Laela N. Anisah
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Gd.Manggala Wanabakti Blok I Lt 7

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Aktivitas Antimalaria Ekstrak Kayu Bidara Laut Wasrin Syafii; Rita K. Sari; Umi Cahyaningsih; Laela N. Anisah
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis Vol 14, No 1 (2016): Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis
Publisher : Masyarakat Peneliti Kayu Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (167.698 KB) | DOI: 10.51850/jitkt.v14i1.6

Abstract

Penyakit malaria merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah utama kesehatan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan rendemen zat ekstraktif kayu bidara laut dan aktivitas antimalarianya secara in vitro  terhadap Plasmodium falciparum serta menganalisis kandungan kimia ekstrak teraktifnya  Ekstrak kayu bidara laut dihasilkan dari maserasi dengan pelarut organik berkepolaran bertingkat (n-heksana, etil asetat, dan etanol). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar ekstrak tertinggi terdapat pada ekstrak etanol (4,11%), diikuti dengan ekstrak etil asetat (1,24%) dan ekstrak n-heksana (0,55%). Berdasarkan uji aktivitas antimalaria, ekstrak etanol merupakan ekstrak teraktif (IC50 3,09 µg ml-1), sedangkan ekstrak etil asetat (IC50 81,38 µg ml-1) dan ekstrak n-heksana (IC50 889,30 µg m-1) tergolong  tidak aktif.  Hasil uji fitokimia secara kualitatif menunjukkan kelompok senyawa yang terkandung di dalam serbuk kayu bidara laut adalah flavonoid, alkaloid, triterpenoid, steroid, tannin dan hidroquinon yang diduga berperan terhadap aktivitas antimalaria. Analisis GCMS mendeteksi adanya senyawa alkaloid strychnine yang diduga memiliki aktivitas antimalaria. Berdasarkan hasil tersebut, ekstrak etanol kayu bidara laut sangat berpotensi sebagai sumber obat antimalaria.
Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Jabon (Anthocephalus cadamba) (Antidiabetic Activity of Jabon (Anthocephalus cadamba) Ethanol Extracts) Laela N. Anisah; Wasrin Syafii; Rita K. Sari; Gustan Pari
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis Vol 13, No 2 (2015): Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis
Publisher : Masyarakat Peneliti Kayu Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (443.939 KB) | DOI: 10.51850/jitkt.v13i2.28

Abstract

Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolik yang menjadi masalah utama kesehatan di dunia termasuk Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan rendemen zat ekstraktif tanaman jabon,  aktivitas antidiabetesnya secara in vitro  terhadap enzim -glukosidase serta menganalisis kandungan kimia ekstrak teraktifnya   Ekstrak jabon dihasilkan dari proses maserasi dengan etanol 95% pada berbagai bagian pohon (daun, kulit, kayu). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar ekstrak tertinggi terdapat pada bagian daun (16,5%), diikuti bagian kulit (4,62%) dan kayu (2,04 %). Berdasarkan uji aktivitas penghambatan enzim   -glukosidase, ekstrak etanol daun jabon merupakan ekstrak teraktif dengan nilai IC50 7,24 µg ml-1 (sangat aktif), sedangkan ekstrak etanol bagian kulit dan kayu tergolong  tidak aktif (IC50 > 100  µg ml-1). Hasil uji fitokimia secara kualitatif menunjukkan kelompok senyawa yang terkandung di dalam ekstrak etanol daun jabon adalah flavonoid, hidroquinon, saponin, tannin, alkaloid, terpenoid dan steroid yang  diduga  berperan  dalam  menghambat  aktivitas  enzim    -glukosidase.  Analisis  GCMS mendeteksi adanya senyawa fenolik asam quinat dan katekol serta turunan asam lemak (asam heksadekanoat metil ester) yang diduga memiliki aktivitas antidiabetes. Berdasarkan hasil tersebut, ekstrak etanol daun jabon sangat berpotensi sebagai sumber obat andiabetes.