Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kajian Penerapan Faktor yang Mempengaruhi Akurasi Penentuan Kadar Air Metode Thermogravimetri Ahmad Daud; Suriati Suriati; Nuzulyanti Nuzulyanti
Lutjanus Vol 24 No 2 (2019): Lutjanus Edisi Desember
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/jlpp.v24i2.79

Abstract

Kadar air adalah salah satu metode uji laboratorium kimia yang sangat penting dalam industri pangan untuk menentukan kualitas dan ketahanan pangan terhadap kerusakan yangmungkin terjadi . Pengukuran kadar air dalam bahan pangan dapat ditentukan dengan beberapa metode, yaitu: dengan metode pengeringan ( thermogravimeri ), metode destilasi ( thermovolumetri ), metode fisis dan metode kimiawi ( Karl Fischer Method ). Pada umumnya penentuan kadar air bahan pangan dilakukan dengan mengeringkan bahan dalam oven suhu 105-1100C selama 5 jam atau sampai diperoleh berat konstan. Metode ini dikenal dengan metode pengeringan atau metode thermogravimetri yang mengacu pada SNI 01-2354.2-2006. Pada metode penentuan kadar air secara Thermogravimetri ini terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi akurasi penentuan kadar air bahan, yaitu: Suhu dan kelembaban ( RH ) ruang kerja / laboratorium, Suhu dan tekanan udara pada ruang oven, Ukuran dan struktur partikel sampel, Ukuran wadah / botol timbang ( ratio diameter : tinggi ). Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengkaji faktor suhu dalam ruang oven, ukuran partikel sampel, serta bentuk wadah / botol timbang yang digunakan yang dapat mempengaruhi akurasi penentuan kadar air metode thermogravimetri. Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian iniadalah rancangan acak lengkap faktorial dengan beberapa faktor perlakuan : A = Suhu udara pada ruang oven (A1 = 100oC, A2 = 105oC, A3 = 110oC). B = Ukuran wadah / botol timbang (B1 = Cawan Porselin Diameter 5 cm : Tinggi 4,5 cm, Volume 50 ml, B2 = Cawan Porselin Diameter 4 cm : Tinggi 4 cm, Volume 30 ml, B3 = Cawan Porselin Diameter 4 cm : Tinggi 3,5 cm, Volume 25 ml. C = Ukuran partikel sampel (C1 = 50 mesh, C2 = 100 mesh,C3 = 120 mesh). Hasil Analisis menunjukkan perlakuan suhu dalam ruang oven, ukuran partikel sampel,ukuran wadah atau botol timbang berpengaruh nyata terhadap kadar air tepung ikan (p ˂ 0,05).
MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN PADA PEMBESARAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Rezkyana Amalia; Amrullah Amrullah; Suriati Suriati
Prosiding Seminar Nasional Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Vol 1 (2018): Prosiding Seminar Nasional Pertama Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Tekno
Publisher : Yayasan Pendidikan dan Research Indonesia (YAPRI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.878 KB)

Abstract

Salah satu jenis ikan yang sangat banyak dibudidayakan saat ini adalah ikan nila (Oreochromis niloticus). Budidaya ikan nila diminati oleh pembudidaya ikan karena mudah dipelihara, laju pertumbuhan dan perkembangbiakannya cepat, serta tahan terhadap gangguan hama dan penyakit. Meskipun ikan nila merupakan komoditas yang mudah dibudidayakan terdapat beberapa faktor yang dapat menghambat keberhasilan produksi ikan nila, yaitu penyediaan makanan alami secara berkesinambungan. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan budidaya adalah pakan. Pakan merupakan biaya terbesar dalam pemeliharaan ikan, biasanya berkisar 60-75% dari total biaya produksi. Berdasarkan hal tersebut maka kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh manajemen pemberian pakan pada pembesaran ikan nila di kolam beton. Metode pelaksanaan adalah mengamati pertumbuhan ikan nila selama masa pemeliharaan, kelangsungan hidup (Surviral Rate SR) dan parameter kualitas air. Hasil yang diperoleh adalah dengan melakukan manajemen pemberian pakan pada pembesaran ikan nila, akan menghasilkan biomassa sebesar 504 kg dengan bobot rata-rata 180 gr/ekor dan tingkat kelangsungan hidup ikan sebesar 93,2 %. Hal tersebut menunjukkan bahwa dengan penerapan manajemen pemberian pakan yang didukung oleh parameter kualitas air yang optimal akan menghasilkan tingkat kelangsungan hidup ikan yang tinggi.