Raynol Simorangkir
Universitas Diponegoro

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum) TERHADAP TINGKAT PENCEGAHAN INFEKSI BAKTERI Vibrio harveyi DAN KELULUSHIDUPAN IKAN NILA SALIN (Oreochromis niloticus) Raynol Simorangkir; Sarjito Sarjito; Alfabetian Harjuno Condro Haditomo
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture Vol 4, No 2 (2020): SAT edisi September
Publisher : Departemen Akuakultur FPIK UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sat.v4i2.4576

Abstract

Vibrio harveyi merupakan salah satu agen pembawa penyakit vibriosis yang menjadi penyebab kematian masal dalam budidaya ikan bersalinitas baik pembenihan maupun pembesaran. Bawang putih (Allium sativum) sebagai salah satu tanaman obat terbukti memiliki aktivitas antibakteri terhadap spektrum luas bakteri Gram positif maupun Gram negatif, sehingga berpotensi dijadikan antibiotik alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penambahan  ekstrak bawang putih (A. sativum) pada pakan terhadap kelulushidupan ikan nila salin (Oreochromis niloticus) yang diinfeksi oleh bakteri V.harveyi. Penelitian dilakukan dengan metode eksperiman menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Parameter yang diamati yaitu kelulushidupan (survival rate/SR), total leukosit, dan gejala klinis secara morfologi ikan nila salin yang diinfeksi bakteri V.harveyi. Total ikan uji sebanyak 120 ekor dengan panjang rata-rata ± 10 cm. Perlakuan yang diberikan yaitu A (0 ppm), B (50 ppm), C (100 ppm), dan D (150 ppm) didapat berdasarkan hasil uji pendahuluan berupa uji zona hambat. Pergantian air dilakukan setiap 3 kali sehari  sebanyak 30% dari air pemeliharaan selama 14 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ekstrak bawang puith berpengaruh nyata terhadap kelulushidupan (p<0,05). Perlakuan D (150 ppm) menunjukkan kelangsungan hidup tertinggi (68,15%), diikuti perlakuan C (66,67%), B (62,96%) dan A (48,15%). Konsentrasi terbaik ditunjukkan oleh perlakuan D yaitu 150 ppm.