Murni Eva Rumapea
Program Studi Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

KURIKULUM 2013 YANG BERKARAKTER Rumapea, Murni Eva
JUPIIS: Jurnal Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial Vol 5, No 2 (2013): Penelitian dan artikel ilmiah pendidikan/non kependidikan ilmu sosial dan buday
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dewasa ini perubahan kurikulum sangat mengutamakan pembentukan karakter, mengingat pada kenyataan menurunnya kwalitas hidup masyarakat baik dari segi moral, mental, terutama generasi muda. Untuk itu saat ini kurikulum pendidikam yang berkarakter diorientasikan untuk pembentukan karakter peserta didik. Perubahan kurikulum merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kurikulum itu sendiri (inherent), bahwa kurikulum yang berlaku harus dilakukan peningkatan dengan mengutamakan kebutuhan peserta didik. Guru sebagai ujung tombak dalam implementasi kurikulum dituntut menjadi guru yang mampu meramu kurikulum 2013 secara tepat yaitu proses penilaian dan kompetensi mampu meningkatkan kompetensi siswa untuk menghasilkan lulusan mampu menghadapi tantangan global. Guru harus menyadari bahwa pendidikan sangat penting untuk menjawab tantangan global, dan siswa harus bertanggungjawab dalam menuntut ilmu untuk membentuk pendidikan karakter yang menjadi tujuan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 membentuk siswa melakukan pengamatan/observasi, bertanya dan bernalar terhadap ilmu yang diajarkan. Siswa diberi mata pelajaran berdasarkan tema yang terintegrasi agar memiliki pengetahuan untuk tentang lingkungan, kehidupan, dan memiliki pondasi pribadi tangguh  dalam kehidupan sosial serta kreativitas yang lebih baik. Pendidikan karakter mengatur tata kelakuan manusia pada aturan khusus, hukum, norma, adat kebiasaan dalam bidang kehidupan sosial manusia yang memiliki pengaruh sangat kuat pada sikap mental (mental attitude) manusia secara individu dalam  aktivitas hidup. Sikap mental sebagai unsur penggerak untuk kelakuan manusia, memberikan reaksi terhadap lingkungan alam, dan sosial. Perilaku manusia dapat dipengaruhi langsung oleh alam pikiran/jiwa manusia dalam menghadapi lingkungan.  Mentalitas manusia merupakan suatu nilai karakter yang berkembangkan dalam diri manusia secara perorangan dan dipedomani oleh struktur nilai yang mengakar dan melembaga dalam masyarakat. Misalnya satuan pendidikan, dalam satuan pendidikan terbentuk sistem nilai sebagai pedoman perilaku seluruh komunitas satuan pendidikan yang merupakan orientasi nilai (value orientation) komunitas satuan pendidikan dalam kehidupan satuan pendidikan dan diluar satuan pendidikan
Urgensi Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi Rumapea, Murni Eva
JUPIIS: Jurnal Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial Vol 7, No 1 (2015): JUPIIS: Jurnal Penelitian Pendidikan dan Non Kependidikan dalam Ranah Ilmu-ilmu
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The higher education bears great responsibility and obligation, especially to develop intelectual human resources who can be contribute to state and nation such as in the fields of politic, law, economy, education, health, religion, and others for elevating quality of life and wealth of society. However young generation today, performs lower quality in moral and character, so that the higher education must improve the students’ morality and character along with all of its ‘civitas academica’. Educating character in the higher education purposes to anticipate degradation of character, and also serve to forms the hardy character of students for facing toward the various of challanges. By educating character the students become nation’s young intelectual who have prime pesonality as the goals of national education. The implementation of educating charater in the higher education should be teach the accentuate on the cognitive matter, but also on the affective, conative, and skilled matter. The important thing which should be noticed that learning character must be applied on all of the subject matter, so that, all the lectures and college’s employees pay attention to our nation and state.
Penggunaan Google Forms Sebagai Media Pemberian Tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Sosial Iqbal, Muhammad; Rosramadhana, Rosramadhana; Amal, Bakhrul Khair; Rumapea, Murni Eva
JUPIIS: Jurnal Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial Vol 10, No 1 (2018): JUPIIS (Jurnal Pendidikan Ilmu Ilmu Sosial) JUNI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kehadiran kurikulum Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia memiliki dampak terhadap perubahan dalam proses belajar-mengajar khususnya dalam pemberian tugas pada setiap mata kuliah yang terkait dengan  6 (enam ) penugasan, yaitu Tugas Rutin, Critical Book Report (CBR), Critical Journal/Research Report (CJR), Rekayasa Ide, Mini Research dan Project. Adanya 6 (enam) penugasan mata kuliah tersebut, dosen mengalami kendala dalam mengolah menyimpan dan menilai tugas-tugas yang diberikan kepada mahasiswa. Penggunaan google forms dapat memberikan alternatif kepada tim dosen dalam mengorganisasikan penugasan mata kuliah berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia. Keuntungan menggunakan google forms adalah efektif, efisien, interaktif serta meminimalkan penggunaan kertas. Sementara itu kendala/kelemahan dalam menggunakanya adalah ketika koneksi internet tidak berjalan dengan baik atau terputus.
KURIKULUM 2013 YANG BERKARAKTER Rumapea, Murni Eva
JUPIIS: Jurnal Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial Vol 5, No 2 (2013): JUPIIS (Jurnal Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial) DESEMBER
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dewasa ini perubahan kurikulum sangat mengutamakan pembentukan karakter, mengingat pada kenyataan menurunnya kwalitas hidup masyarakat baik dari segi moral, mental, terutama generasi muda. Untuk itu saat ini kurikulum pendidikam yang berkarakter diorientasikan untuk pembentukan karakter peserta didik. Perubahan kurikulum merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kurikulum itu sendiri (inherent), bahwa kurikulum yang berlaku harus dilakukan peningkatan dengan mengutamakan kebutuhan peserta didik. Guru sebagai ujung tombak dalam implementasi kurikulum dituntut menjadi guru yang mampu meramu kurikulum 2013 secara tepat yaitu proses penilaian dan kompetensi mampu meningkatkan kompetensi siswa untuk menghasilkan lulusan mampu menghadapi tantangan global. Guru harus menyadari bahwa pendidikan sangat penting untuk menjawab tantangan global, dan siswa harus bertanggungjawab dalam menuntut ilmu untuk membentuk pendidikan karakter yang menjadi tujuan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 membentuk siswa melakukan pengamatan/observasi, bertanya dan bernalar terhadap ilmu yang diajarkan. Siswa diberi mata pelajaran berdasarkan tema yang terintegrasi agar memiliki pengetahuan untuk tentang lingkungan, kehidupan, dan memiliki pondasi pribadi tangguh  dalam kehidupan sosial serta kreativitas yang lebih baik. Pendidikan karakter mengatur tata kelakuan manusia pada aturan khusus, hukum, norma, adat kebiasaan dalam bidang kehidupan sosial manusia yang memiliki pengaruh sangat kuat pada sikap mental (mental attitude) manusia secara individu dalam  aktivitas hidup. Sikap mental sebagai unsur penggerak untuk kelakuan manusia, memberikan reaksi terhadap lingkungan alam, dan sosial. Perilaku manusia dapat dipengaruhi langsung oleh alam pikiran/jiwa manusia dalam menghadapi lingkungan.  Mentalitas manusia merupakan suatu nilai karakter yang berkembangkan dalam diri manusia secara perorangan dan dipedomani oleh struktur nilai yang mengakar dan melembaga dalam masyarakat. Misalnya satuan pendidikan, dalam satuan pendidikan terbentuk sistem nilai sebagai pedoman perilaku seluruh komunitas satuan pendidikan yang merupakan orientasi nilai (value orientation) komunitas satuan pendidikan dalam kehidupan satuan pendidikan dan diluar satuan pendidikan
Urgensi Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi Rumapea, Murni Eva
JUPIIS: Jurnal Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial Vol 7, No 1 (2015): JUPIIS (Jurnal Pendidikan Ilmu Ilmu Sosial) JUNI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The higher education bears great responsibility and obligation, especially to develop intelectual human resources who can be contribute to state and nation such as in the fields of politic, law, economy, education, health, religion, and others for elevating quality of life and wealth of society. However young generation today, performs lower quality in moral and character, so that the higher education must improve the students’ morality and character along with all of its ‘civitas academica’. Educating character in the higher education purposes to anticipate degradation of character, and also serve to forms the hardy character of students for facing toward the various of challanges. By educating character the students become nation’s young intelectual who have prime pesonality as the goals of national education. The implementation of educating charater in the higher education should be teach the accentuate on the cognitive matter, but also on the affective, conative, and skilled matter. The important thing which should be noticed that learning character must be applied on all of the subject matter, so that, all the lectures and college’s employees pay attention to our nation and state.
Kedewasaan Beragama Salah Satu Wujud Kerukunan Beragama rumapea, murni eva
JUPIIS: Jurnal Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial Vol 8, No 1 (2016): JUPIIS (Jurnal Pendidikan Ilmu Ilmu Sosial) JUNI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Agama merupakan pondasi dalam kehidupan, karena membawa kehidupan yang penuh bahagia di dunia dan akhirat bagi manusia. Di sisi lain, manusia dalam menjalani aktivitas kehidupan banyak menemui kekerasan, perilaku menyimpang dan kekacauan. Melihat kenyataan bahwa tindakan kekerasan begitu banyak dipengaruhi agama, hubungan antar agama (ideologi), yang tidak hanya menjadi fenomena lokal tetapi sudah menjadi bersifat global. Mengamati kehidupan beragama adalah melalui perilaku yang nampak sebagai pernyataan dari kehidupan seseorang. Oleh karena itu, perlu adanya kedewasaan dalam beragama yang penuh dengan asumsi dan pandangan, karena keimanan dan kedekatan dengan Tuhan sangat tidak dapat diukur secara ilmiah. Makna kedewasan beragama yaitu rasa keagamaan, pengalaman keTuhanan, keimanan, sikap dan perilaku keagamaan terbentuk dalam sistem mental dan kepribadian. Maka dari itu kedewasaan beragama tidak terlepas dari kriteria kedewasaan kepribadian, karena jika sikap kedewasaan beragama dimiliki seseorang maka memiliki kedewasaan kepribadian, demikian sebaliknya. Dengan kedewasaan beragama yang dimiliki setiap orang maka terciptalah kerukunan beragama yang merupakan suatu sarana untuk mencapai tujuan lebih jauh yaitu situasi aman dan damai. Kondisi sangat dibutuhkan semua pihak masyarakat terutama di negara kita saat ini, karena hampir setiap daerah sangat sering terjadi konflik antar umat beragama.
Pendidikan Komersial Dan Gaya Hidup Rumapea, Murni Eva
JPPUMA Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik Universitas Medan Area Vol 5, No 2 (2017): JPPUMA Desember
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.413 KB) | DOI: 10.31289/jppuma.v5i2.1209

Abstract

            Pendidikan merupakan cara untuk mengembangkan potensi melalui proses pembelajaran. Pendidikan merupakan kebutuhan  yang bersifat mutlak untuk individu, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Bidang pendidikan banyak masalah yang dihadapi, terlebih diera globalisasi saat ini baik bersifat internal dan eksternal. Seperti wajib belajar 9 tahun dirancang pemerintah. Masyarakat mengalami kesulitan, bukan karena ketidakmampuan hal itu, tetapi ketidakmampuan masyarakat untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Pendidikan komersil adalah pendidikan yang berorientasi hal ekonomis bukan untuk paradigma   pendidikan. Akibatnya bagi berekonomi kuat (mapan) dapat memperoleh  pendidikan, sedangkan bagi ekonomi lemah hanya memperoleh pendidikan bersifat seadanya.                Pendidikan sudah menjadi gaya hidup. Artinya pendidikan bukan lagi bersifat potensi/mutu tetapi sudah suatu bentuk gaya hidup (life style). Tanpa memikirkan peran mendasar lembaga pendidikan, dan aktivitas pendidikan. Telah menganggap pola pendidikan menjadi suatu gaya hidup. Dalam arti, pendidikan dianggap hanya untuk gaya-gayaan, bersifat keren, bergengsi, dan bersifat ikut-ikutan  maka memaksakan diri menjalani pendidikan. Maka dari iti pemerintah melalui BPK  dan non pemerintah melalui LSM melakukan pemeriksaan transaksi keuangan secara rutin terhadap semua lembaga pendidikan. Pihak ini harus berkoordinasi dengan departemen pendidikan untuk mencapai tujuan. Pihak ini harus mampu dan jujur melaporkan hal yang terjadi serta berhak melakukan evaluasi terkait kebijakan pemerintah dibidang pendidikan.
HUBUNGAN PATRON KLIEN ANTARA PETANI SAWIT DAN BURUH SAWIT DI DESA PANGKAL LUNANG KECAMATAN KUALUH LEIDONG KABUPATEN LABUHANBATU UTARA Hutabalian, Debora Br.; Rumapea, Murni Eva
Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha Vol. 6 No. 3 (2024): Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini membahas mengenai hubungan patron klien yang terjalin di kalangan perkebunan pertanian masayarakat yang merupakan suatu hubungan kerja antara petani dengan buruh sawit. Hubungan Kerjasama ini dilakukan untuk memiliki keuntungan masing-masing tiap pihak. Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana bentuk-bentuk hubungan patron klien antara petani sawit dan buruh sawit di desa pangkal lunang dan bagaimana dinamika hubungan patron-klien antara petani sawit dan buruh sawit di desa pangkal lunang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, yang bertujuan untuk mengetahui lebih dalam tentang hubungan patronase antara petani sawit dan buruh sawit di Desa Pangkal Lunang. Penelitian ini menyimpulkan bahwa adanya bentuk-bentuk hubungan patron klien pada petani dan buruh sawit di desa pangkal lunang terdapat dalam beberapa bentuk, yaitu ; penghidupan subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, perlindungan, makelar dan pengaruh, dan jasa patron kolektif. Dan dinamika hubungan patron klien terdapat dalam bentuk, yaitu: a. adanya ketidak seimbangan pada pertukaran antara patron dan klien b. sifat tatap muka dalam hubungan patron klien.