Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGEMBANGAN KOMPONEN KURIKULUM ARIF SHAIFUDIN; WILDAN NAFI'I
EL WAHDAH Vol. 2 No. 2 (2021): Desember
Publisher : LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35888/elwahdah.v2i2.4630

Abstract

Kurikulum dalam dunia pendidikan memiliki peranan penting dan tidak tergantikan dalam proses pembelajaran sebagai jalan yang harus dilalui setiap peserta didik sehingga berkembang seluruh potensinya. Kurikulum sebagaimana definisi secara modern bukan hanya kumpulan mata pelajaran yang harus dienyam oleh peserta didik, namun ia merupakan keseluruhan kegiatan dan pengalaman yang harus diberikan oleh sekolah kepada peserta didik. Dengan demikian kurikulum secara komprehensif adalah kegiatan yang direncanakan untuk dialami oleh semua peserta didik yang terdiri dari komponen-komponen yang saling terkait. Dinamika perkembangan masyarakat sebagai input pendidikan mengharuskan lembaga pendidikan melaksanakan kegiatan pengembangan komponen-komponennya. Keharusan mengembangkan komponen kurikulum tersebut merupakan bentuk respon dunia pendidikan terhadap tuntutan kebutuhan peserta didik yang terus berkembang. Dengan demikian pendidikan dengan berbagai pengembangan komponen kurikulum yang dilakukan akan tetap relevan dan sejalan dengan karakteristik peserta didik di setiap masanya. Di sinilah peran strategis kurikulum dalam membawa dan mengarahkan pendidikan sehingga tetap berorientasi pada pengembangan potensi peserta didik tanpa kehilangan prinsip dinamis dalam menjawab kompleksitas kebutuhan usernya.
PENDEKATAN FILOSOFIS DALAM STUDI ISLAM Arif Shaifudin; Wildan Nafi'i; M. Muchlish Huda
EL WAHDAH Vol. 3 No. 01 (2022): Juni
Publisher : LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35888/elwahdah.v3i01.4867

Abstract

Islam datang sebagai pedoman kehidupan yang benar untuk semua pemeluknya. Dengan demikian Islam adalah agama yang luas mencakup berbagai dimensi kehidupan umat. Untuk dapat membaca Islam mampu hadir dalam setiap sendi kehidupan maka diperlukan pendekatan yang tepat dalam memaknai Islam. Dengan berbagai pendekatan yang tepat akan tampak Islam yang dinamis dalam memberikan solusi atas berbagai problematika kehidupan umat. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk membaca Islam adalah pendekatan filosofis. Pendekatan filosofis ini merupakan kajian Islam yang berusaha untuk sampai kepada kesimpulan-kesimpulan yang universal dengan meneliti dari akar permasalahannya, metode ini bersifat mendasar dengan cara radikal dan integral karena memperbincangkan sesuatu dari segi esensi atau hakikat sesuatu. Dengan pendekatan filosofis ini diharapkan Islam bukan hanya semacam tradisi dengan hanya kebenaran sosial sebagai ukuran kebenarannya, namun Islam akan tampak kebenarannya secara hakikat. Implementasi pendekatan filosofis ini seperti misalnya ajaran agama Islam mengajarkan agar melaksanakan sholat berjamaah dengan tujuan antara lain agar seseorang dapat merasakan hikmahnya hidup secara berdampingan dengan orang lain, dan lain sebagainya. Makna demikian dapat dijumpai melalui pendekatan yang bersifat filosofis.
Analisis Tindak Tutur/Speech Act pada Kalam Amr/ Kalimat Imperatif Dalam Al-Qur'an Wildan Nafi'i
EL WAHDAH Vol. 5 No. 2 (2024): Desember
Publisher : LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35888/elwahdah.v5i2.6083

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk memetakan makna kata perintah pada ayat-ayat al-Quran dengan memadukan antara ilmu balaghah Ma’aniy dan ilmu bahasa pragmatic. Dalam ilmu ma’aniy, kalam amr bermakna perintah. Namun pada penerapannya kata perintah tidak selalu bermakna perintah. Kalam amr dalam al-Qur’an memiliki beberapa macam bentuk, dan secara semantic memiliki makna yang berbeda-beda. Hasil analisis tindak tutur menunjukkan bahwa kalam amr dalam ayat al-Qur’an selain brmakna perintah, juga memiliki makna doa, petunjuk, berandai, memberi pilihan, memukul rata (sama), melemahkan, mengejek, mengultimatum (tawaran yang pahit), membolehkan, merendahkan/ menyepelekan, menakut-nakuti, memuliakan, menyangkal, memberi kabar yang mengherankan. Berkaitan dengan kalam amr atau imperative ini ada nuansa tindak tutur yang terbagi menjadi tiga yaitu lokusi atau perwujudan formal dari ungkapan, lalu ilokusi yaitu tindakan lain yang ada bersamaan dengan disampaikannya ungkapan itu, lalu perlokusi yaitu apa yang dihasilkan dari tuturan itu kepada pihak lawan tutur.