Pada tahun 2017 fenomena imunisasi Measles rubella menarik perhatian publik. Adanya tindakan penolakan dari para orang tua menghasilkan pemberitaan negatif dan mengantarkan Kementerian Kesehatan pada situasi krisis. Public relations merupakan divisi yang berperan untuk melindungi dan mempertahankan reputasi yang dimiliki oleh organisasi melalui tindakan manajemen krisis. Tujuan penelitian ini yaitu ingin mengetahui manajemen krisis yang dilakukan oleh public relations Kementerian Kesehatan yang diperdalam dengan menggunakan Situational Crisis Communication Theory. Metode penelitian yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif dengan menggunakan teknik wawancara mendalam serta mengumpulkan dokumen terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen krisis yang dilakukan oleh public relations Kementerian Kesehatan pada tahap pre-krisis adalah kegiatan monitoring media. Saat krisis terjadi respon yang dilakukan tergolong strategi diminish untuk mengurangi dampak negatif dari peristiwa krisis. Beberapa tindakan yang dilakukan yaitu bekerja sama dengan Komite Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi, penyebaran release melalui website, berkomunikasi dengan Pemerintahan daerah, Dinas Kesehatan daerah, serta memanfaatkan media tradisional dan digital. Pada tahap post-krisis dilakukan dialog dengan Majelis Ulama Indonesia untuk melakukan kajian lebih lanjut mengenai kehalalan vaksin. Kesimpulan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa penanganan krisis terjadi karena perbaikan komunikasi dan kerja sama dengan para stakeholder. Adapun sarannya adalah sebaiknya ketika terjadi perbedaan pemahaman dengan Majelis Ulama Indonesia, public relations Kementerian Kesehatan dapat melakukan komunikasi yang lebih cepat agar masalah segera teratasi.