Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

The Prevalence Description of Stunting among Toddlers Luluk Khusnul Dwihestie; Luluk Rosida
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 10 No 4 (2020): Oktober 2020
Publisher : LPPM STIKES KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/pskm.v10i4.908

Abstract

Growth is an indicator of a child's health, nutritional status, and genetic background. Currently, the problem of nutrition in children under five is stunting or often known as short toddlers. In 2017, the highest prevalence of children under five in Special Region of Yogyakarta occurred in Sleman district, namely 20.60%. Moyudan Primary Health Care, Sleman Regency, is 1 of 10 Public Health centers where there were still high numbers of children under five with stunting. The impact of stunting is not only a disruption of children's physical growth, but also affects the pattern of children's brain growth. This study aims to determine the prevalence of stunting under five. This type of observation was descriptive research. The population of all children under five who were stunted and were in the working area of ​​ Moyudan Primary Health Care of Sleman Yogyakarta. The sampling with total sampling technique, obtained 1,770 stunting toddlers. Data collection used secondary data, namely medical records. Univariate data analysis with frequency distribution. Based on the research results indicated that the description of nutritional status in Sumber Agung village, the working area of ​​Moyudan Primary Health Care, Sleman Yogyakarta, in 2019, namely 1.88% male toddlers and 1.5% very short female toddlers. Sumber Rahayu village, there were 1.7% male and 0.63% and very short female toddlers. Sumber Rahayu village had 1.43% male toddlers and 0.52% female toddlers. Sumber Sari village contained 2.01% male toddlers and 1.02% very short female toddlers.
Sosialisasi Peran Guru Dalam Pendampingan Toilet Training Pada Anak Di Tk Aba Tegalrejo Yogyakarta Eka Fitriyanti; Luluk Khusnul Dwihestie
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 11th University Research Colloquium 2020: Bidang Pengabdian Masyarakat
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.991 KB)

Abstract

Toilet training diperkenalkan pada usia 2-4 tahun dikarenakan pada usia ini, otot-otot sudah dapat menahan kandung kemihnya dan anak sudah dapat menyampaikan keinginan untuk BAK/BAB yang dirasakan. Selain itu, anak sudah cukup siap secara fsik, emosi dan psikologis untuk berlatih toilet training. Hal lain yang mempengaruhi keberhasilan proses toilet training yaitu waktu yang tepat dan dukungan lingkungan sekitar seperti orangtua atau pengasuh saat dirumah, dan guru saat anak berada di sekolah. Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberikan ilmu kepada guru TK sehingga dapat berperan dengan baik dan tepat dalam proses pelaksanaan toilet training pada anak. Metode pelaksanaan kegiatan menjelaskan solusi yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan yang dilakukan adalah koordinasi, rekriutmen, sosialisasi dan pemberian edukasi, simulasi, monitoring dan evaluasi. Adanya edukasi dan pengoptimalan peran guru di TK ABA kacamatan Tegalrejo sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan guru dalam pendampingan proses toilet training pada anak sehingga diharapkan dapat menghasilkan luaran yang positif. Hasil: kegiatan sosialisasi berjalan dengan baik dan lancar, evaluasi dan monitoring dilakukan 1 minggu setelah pemberian edukasi hasilnya guru dapat melakukan pendampingan toilet training pada anak saat berada di sekolah. Luaran kegiatan berupa tekad yang kuat dan kesadaran guru tentang pentingnya peran guru dalam stimulasi anak untuk toileting, peningkatan pengetahuan dan ketrampilan guru dalam pendampingan toileting pada anak diharapkan dapat berjalan dengan baik agar meningkatkan kemandirian anak dan derajat kesehatan anak. dapat tercapai.
Kesiapan Menikah Wanita Usia Subur Di Desa Pulutan Wonosari Gunungkidul Yogyakarta Fransiska Anna Widyaningrum; Luluk Khusnul Dwihestie
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 11th University Research Colloquium 2020: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (148.011 KB)

Abstract

Indonesia merupakan negara dengan persentase pernikahan usia muda cukup tinggi. Perempuan Indonesia yang menikah sebelum usia 18 tahun mengalami peningkatan sebesar 2,9% dari tahun 2015-2017. Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terdapat tiga kabupaten dengan persentasi kasus pernikahan dini sangat tinggi, salah satunya kabupaten Gunungkidul. Pada tahun 2015 terdapat sebanyak 47,54% atau 184 kasus remaja yang mengajukan dispensasi pernikahan di usia yang sangat muda. Kurangnya kesiapan dalam pernikahan usia muda dapat meningkatkan angka kematian ibu dan bayi, resiko komplikasi kehamilan serta meningkatkan resiko serviks bagi perempuan karena hubungan seksual dilakukan pada saat organ reproduksi belum matang. Dilihat dari kesiapan emosi, peran, dan sosial, dalam rumah tangga yang terjadi karena pernikahan usia muda akan menyebabkan perceraian jika gagal melewati berbagai macam permasalahan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kesiapan menikah pada wanita usia subur di Desa Pulutan Wonosari Gunungkidul. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif analitik. Populasi penelitian ini adalah wanita usia subur dari usia 19-35 tahun sebanyak 89 responden, teknik pengambilan sampel menggunakan sampling jenuh. Analisis data menggunakan analisis univariate. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kesiapan menikah pada wanita usia subur di Desa Pulutan Wonosari Gunungkidul sebagian besar memiliki kesiapan menikah dalam kategori cukup yaitu sebanyak 62 responden (69,7 %). Diharapkan wanita usia subur dapat meningkatkan pengetahuan tentang kesiapan menikah dan merencanakan usia menikah yang ideal untuk kesehatan reproduksinya.
The Therapeutic Benefits of Warm Compresses in Alleviating Menstrual Pain (Dysmenorrhea) among Young Woman Beatrix Yenike Zangga; Luluk Khusnul Dwihestie; Siti Arifah
Journal of Public Health Sciences Vol. 2 No. 01 (2023): Journal of Public Health Sciences
Publisher : The Indonesian Institute of Science and Technology Research

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56741/jphs.v2i01.289

Abstract

The aim of this study was to examine the effectiveness of warm compresses in reducing dysmenorrhea, or menstrual pain, among young women. A pre-experimental study was conducted on 30 female students of 7th-grade at SMPK Waimangura (a junior high school) using a One-Group Pre-test Post-test Design, with respondents selected through purposive sampling. The study used a numerical rating scale to gauge the level of menstrual pain, and the data was analyzed using the Wilcoxon test. Prior to applying warm compresses, most of the participants reported moderate pain, but after the application of warm compresses, the majority reported no pain. The results showed a significant effect of warm compresses in reducing menstrual pain, with a p-value of 0.000 (<0.05). Therefore, it is recommended that young women use warm compresses as a non-pharmacological method to alleviate menstrual pain by applying a clean towel-covered glass bottle for 15-20 minutes. This intervention is effective in reducing muscle spasms in the abdominal area, providing a sense of comfort, and reducing pain.