Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

FENOMENA ANAK JALANAN DI KOTA CIREBON Suryadi Suryadi; Anisul Fuad; Syaeful Badar
Equalita: Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 2, No 1 (2020)
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/equalita.v2i1.7052

Abstract

Permasalahan anak jalanan atau pekerja anak merupakan masalah sosial yang belum terselesaikan sampai saat ini. Solusi yang dibuat oleh stakeholders atas permasalahan tersebut masih belum menyentuh akar permasalahan yang sesungguhnya. Permasalahan anak jalanan terkait erat dengan kondisi ekonomi, sosial, dan budaya di dalam keluarga mereka. Desakan ekonomi dalam kehidupan perkotaan di Cirebon menyisakan kelompok masyarakat dengan akses yang serba terbatas. Menggunakan metode kualitatif, penelitian ini mengungkap permasalahan sosial, ekonomi, dan budaya anak jalanan di Kota Cirebon dengan mengambil data pada dua lokasi yang menjadi pusat anak-anak dan keluarganya melakukan aktivitas. Pengumpulan data lapangan dengan wawancara mendalam dan diskusi terfokus dengan anak jalanan dan keluarga mereka on the spot di lokasi untuk menjaga ke-alamiahan kegiatan yang biasa mereka lakukan. Menggunakan teori strategi bertahan keluarga (household survival strategy) masih nampak bahwa tenaga kerja anak adalah potensi sekaligus asset yang ada dalam keluarga sebagai tenaga kerja ketiga yang pada waktunya harus dipergunakan manakala keluarga dalam tekanan ekonomi yang hebat.    Temuan penelitian menggambarkan kondisi anak jalanan sebagai berikut : usia responden anak jalanan antara 6 s.d. 13 tahun, Sebagian dari mereka sudah tidak bersekolah lagi (drop out), berasal dari Kota Cirebon 75% dan Kabupaten Cirebon 25% dengan aktivitas utama mengamen, mengemis dan berjualan tisu yang dijajakan di perempatan jalan ketika lampu lalulintas sedang merah (berhenti). Sebagian besar anak jalanan pernah mengalami kekerasan fisik sperti : 1) ditendang, dicubit, dan diinjak oleh tukang becak, 2) dibenturkan ke pintu oleh orang tuanya, 3) dipukul dan dikeroyok di sekolah oleh temannya, 4) dipaksa jual tisu, 5) dibatasi jam main, karena di terget jualan tisu. Kekerasan Psikologis : 1) dihina, diejek, bullying oleh teman sekolah maupun teman di jalan dan 2) bullying (dimarahi dan direndahkan) di rumah oleh orang tuanya. Alasan ekonomi dan situasi psikologis menjadi alasan anak turun ke jalan, yaitu alasan yang disampaikan oleh anak-anak melakukan aktivitas dan bertahan di jalanan.
DESA SIAGA AKTIF DAN KAMPUNG SIAGA AKTIF WUJUD APLIKASI KLINIK SOSIAL KESEHATAN REPRODUKSI Syaeful Badar
Empower: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (552.49 KB) | DOI: 10.24235/empower.v3i2.3513

Abstract

ABSTRAKKematian Ibu Hamil dan Bayi Baru Lahir yang kita kenal dengan istilah AKI/AKB di Indonesia hingga kini masih menjadi persoalan yang sangat luar biasa, kendati berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah belum berhasil menekan AKI/AKB. Selama ini persoalan AKI/AKB masih dianggap persoalan pemerintah yang digulirkan juga terlalu banyak melibatkan unsur pemerintah baik dari tingkat pusat sampai daerah peran unsur birokrat sangat dominan, sehingga kenyataan di lapangan program tersebut terkesan hanya papan nama dan retorika seremonial, yang hampir setiap perancangan menghabiskan biaya yang cukup besar. Sementara realitas public dimasyarakat sama sekali kurang di sentuh dan diperhatikan. Inilah yang kemudian menjadi penyebab AKI/AKB di Indonesia semakin bertambah. Pengalaman adalah guru yang baik, belajarlah dari pengalaman orang lain dan bertanyalah pada orang yang belajar dari realita. Mungkin kata-kata tersebut ada benarnya, artinya kalau program harus berhasil maka belajarlah dari keberhasilan penggalangan masyarakat desa melalui Gerakan Partisipatif Masyarakat dengan proyek percontohan Desa Siaga dan Kampung Siaga dengan mengembangkan Sistem Warga Siaga. Program Desa Siaga dan Kampung Siaga di Kota Cirebon Jawa Barat menjadi alternative rujukan berbagai dinas dan instansi dalam mengembangkan program Kesehatan Ibu dan Anak. Sehingga tidak mengherankan hingga hari Kota Cirebon sering dijadikan daerah kunjungan studi banding program KIA dari berbagai Propinsi, Kabupaten Kota dan Lembaga Asing lainnya. Kata Kunci: AKI dan AKB, Desa Siaga, dan Kampung Siaga; Kesehatan Ibu dan Anak; Gerakan Partisipatif ABSTRACTDeaths of Pregnant Women and Newborn Babies, which we know as AKI / AKB in Indonesia, is still a very extraordinary problem, despite various efforts made by the government that have not succeeded in suppressing AKI / AKB. So far, the issue of AKI / AKB is still considered a government issue which is also rolled out to involve too many elements of the government from the central level to the dominant role of bureaucrat elements, so that the reality on the program's field seems to be just a nameplate and ceremonial rhetoric, which almost every time costs which is quite large. While the public reality in the community is not at all touched and noticed. This is what later became the cause of AKI/AKB in Indonesia.Experience is a good teacher, learn from other people's experiences and ask people who learn from reality. Maybe the words have a point, meaning that if the program has to be successful, learn from the success of raising the village community through the Participatory Movement of the Community with the Desa Siaga and Siaga Village pilot projects by developing the Alert Residents System. The Alert Village and Alert Village program in the City of Cirebon in West Java is an alternative reference for various agencies and agencies in developing the Maternal and Child Health program. So it is not surprising that Cirebon City is often used as a visiting area for comparative study of MCH programs from various provinces, city districts and other foreign institutions. Keywords: AKI and AKB Alert Village, and Alert Village; Maternal and Child Health; Participatory Movement
Forum Warga Peduli Anak Jalanan Solusi Memandirkan Anak Jalanan Syaeful Badar
Empower: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (410.11 KB) | DOI: 10.24235/empower.v3i1.2909

Abstract

ABSTRAK(Pemberdayaan Forum Warga Peduli Anak Jalanan Sebagai Model Alternatif Membangun Jejaring Pendampingan Pola Asuh Untuk Meningkatkan Akses Anak Jalanan Memperoleh Kemudahan  Layanan Kesehatan, Layanan  Pendidikan dan Layanan  Hukum. Tulisan ini disusun untuk mengembangkan pemberdayaan peduli pada persoalan anak jalanan yang di lakukan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat dan Masyarakat dalam Program PNPM Peduli PKBI di Provinsi Sulawesi Selatan dan Provinsi Kalimantan Selatan). ABSTRACT(Empowerment of Street Children Peduli Peduli Forum as an Alternative Model to Build a Nutrition Assistance Network for Improving Access to Street Children Gaining Ease of Health Services, Education Services and Legal Services This paper is structured to develop the empowerment of caring on street children issues by NGOs and Community in PNPM Peduli PKBI Program in South Sulawesi Province and South Kalimantan Province)
Donor Darah Kampung Siaga sebagai Gerakan Sosial Masyarakat Syaeful Badar
Empower: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (642.956 KB) | DOI: 10.24235/empower.v2i1.1655

Abstract

Donor darah adalah kegiatan seseorang yang dengan secara sukarela menyumbangkan darahnya untuk kepentingan kemanusiaan, yang secara periodik dilakukan dengan interval waktu per tiga bulan sekali. Kegiatan donor darah  yang dilakukan oleh seseorang diangap sangat penting, karena kebutuhan darah di Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia selanjutnya ditulis UTD PMI di Kota Cirebon, baru terpenuhi sekitar  75% dari kebutuhan yang ada, terutama untuk rujukan dari beberapa Rumah Sakit Umum Swasta dan Rumah Sakit Umum Daerah Gunung Djati Cirebon. Sehingga kegiatan donor darah yang semula dilakukan oleh seseorang, kemudian dilakukan oleh kelompok masyarakat yang berada di tingkat Rukun Warga atau RW yang tergabung dalam kegiatan Kampung Siaga, donor darah menjadi kegiatan yang rutin dilaksanakan oleh masyarakat setiap per tiga bulan sekali.                                                 Kata Kunci:  Donor darah secara kelompok di masyarakat melalui kegiatan Kampung Siaga, berlangsung secara ter-organisir dan tersistem.  AbstractBlood donation is the activity of a person who voluntarily donates his blood for humanitarian purposes, periodically conducted at intervals of once every three months. Blood donor activities conducted by a person is considered very important, because the blood needs in the Blood Transfusion Unit of Indonesia Red Cross then written UTD PMI in Cirebon City, only fulfilled about 75% of the existing needs, especially for referrals from several Private Private Hospitals and Houses General Hospital of Gunung Djati Cirebon. So that the blood donor activity that was originally done by someone, then done by community group which is in level of Rukun Warga or RW which joined in Kampung Siaga activity, blood donor become routine activity implemented by society once every three month. Key Word: Group of blood donation in community through Kampung Siaga activity, organized and systemized.