Toilet training diperkenalkan pada usia 2-4 tahun dikarenakan pada usia ini, otot-otot sudah dapat menahan kandung kemihnya dan anak sudah dapat menyampaikan keinginan untuk BAK/BAB yang dirasakan. Selain itu, anak sudah cukup siap secara fsik, emosi dan psikologis untuk berlatih toilet training. Hal lain yang mempengaruhi keberhasilan proses toilet training yaitu waktu yang tepat dan dukungan lingkungan sekitar seperti orangtua atau pengasuh saat dirumah, dan guru saat anak berada di sekolah. Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberikan ilmu kepada guru TK sehingga dapat berperan dengan baik dan tepat dalam proses pelaksanaan toilet training pada anak. Metode pelaksanaan kegiatan menjelaskan solusi yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan yang dilakukan adalah koordinasi, rekriutmen, sosialisasi dan pemberian edukasi, simulasi, monitoring dan evaluasi. Adanya edukasi dan pengoptimalan peran guru di TK ABA kacamatan Tegalrejo sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan guru dalam pendampingan proses toilet training pada anak sehingga diharapkan dapat menghasilkan luaran yang positif. Hasil: kegiatan sosialisasi berjalan dengan baik dan lancar, evaluasi dan monitoring dilakukan 1 minggu setelah pemberian edukasi hasilnya guru dapat melakukan pendampingan toilet training pada anak saat berada di sekolah. Luaran kegiatan berupa tekad yang kuat dan kesadaran guru tentang pentingnya peran guru dalam stimulasi anak untuk toileting, peningkatan pengetahuan dan ketrampilan guru dalam pendampingan toileting pada anak diharapkan dapat berjalan dengan baik agar meningkatkan kemandirian anak dan derajat kesehatan anak. dapat tercapai.