Puji Astuti
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Relationship of HbA1c with Fasting Blood Glucose on Diagnostic Values and Lifestyle in Type II Diabetes Mellitus Patients Rahayu Anggraini; Ima Nadatein; Puji Astuti
Medicra (Journal of Medical Laboratory Science/Technology) Vol 3 No 1 (2020): July
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21070/medicra.v3i1.651

Abstract

Early diagnosis of DM (Diabetes Mellitus) is very important in reducing complications. HbA1c has been recommended as a diagnosis of diabetes in the guidelines for clinical practice as a determination of type 2 diabetes in 2011 by WHO, but is there a significant relationship between HBA1c and fasting blood glucose levels (GDP) in a person after being diagnosed with Diabetes Mellitus. In this study, the relationship between HbA1c and GDP levels was assessed through observational cross-sectional analytic based studies. The research method uses a large sample selected through the GDP test (> 125 mg / dl) of 17 people (5 men and 12 women). Statistical analysis of the test of the relationship between the HbA1c results and GDP with the Pearson Correlation, Crosstabs, and independent T test to determine the relationship of sex with GDP and HBA1c. The results of the study, there was a significant relationship between levels of GDP with HBA1c with p = 0.002, where the incidence of GDP (> 125 mg / dl) in men was 17.7% and women were 52.9%, while the results of HBA1c (> 6.5 %) in men 23.5% and women 52.9%. In conclusion, the results of HBA1c (> 6.5%) can be used for diagnosis of DM, whereas the level of GDP is only to know that people with diabetes have changed their lifestyle or not, and it is found that women are more easily change lifestyles than men, due to GDP results (<125 mg / dl) of 11.8% higher than the HBA1c yield (<6.5%) of 5.9%.
PENGARUH EDUKASI SELF CARE BERBASIS INTERAKSI PERAWAT PASIEN TERHADAP KEPATUHAN DIET PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK (Di Instlasi Rawat Jalan Rumah Sakit Islam Surabaya A. Yani): The Effect Of Self Care Education Based On Patient Nursing Interactions On Diet Compliance In Chronic Kidney Disease Patients (At the Outpatient Institution of Surabaya Islamic Hospital A. Yani) Sulastri Sulastri; Nursalam Nursalam; Puji Astuti
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing) Vol. 4 No. 2 (2018): JIKep | September 2018
Publisher : LPPM STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.378 KB) | DOI: 10.33023/jikep.v4i2.174

Abstract

Angka kejadian penyakit ginjal kronik meningkat dari tahun ktahun, dan merupakan salah satu masalah kesehatan yang dihadapi berbagai negara di dunia. Ketidakpatuhan diet dapat menyebabkan pasien penyakit ginjal kronik jatuh ke stadium lanjut. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa pengaruh edukasi self care berbasis interaksi perawat pasien terhadap kepatuhan diet pada kelompok kontrol dan intervensi. Desain penelitian ini Quasi Experiment dengan pendekatan pretest posttest with control group design. Populasinya seluruh pasien penyakit ginjal kronik di poli nefrologi Rumah Sakit Islam Surabaya A. Yani sebanyak 70 orang. Besar sampel 54 responden terbagi 27 responden kelompok kontrol dan 27 responden kelompok intervensi. Teknik sampling adalah simple random sampling. Kelompok kontrol diberikan edukasi sesuai standar Rumah Sakit, sedangkan kelompok intervensi diberikan edukasi self care selama 10-15 menit selama 4x tatap muka. Analisis data menggunakan uji Manova dengan kemaknaan ?= 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai Partial eta squared kepatuhan sebesar 0.953. Analisis dengan uji manova menunjukkan p value = 0.000, yang berarti ada pengaruh pemberian edukasi self care berbasis interaksi perawat pasien terhadap kepatuhan diet pada pasien penyakit ginjal kronik. Pemberian edukasi self care dapat meningkatkan kepatuhan diet pada pasien penyakit ginjal kronik, serta menghambat progesifitas kerusakan ginjal. Perawat Poli nephrology dapat menerapkan edukasi self care sebagai bagian dari managemen daily activity pasien penyakit ginjal kronik, lebih efektif pada stadium dini. Kata kunci: Edukasi self care, Penyakit Ginjal Kronik, Kepatuhan.
PENGARUH KOMBINASI SENAM KAKI DAN AROMATERAPI TERHADAP ABI DAN TINGKAT STRES PADA PENDERITA DM DI PUSKESMAS JAJAG: The Influence Of Combination Of Foot Gymnastic And Aromatheraphy To Abi And Stress Levels In Dm Patients In Jajag Health Center Hirdes Harlan Yuanto; Abu Bakar; Puji Astuti
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing) Vol. 4 No. 2 (2018): JIKep | September 2018
Publisher : LPPM STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.408 KB) | DOI: 10.33023/jikep.v4i2.192

Abstract

Ankle Brachial Index (ABI) merupakan salah satu pemeriksaan dini pada untuk mengetahui insufisiensi arteri sebagai salah satu komplikasi dari diabetes mellitus. Dimana insufisiensi arteri merupakan keadaan pembuluh darah yang berkurang aliran darah yang berakibat iskemia jaringan. Selain itu pada pasien dengan diabetes mellitus juga dapat timbul permasalahan stress sebagai dampak dari penyakit menahun yang dialami. Salah satu metode penatalaksanaan kedua kondisi diatas adalah kombinasi senam kaki diabetic dengan aroma terapi. Penelitian ini bertujuan menganalis pengaruh kombinasi senam kaki dan aromaterapi terhadap ankle brachial index dan tingkat stres pada penderita diabetes mellitus. Penelitian ini menggunakan desain pre and post test group design with control group. Populasi penelitian ini pasien di wilayah kerja Puskesmas Jajag . Tehnik sampling purposive sampling dengan besar sampel 32 orang. Alat pengumpulan data kuesioner dan observasi, dianalisa dengan uji wilcoxon. Keputusan diambil dengan membandingkan nilai probabilitas p value < 0.05. Hasil penelitian menunjukkan uji Wilcoxon ada pengaruh senam kaki dan aromaterapi terhadap nilai ABI dengan p value 0.004 dan ada pengaruh senam kaki dan aromaterapi terhadap tingkat stress dengan p value 0.001. Senam kaki adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh pasien DM untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah bagian kaki. Senam kaki dapat memperbaiki sirkulasi darah dan mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki. Sementara itu Aroma terapi dengan menggunakan minyak essensial yang dinilai dapat membantu mengurangi bahkan mengatasi gangguan psikologis dan gangguan rasa nyaman seperti cemas, stress, depresi, dan sebagainya Untuk meningkatkan nilai abi maka diharapkan pasien untuk rutin melakukan senam kaki diabetic. Sementara itu untuk meningkatkan relaksasi dan menurunkan tingkat stress, pasien diabetes mellitus dapat melakukan aktifitas aroma terapi. Kata kunci: ABI, tingkat stress, DM
Pengaruh meditasi diiringi musik religi terhadap kualitas tidur pada penderita hipertensi di RW 02 DESA GADUNG DRIYOREJO GRESIK lono wijayanti; Puji Astuti; Rahayu Anggraini
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 13 No 01 (2020): Jurnal Ilmiah Kesehatan (Journal of Health Science)
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1232.267 KB) | DOI: 10.33086/jhs.v13i01.1329

Abstract

Latar Belakang :. Kebutuhan tidur yang tidak cukup, seringnya terbangun di tengah malam maupun lamanya waktu yang dibutuhkan sejak terjaga hingga terlelap sering memicu untuk terjadinya peningkatan tekanan darah pada penderita hipertensi. Tujuan : Tujuan penelitian adalah Menganalisis pengaruh meditasi diiringi musik religi terhadap kualitas tidur pada penderita hipertensi di RW 2 desa gadung driyorejo gersik. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian Quasy Experiment pre-post control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderlta hipertensi sejumlah 60 dan sampel yang digunakan 52 responden menggunakan sampling simple random sampling. Variabel bebas adalah meditasi diiringi musik religi sedangkan variabel tergantung adalah kualitas tidur. Data dalam penelitian ini dianalisis menggunakan uji statistik Wilcoxon dan Mann Whitney. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok intervensi diperoleh kualitas tidur pre dan post berdasarkan uji Wilcoxon test didapatkan nilai p = 0,000 (p<0,05), dan pada kelompok kontrol nilai p=1,000. Berdasarkan uji Mann-Whitney diperoleh nilai p = 0,000, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan perubahan kualitas tidur antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi secara signifikan. Kesimpulan : Meditasi diiringi musik religi berdampak positif terhadap kualitas tidur. Penggunaan meditasi diiringi musik religi dapat dipertimbangkan sebagai salah satu intervensi dalam memperbaiki kualitas tidur yang dapat laksanakan secara rutin bahkan setiap hari khususnya pada penderita hipertensi. Kata kunci : kualitas tidur, meditasi diiringi musik religi, hipertensi