Articles
The KONTRIBUSI DINASTI FATIMIYAH DI BIDANG PENDIDIKAN: Sebuah Potret Sejarah Pendidikan Islam
Arif Shaifudin
Jurnal Paradigma Vol 14 No 01 (2022): November
Publisher : LP3M Sekolah Tinggi Agama Islam Ma'arif Magetan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
The historical context of Islamic education cannot be repeated, but the values ??of every event in history can continue to be carried and preserved at any time. The current practice of Islamic education cannot be separated from the historical foundations that have long been built in the past. In the midst of the swift global currents that carry cultural content between countries, it becomes a separate threat to Islamic education as a moral and social guardian. Western culture is like a prima donna for the younger generation who are still students. Ironically, Islamic education, which in his view is a pride and belief in its truth for Muslim students, is increasingly being abandoned. This anxiety is enough to make the writer feel compelled to offer interesting facts about the past about Islamic education during the Fatimid era in Africa, Egypt. A dynasty that thrived in various fields after the fall of the Abbasids. We can still feel the fact that the Fatimid era contributed to the world of Islamic education today is Al-Azhar University, which used to be a building in the form of a mosque. During the reign of the caliph al-Aziz, the al-Azhar mosque underwent a fundamental change, namely a mosque which has developed into a university that offers a variety of knowledge.
Upaya KUA Kecamatan Takeran dalam mengatasi pemalsuan data melalui SIMKAH WEB
Dwi Runjani Juwita;
Arif Shaifudin;
Nur Farida Badriyah
El-Wasathiya: Jurnal Studi Agama Vol. 11 No. 1 (2023): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama Madiun
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.35888/el-wasathiya.v11i1.5517
Abstrak : Pemalsuan data terjadi di KUA Kecamatan Takeran yang terjadi karena belum berfungsinya Simkah Web. Pemalsuan akta cerai yang dilakukan oleh seorang mempelai perempuan ini karena adanya celah untuk melakukan pemalsuan itu sendiri. Si calon mempelai perempuan sudah pernah menikah, dan ketika mengurus akta cerai dengan suaminya terdahulu menyerahkan proses perceraiannya kepada calo di Pengadilan Agama sehingga tidak tahu bagaimana prosedur perceraian yang benar seperti apa. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan menggunakan wawancara dan studi dokumentasinya sebagai tehnik pengumpulan data. Dari hasil penelitian yang penulis lakukan bentuk pemalsuan data yang terjadi di KUA Kecamatan Takeran terjadi karena terdapat beberapa faktor diantaranya faktor kurang tahunya hukum, faktor saling percaya, dan faktor diri sendiri. Sedangkan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah pemalsuan data adalah memfokuskan pada isian data calon pengantin. Jika calon pengantin sebelumnya pernah menikah, maka ada data yang harus diisi seperti nomor akta cerai dan nama suami terdahulu sehingga data yang sudah diisikan sudah terhubung dengan aplikasi pemerintah lainnya. Sedangkan hambatan dalam mengaplikasikan Simka Web adalah terbatasnya sumber daya manusia. Kata Kunci : Pemalsuan Data, Simkah Web
RESILIENSI: UPAYA MEMBENTUK ANAK USIA DINI TANGGUH
Arif Shaifudin;
Konik Naimah
EL WAHDAH Vol. 2 No. 1 (2021): Juni
Publisher : LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.35888/elwahdah.v2i1.4440
Anak memiliki dunianya sendiri yang sangat berbeda dengan dunia manusia dewasa, bahkan orang tuanya sekalipun. Berbagai permasalahan yang timbul pada anak maka harus diselesaikan sesuai dunianya, tidak dibenarkan sama sekali manusia dewasa mengintervensinya. Setiap masalah sekecil apapun harus mendapatkan perhatian dan respon yang tepat dari orang tua atau pendidik anak. Namun dalam memberikan bantuan atau respon pada anak yang sedang mengalami masalah dalam pertumbuhan dan perkembangannya harus proporsional, artinya jangan sampai anak justru manja atau ketergantungan terhadap orang di sekitarnya. Karena pada prinsipnya setiap anak memiliki daya tahan terhadap setiap ancaman atau tekanan dari lingkungannya (resiliensi). Resiliensi seperti potensi yang dimiliki oleh setiap anak yang dapat dikembangkan melalui berbagai stimulus, di antaranya seperti pendidikan dengan menanamkan nilai-nilai positif, seperti; kemandirian, saling berbagi, saling menyayangi, tanggung jawab. Pendidik atau orang tua memiliki peran besar dalam mengembangkan potensi resiliensi dalam diri setiap anak dengan mengenali kebutuhan dan keunikan yang dimiliki oleh anak.
PENGEMBANGAN KOMPONEN KURIKULUM
ARIF SHAIFUDIN;
WILDAN NAFI'I
EL WAHDAH Vol. 2 No. 2 (2021): Desember
Publisher : LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.35888/elwahdah.v2i2.4630
Kurikulum dalam dunia pendidikan memiliki peranan penting dan tidak tergantikan dalam proses pembelajaran sebagai jalan yang harus dilalui setiap peserta didik sehingga berkembang seluruh potensinya. Kurikulum sebagaimana definisi secara modern bukan hanya kumpulan mata pelajaran yang harus dienyam oleh peserta didik, namun ia merupakan keseluruhan kegiatan dan pengalaman yang harus diberikan oleh sekolah kepada peserta didik. Dengan demikian kurikulum secara komprehensif adalah kegiatan yang direncanakan untuk dialami oleh semua peserta didik yang terdiri dari komponen-komponen yang saling terkait. Dinamika perkembangan masyarakat sebagai input pendidikan mengharuskan lembaga pendidikan melaksanakan kegiatan pengembangan komponen-komponennya. Keharusan mengembangkan komponen kurikulum tersebut merupakan bentuk respon dunia pendidikan terhadap tuntutan kebutuhan peserta didik yang terus berkembang. Dengan demikian pendidikan dengan berbagai pengembangan komponen kurikulum yang dilakukan akan tetap relevan dan sejalan dengan karakteristik peserta didik di setiap masanya. Di sinilah peran strategis kurikulum dalam membawa dan mengarahkan pendidikan sehingga tetap berorientasi pada pengembangan potensi peserta didik tanpa kehilangan prinsip dinamis dalam menjawab kompleksitas kebutuhan usernya.
PENDEKATAN FILOSOFIS DALAM STUDI ISLAM
Arif Shaifudin;
Wildan Nafi'i;
M. Muchlish Huda
EL WAHDAH Vol. 3 No. 01 (2022): Juni
Publisher : LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.35888/elwahdah.v3i01.4867
Islam datang sebagai pedoman kehidupan yang benar untuk semua pemeluknya. Dengan demikian Islam adalah agama yang luas mencakup berbagai dimensi kehidupan umat. Untuk dapat membaca Islam mampu hadir dalam setiap sendi kehidupan maka diperlukan pendekatan yang tepat dalam memaknai Islam. Dengan berbagai pendekatan yang tepat akan tampak Islam yang dinamis dalam memberikan solusi atas berbagai problematika kehidupan umat. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk membaca Islam adalah pendekatan filosofis. Pendekatan filosofis ini merupakan kajian Islam yang berusaha untuk sampai kepada kesimpulan-kesimpulan yang universal dengan meneliti dari akar permasalahannya, metode ini bersifat mendasar dengan cara radikal dan integral karena memperbincangkan sesuatu dari segi esensi atau hakikat sesuatu. Dengan pendekatan filosofis ini diharapkan Islam bukan hanya semacam tradisi dengan hanya kebenaran sosial sebagai ukuran kebenarannya, namun Islam akan tampak kebenarannya secara hakikat. Implementasi pendekatan filosofis ini seperti misalnya ajaran agama Islam mengajarkan agar melaksanakan sholat berjamaah dengan tujuan antara lain agar seseorang dapat merasakan hikmahnya hidup secara berdampingan dengan orang lain, dan lain sebagainya. Makna demikian dapat dijumpai melalui pendekatan yang bersifat filosofis.
DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM
Arif Shaifudin;
M. Naufal Hassegav
EL WAHDAH Vol. 3 No. 2 (2022): Desember
Publisher : LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.35888/elwahdah.v3i2.5185
Abstrak Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi tidak dapat lagi dihindari. Karenadengan adanya teknologi informasi dan komunikasi, hidup seseorang akan terasa lebih mudah. Sesorang dapat mengirim pesan dengan mudah, mengirim dan mencari informasi dengan cepatdan mudah. Namun dibalik kemudahan tersebut harus diperhatikan apa saja dampak negatif dari teknologi informasi dan komunikasi terhadap remaja khususnya pada peserta didik. Dalamera teknologi informasi dan komunikasi ini, setiap usaha dan kegiatan serta tindakan yang disengaja untuk mencapai suatu tujuan harus mempunyai landasan tempat berpijak yang baik dan kuat. Pendidikan Islam sebagai suatu usaha membentuk manusia, harus mempunyai landasan ke mana semua kegiatan dan semua perumusan tujuan pendidikan Islam itu dihubungkan. Pendidikan agama Islam mengatasi pengaruh negatif era teknologi informasi dan komunikasi pada remaja adalah para pendidik utamanya bagi orang tua atau masyarakat yang memberikan bekal ilmu agama Islam terhadap remaja agar mereka dapat membentengi dirinya sendiri dalam bersikap, berfikir, dan bertindak sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang digariskan oleh Allah SWT. untuk keselamatan hidupnya. Kata kunci : Teknologi informasi, Pendidikan Islam
Manajemen dan kepemimpinan sekolah
Arif Shaifudin;
Muhammad Muchlish Huda
EL WAHDAH Vol. 4 No. 1 (2023): Juni
Publisher : LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.35888/elwahdah.v4i1.5483
Abstrak: Manajemen adalah sebuah keharusan bagi lembaga pendidikan yang menginginkan tata kelola yang baik. Fungsi manajemen yang secara umum mengikuti alur planning, organizing, actuating, dan controlling merupakan gambaran utuh proses berjalannya sebuah lembaga pendidikan. Garansi berjalan tidaknya fungsi-fungsi manajemen ini ditentukan oleh pengambilan keputusan yang tepat dan hanya bisa dilakukan oleh pemimpin lembaga pendidikan yang cakap. Dibutuhkan kepemimpinan yang tepat dengan tiga kemampuan yang melekat dalam diri pemimpin, yaitu kemampuan teknis, kemampuan koodinatif, dan kemampuan konseptual. Keterampilan teknis (tehnical skill) Keterampilan ini meliputi pengetahuan khusus tentang keuangan, penjadwalan, pembelajaran, kostruksi dan pemeliharaan fasilitas. Keterampilan dalam melakukan hubungan kemanusiaan (human skill). Keterampilan ini diperlukan agar hubungan antara kepala sekolah dengan guru-guru dapat terjalin dengan baik dan suasana manusiawi kepala sekolah dituntut untuk dapat bekerja lebih efektif dan efisien dengan bawahan dalam hal ini guru-guru serta seluruh staf tata usaha. Keterampilan konseptual (conceptual skill). Keterampilan konseptual ini berkaitan dengan cara kepala sekolah memandang. Kepala sekolah sebagai proses kerja administrasi yang mengaitkan dengan unsur-unsur perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi. Kata Kunci: manajemen, kepemimpinan, sekolah
ANALISIS ORIENTASI MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)
Arif Shaifudin
EL WAHDAH Vol. 4 No. 02 (2023): Desember
Publisher : LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.35888/elwahdah.v4i02.5569
Materi Pendidikan agama Islam merupakan materi yang wajib diberikan kepada siswa pada semua jenjang. Namun ironisnya, materi pendidikan agama Islam ini masih dianggap sebelah mata dan cenderung dianggap sebelah mata oleh dunia Pendidikan umumnya. Hal ini dibuktikan dengan materi pendidikan agama Islam ini belum mejadi salah satu materi di antara materi lain yang menjadi penilaian utama kompetensi siswa ketika kenaikan atau kelulusan pada jenjang tertentu. Padahal jika kita mau jujur dengan kondisi generasi bangsa yang walau secara kognitif bisa dibilang baik, namun sudah menjadi fenomena dan realitas social bahwa generasi bangsa ini miskin karakter. Materi pendidikan agama Islam yang memiliki orientasi pembangunan karakter siswa dengan menggunakan nilai-nilai agama sebagai referensi utama harusnya dipertimbangkan untuk menjadi bahan utama standar karakter seluruh siswa saat mereka akan naik kelas atau lulus dari jenjang pendidikan tertentu. Sejauh ini aspek kognitif siswa seakan dianggap sebagai hal yang tidak penting untuk secara ringan dan cenderung diremehkan cukup diisi seadanya saja tanpa melihat kondisi objektif siswa dan melihat agama sebagai parameternya. Lebih jauh lagi, materi Pendidikan agama Islam sebenarnya juga mengcover aspek perkembangan siswa sebagaimana mata Pelajaran lainnya. Semisal materi fikih ibadah yang memiliki orientasi dalam mengembangkan aspek kognitif dan psikomotorik. Kemudian materi akhlak yang tentu saja untuk perkembangan afektif.
Pendidikan Sebagai Sistem dan Peran Sosial Budaya Dalam Pendidikan
Arif Shaifudin
EL WAHDAH Vol. 5 No. 2 (2024): Desember
Publisher : LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.35888/elwahdah.v5i2.6077
Pendidikan sebagai usaha sadar untuk memanusiakan manusia, dalam proses pendidikan bukanlah menjadi tugas utama bagi sekolah saja, tetapi semua unsur harus memiliki peran yang sama dalam memajukan pendidikan. Semua unsur harus memiliki andil dan terhubung antar unsur dalam pengembangan lembaga pendidikan atau proses keberlangsungan suatu pendidikan. Secara umum sistem diartikan sebagai kumpulan/grup/ komponen apapun yang saling berhubungan satu sama lain, dan bekerjasama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan tertentu. Pendidikan sebagai suatu sistem merupakan pendidikan sendiri terdiri dari elemen- elemen atau unsur- unsur pendididkan yang dalam kegiatannya saling terkait secara fungsional, sehingga terjadinya satu kesatuan yang terpadu, saling berhubungan dan diharapkan dapat mencapai tujuan.
PEMIKIRAN PENDIDIKAN AL-GHAZALI DAN RELEVANSINYA TERHADAP DIMENSI, ELEMEN DAN SUBELEMEN PROFIL PELAJAR PANCASILA PADA KURIKULUM MERDEKA
Arif Shaifudin
El-Wasathiya: Jurnal Studi Agama Vol. 12 No. 1 (2024): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama Madiun
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.35888/el-wasathiya.v12i1.6141
Kurikulum pendidikan Islam terus mengalami dinamika perubahan sebagai bentuk Upaya menjawab kompleksitas kebetuhan masyarakat akan pendidikan. Namun demikian, dalam perspektif historis jejak kurikulum pendidikan Islam tetap memiliki benang merah dengan gagasan pemikiran para tokoh terdahulu. Bahkan terkadang produk pemikiran tokoh terdahulu tersebut justru menjadi fondasi perkembangan kurikulum pendidikan Islam saat ini. Peneitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan relevansi pemikiran Al-Ghazali tentang materi pendidikan Islam terhadap Dimensi, Elemen Dan Subelemen Profil Pelejar Pancasila Pada Kurikulum Merdeka. Untuk mencapai tujuan penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian pustaka dengan pendekatan metode analisis isi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemikiran Imam al-Ghazali tentang materi pendidikan Islam memiliki relevansi yang cukup signifikan Dimensi, Elemen dan Subelemen Profil Pelajar Pancasila pada Kurikulum Merdeka, di mana relevansinya tampak pada adanya kesamaan substansi materi pendidikan Islam yang harus diberikan kepada peserta didik baik dalam pandangan Al-Ghazali maupun kebijakan Kurikulum Merdeka tentang Dimensi, Elemen dan Subelemen Profil Pelajar Pancasila pada Kurikulum Merdeka. Di antara buktinya adalah dengan adanya Dimensi Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berahlak Mulia, Elemen (a) akhlak beragama; (b) akhlak pribadi; (c) akhlak kepada manusia; (d) akhlak kepada alam; dan (e) akhlak bernegara, dan Subelemen pada setiap fasenya.