanya. Hasil menunjukkan bahwa Jamur dapat hidup dengan metoda pour plate dan menghasilkan miselia yang dapat menembus media untuk mencari oksigen. Spora jamur berkecambah di dalam media PDA pada inkubasi 12 jam dan dengan metode pour plate miselia akan muncul ke permukaan media pada inkubasi 24 jam. Setelah 48 jam inkubasi, miselia akan semakin menyebar dan mulai terbentuk sporangium pada kedua metode inokulasi. Spora hitam muncul pada inkubasi hari ke 3 dan akan merata pada inkubasi hari ke 5. Kecepatan pertumbuhan jamur yang ditumbuhkan dengan metoda pour plate tidak berbeda dengan jamur yang ditumbuhkan dengan metoda spread plate.
Evaluasi Waktu Pengeringan pada Metode Freeze Drying terhadap Karakteristik Kacang Tanah, Bawang Putih dan Tomat Menggunakan Alat Labconco FreeZone 2.5 L Wahyu Prasetya; Anang Juni Yastanto
Indonesian Journal of Laboratory Vol 6 No 2 Tahun 2023
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/ijl.v1i2.87724

Abstract

Pengeringan dengan metode beku atau biasa disebut freeze drying menjadi salah satu alternatif pengeringan yang dianggap baik untuk mempertahankan kualitas sampel. Laboratorium Rekayasa Proses salah satu laboratorium yang memfasilitasi penggunaan alat untuk proses pengeringan dengan metode freeze drying. Alat freeze drying yang digunakan ialah Labconco tipe Freezone 2.5 L. Selama ini pengeringan dilakukan secara bersama-sama untuk berbagai macam sampel dengan kadar air yang berbeda selama 2 hari dengan kisaran waktu 30-32 jam. Proses ini tentunya perlu dilakukan evaluasi, apakah kondisi sampel yang berbeda namun dilakukan pengeringan dengan waktu yang sama, didapatkan hasil yang diharapkan oleh peneliti. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan waktu optimal yang dapat digunakan pada pengeringan menggunakan freeze dryer Labconco FreeZone 2.5 L berdasarkan kadar air sampel yang berbeda. Sampel dibekukan kurang lebih selama 24 jam sebelum dilakukan pengeringan dengan freeze dryer, selanjutnya sampel dimasukan ke Labconco FreeZone 2.5 L. Proses pengeringan dilakukan dengan variasi waktu 24, 36 dan 48 jam. Sementara untuk uji kadar air dilakukan dengan mengacu pada metode AOAC 960.52. Hasil menunjukan bahwa pada pengeringan dengan waktu 24 jam, sampel kacang tanah, bawang putih dan tomat berturut-turut memiliki rata-rata kadar air 4,13%±0,28; 25,88%±0,20 dan 38,16%±0,13. Kemudian pengeringan dengan waktu 36 jam berturut-turut rata-rata kadar air menjadi 2,86%±0,01; 8,53%±0,15 dan 29,71%±0,07. Sementara hasil pengeringan dengan waktu 48 berturut-turut rata-rata kadar air sampel 2,62%±0,14; 3,94%±0,92 dan 12,92%±0,09. Dapat disimpulkan bahwa sampel kacang tanah kering dengan waktu 24 jam, kemudian sampel bawang putih kering dengan waktu 36 jam, sementara untuk sampel tomat kering dengan waktu pengeringan minimal 48 jam.