Ahmad Syauqi Hidayatillah
Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Relasi Kualitas Batubara dengan Lingkungan Pengendapan Pit South Pinang dan Sekitarnya, PT. Kaltim Prima Coal, Sangatta Utara, Kutai Timur, Kalimantan Timur Givandi Aditama; Henarno Pudjihardjo; Ahmad Syauqi Hidayatillah
Jurnal Geosains dan Teknologi Vol 1, No 1 (2018): Maret 2018
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1310.034 KB) | DOI: 10.14710/jgt.1.1.2018.34-40

Abstract

Total sulfur adalah salah satu parameter untuk menentukan kualitas batubara, dan tinggi rendahnya nilai total sulfur salah satunya dipengaruhi oleh lingkungan pengendapan batuan pengapit serta batubara itu sendiri. Abu dalam batubara merupakan material pengotor yang tersisa setelah proses pembakaran, sehingga keterdapatan abu dapat menurunkan kualitas batubara. Penelitian ini dilaksanakan pada area Pit South Pinang dan sekitarnya yang tersusun dari Formasi Balikpapan. Observasi lapangan serta Measuring Stratigraphy (MS) dilakukan untuk mengetahui kondisi geologi daerah penelitian. Properti batubara, yang diketahui berdasarkan hasil analisis proksimat dan ultimat dari sampel sumur bor, menjadi parameter yang dianalisis untuk menginterpretasikan lingkungan pengendapan batubara di daerah penelitian. Dijumpai empat satuan litologi pada daerah penelitian dari yang tertua hingga yang termuda yaitu Satuan Batulempung Karbonan Sisipan Batugamping, Satuan Batulempung Sisipan Batupasir-Batubara, Satuan Batupasir Sisipan Batulanau dan Dataran Aluvial. Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan, dapat diinterpretasikan bahwa satuan pembawa batubara, yaitu Satuan Batulempung Sisipan Batupasir-Batubara terendapkan pada lingkungan Transitional Lower Delta Plain. Batubara pada daerah penelitian berdasarkan ASTM D388-99 diklasifikasikan sebagai High Volatile C Bituminous Coal. Berdasarkan hubungan antara kondisi geologi dengan nilai total sulfur dan abu yang terdapat pada Pit South Pinang, lingkungan pengendapan cukup berpengaruh terhadap nilai total sulfur dan abu, semakin besar pengaruh air laut, nilai total sulfur dan abu menjadi lebih tinggi.
Hubungan Antara Fasies Batugamping Terhadap Kualitasnya Sebagai Bahan Baku Semen Portland Menurut Kadar CaO dan Senyawa Terkait di Kuari B dan C, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Unit Palimanan, Cirebon Ahmad Syauqi Hidayatillah; Tri Winarno; Rofiatun Khasanah
Jurnal Geosains dan Teknologi Vol 3, No 1 (2020): Maret 2020
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1307.317 KB) | DOI: 10.14710/jgt.3.1.2020.1-11

Abstract

Batugamping merupakan sumberdaya alam kategori bahan galian industri nonlogam. Penelitian mengenai fasies dan kualitas batugamping di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Unit Palimanan dilakukan untuk mengetahui hubungan antara jenis fasies terhadap kualitas batugamping sebagai bahan baku semen portland. Penelitian dilakukan dengan pengamatan sampel batugamping secara makroskopis dan mikroskopis terhadap 20 singkapan batugamping Kuari B dan C. Setiap singkapan batugamping dilakukan pengambilan sampel hand speciment untuk analisis kualitas kimia menggunakan X-Ray Fluorescence dan analisis fasies lebih spesifik. Hasil analisis menyatakan bahwa batugamping Kuari B diklasifikasikan menjadi 3 fasies, yaitu packstone, bafflestone, dan rudstone yang terbentuk pada zonasi fasies reef core dan back-reef lagoon. Batugamping Kuari C diklasifikasikan menjadi 4 fasies, yaitu mudstone, wackestone, packstone, dan grainstone yang terbentuk pada zonasi fasies back-reef lagoon. Analisis kualitas kimia menunjukkan bahwa 8 sampel batugamping Kuari B berkualitas baik (kadar CaO>49%), sedangkan pada Kuari C didapati sebanyak 8 sampel berkualitas baik (kadar CaO >49%), 2 sampel berkualitas sedang (kadar CaO 40-49%) dan 2 sampel berkualitas rendah (kadar CaO<40%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis fasies batugamping yang bersifat grain supported seperti grainstone, packstone, bafflestone, dan rudstone cenderung menghasilkan batugamping dengan kualitas baik, sedangkan fasies batugamping yang bersifat matrix supported seperti mudstone dan wackestone akan menghasilkan batugamping dengan kualitas yang lebih buruk.
Pemetaan Bawah Permukaan dan Analisis Tektonostratigrafi, Blok Ariati, Cekungan Jawa Timur Vydia Ridha Ariati; Fahrudin Fahrudin; Ahmad Syauqi Hidayatillah; Rizzasila Widiartha
Jurnal Geosains dan Teknologi Vol 2, No 1 (2019): Maret (2019)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2018.404 KB) | DOI: 10.14710/jgt.2.1.2019.1-12

Abstract

Cekungan Jawa Timur adalah salah satu cekungan minyak dan gas bumi di Indonesia. Analisis tektonostratigrafi pada cekungan ini dilakukan untuk mengetahui kontrol tektonik terhadap pengendapan yang terjadi melalui pemetaan bawah permukaan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif analitis dengan data yang digunakan adalah data sumur, data checkshot, data cutting, data core, dan data penampang seismik 2D. Pada sumur VRA-1 terbagi menjadi 4 formasi, sedangkan pada sumur VRA-2 terbagi menjadi 2 formasi. Sikuen stratigrafi dan lingkungan pengendapan diinterpretasi dari masing-masing formasi. Formasi Kujung dan Formasi Tuban Karbonat terendapkan di isolated platform, Formasi Tuban Shale terendapkan di isolated platform, Formasi Ngrayong terendapkan di shelf, dan Formasi Wonocolo terendapkan di deep marine. Pada daerah penelitian ditemukan sesar inversi dan sesar naik dengan arah relatif timur-barat mengikuti Pola Sakala. Struktur ini mempengaruhi pengendapan Blok Ariati, Cekungan Jawa Timur. Secara tektonostratigrafi, daerah penelitian terdiri dari tiga fase. Fase pertama adalah fase prerift yang menghasilkan batuan dasar. Fase kedua adalah fase synrift yang menghasilkan unit batuan karbonat (Formasi Kujung dan Formasi Tuban Karbonat). Sedangkan fase ketiga adalah fase postrift atau syn-inversion yang menghasilkan Formasi Tuban Shale, Formasi Ngrayong, dan Formasi Wonocolo.
Analisis Rembesan Pada Perencanaan Pembangunan Bendungan Logung, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah Heni Setyawati; Najib Najib; Ahmad Syauqi Hidayatillah
Jurnal Geosains dan Teknologi Vol 1, No 3 (2018): November 2018
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2183.033 KB) | DOI: 10.14710/jgt.1.3.2018.99-106

Abstract

Bendungan termasuk kedalam heavy construction sehingga bendungan menyimpan potensi bahaya yang besar dan memiliki resiko kerusakan fisik serta kegagalan fungsi. Salah satu kerusakan fisik serta kegagalan fungsi pada bendungan adalah erosi akibat mengalirnya air melalui lubang-lubang pada pondasi (piping). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui debit air bendungan yang merembes melewati as bendungan pada keadaan muka air normal dan banjir, serta mengetahui nilai faktor keamanan bendungan dari bahaya piping. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi lapangan meliputi pemetaan geologi, pengukuran geolistrik dan pemboran inti, serta perhitungan Faktor Keamanan (FK). Sampel inti batuan diuji di laboratorium untuk mengetahui sifat fisik dan mekanika tanah terutama nilai specific gravity dan void ratio. Perhitungan FK menggunakan simulasi dengan input muka air normal dan muka air banjir. Berdasarkan hasil dari pemetaan geologi, permukaan lokasi penelitian disusun oleh batupasir tuffan, tuff, dan breksi. Pengukuran geolistrik dan pemboran inti menunjukkan bahwa bagian bawah permukaan dari lokasi penelitian tersusun oleh tuff yang mendominasi bagian atas dan batupasir tuffan mendominasi bagian bawah. Debit rembesan sebelum grouting pada keadaan muka air normal adalah sebesar 14,33 m3/hari dan berubah menjadi 9,49 m3/hari, debit rembesan sebelum grouting pada kondisi muka air banjir sebesar 15,32 m3/hari dan berubah menjadi 10,17 m3/hari. Nilai faktor keamanan piping Bendungan Logung pada saat sebelum di grouting adalah 1,38 dan naik menjadi 4,77 setelah di grouting.
Pemetaan Bawah Permukaan dan Perhitungan Cadangan Hidrokarbon Formasi Baturaja, Lapangan Mawar, Cekungan Sumatera Selatan Dina Kusumawardani; Yoga Aribowo; Ahmad Syauqi Hidayatillah; Fahri Usmani
Jurnal Geosains dan Teknologi Vol 1, No 1 (2018): Maret 2018
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1128.899 KB) | DOI: 10.14710/jgt.1.1.2018.25-33

Abstract

Lapangan Mawar Formasi Baturaja merupakan lapangan yang terletak di Cekungan Sumatra Selatan. Cekungan ini merupakan salah satu cekungan di Indonesia yang memiliki potensi sumber daya hidrokarbon. Studi pemetaan bawah permukaan diperlukan dalam kegiatan eksplorasi untuk mengetahui keadaan geologi dan jebakan minyak melalui data seismik. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui litologi dan stratigrafi, struktur geologi, dan sebaran reservoir dari data inti batuan dan petrografi, log dan seismik. Kemudian untuk mengetahui fasies karbonat yang ada pada Formasi Baturaja dari analisis fasies seismik dan validasi data inti batuan dan petrografi, dan juga mengetahui cadangan hidrokarbon pada reservoir Baturaja, Lapangan Mawar, Cekungan Sumatra Selatan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode ini dilakukan dengan melakukan studi literatur, studi kasus dan analisis data. Analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif untuk menentukan jenis litologi, korelasi stratigrafi, korelasi struktural dan analisis data seismik 2D. Analisis data seismik 2D dilakukan dengan picking fault dan picking horizon yang digunakan sebagai dasar interpretasi geologi bawah permukaan dan analisis fasies karbonat pada reservoir Formasi Baturaja, Lapangan Mawar. Berdasarkan dari hasil pengolahan dan analisis data, diinterpretasikan litologi penyusun Formasi Baturaja, Lapangan Mawar yaitu batugamping dari carbonate shelf. Analisis kualitatif, ditemukan zona prospek hidrokarbon pada lapangan Mawar berada pada puncak antiklin dengan perhitungan cadangan yang ada pada reservoir Formasi Baturaja sebesar 188.905.829,38 STB.