Buen Sian
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan, Bandung

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Uji Eksperimental Kuat Lentur Balok dan Pelat Beton Bertulang dengan Agregat Kasar dan Halus Beton Daur Ulang Buen Sian; Adhijoso Tjondro; Riani Sidauruk; Sisi Nova Rizkiani
Research Report - Engineering Science Vol. 2 (2013)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1342.466 KB)

Abstract

In this experimental study, recycled concrete was used on cylinder specimens, the reinforcedconcrete beams, and the reinforced concrete slabs. Recycled concrete made of waste material fromlaboratory experiment is used for fine and coarse aggregates in this experiment. Cylinder specimens,beams, and slabs were used to determine the mechanical properties such as compressive strength,shear strength, split tensile strength, and flexural strength. Two mix designs with fc’ = 25 MPa andFc’ = 20 MPa were used in this study.Three different persentage variations of recycled concrete aggregates were used in mixdesign with ' c f = 20 MPa. Firstly, it consists of 100% recycled coarse aggregates (RCA) and 0%recycle fine aggregates (RFA). Secondly, it consists of 80% RCA and 20% RFA, and thirdly, it consistsof 60% RCA and 40% RFA. Nine reinforced concrete slabs with three variations of mix design weretested. The test results showed that the mechanical properties such as compressive strength, splittensile strength, shear strength, and flexural strength decreased when using more RFA. The flexuralstrength of reinforced concrete slab showed that the yield and ultimate moment are close to eachother, but ductility decreased when the RFA increased.Three different persentage variations of coarse recycled concrete aggregates (RCA) wereused in mix design with ' c f = 25 MPa, which are 0%, 50%, and 100% of RCA. The test results showedthe characteristics of compressive strength values are: fc’=28.7 MPa and fc’=28.4 MPa for each ofthe mixtures of 50% and 100% RCA. The split tensile strength values are: fct= 2.38 MPa, fct= 2.78MPa, and fct= 2.81 MPa for 0%, 50% and 100% RCA. While the shear strength are: Fv= 5,55 MPa, fv=4,28 MPa, and fv= 3.86 MPa for 0%, 50%, and 100% RCA.Keywords: recycled coarse aggregates, recycled fine aggregates, compressive strength, split tensilestrength, shear strength, flexural strength, ductility.
PENELITIAN BETON RINGAN NON-STRUKTURAL DENGAN AGREGAT STYROFOAM BEKAS Cecilia Lauw Giok Swan; Buen Sian
Research Report - Engineering Science Vol. 1 (2014)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3319.628 KB)

Abstract

Styrofoam berupa gabus putih yang sangat ringan dan murah, sehingga amat disukai untuk mengemas makanan dan berbagai keperluan lain. Namun penelitian membuktikan bahwa penggunaan styrofoam sebagai kemasan makanan memiliki pula dampak negatif yang luas. Styrofoam mempunyai efek merusak lingkungan hidup, karena sampah styrofoam di alam tanah nyaris tidak dapat terurai. Meski sangat mudah menyala tetapi sampah styrofoam terus meningkat volumenya karena tidak boleh dimusnahkan dengan cara dibakar, sebab styrofoam yang menyala melepaskan gas berbahaya yang bersifat karsinogen. Styrofoam bekas kemasan produk kondisinya cukup bersih sehingga dapat dikirim ke pabrik untuk dihancurkan dan selanjutnya didaur ulang menjadi produk styrofoam baru. Tetapi daur ulang styrofoam bekas kemasan makanan tidak menarik karena biasanya perlu dibersihkan lebih dulu.Penelitian ini adalah solusi cepat untuk berkontribusi dalam gerakan daur ulang styrofoam bekas kotak makanan dengan volume yang signifikan. Cara yang dipilih adalah memproses dan memanfaatkannya sebagai agregat untuk membuat beton ringan non-struktural, karena sesuai prinsip bahwa fungsi agregat adalah filler di dalam campuran beton. Dalam jangka panjang, mengolah dan menggunakan styrofoam bekas sebagai agregat beton ringan non-struktural, dapat berarti ikut melestarikan batuan alam karena mengurangi kebutuhan untuk menambang agregat alami yaitu batu dan pasir.Eksperimen dilaksanakan dengan potongan styrofoam ukuran maksimum 1 cm direncanakan sebagai substitusi sebagian agregat kasar dengan rasio volume absolut 20-80% dari volume agregat kasar total. Hasil uji menunjukkan kelecakan beton dipengaruhi oleh jumlah agregat styrofoam sehingga diperlukan bahan tambahan dan cara pemadatan khusus untuk mencegah segregasi. Disimpulkan bahwa semakin tinggi kadar styrofoam berdampak pada kuat tekan beton yang semakin menurun. Pengukuran menunjukkan terjadinya pemampatan volume styrofoam sehingga berdampak pada berat isi beton yang menjadi lebih berat dari rencana. Meskipun demikian, pengaruh volume styrofoam pada kuat lentur beton ringan non struktural tidak signifikan. Akan tetapi, disarankan efek styrofoam dengan tipe dan berat jenis berbeda dari yang digunakan pada penelitian ini untuk diteliti secara khusus.Kata kunci: styrofoam, bekas kotak makanan, agregat ringan, beton non-struktural.
Optimum Lamina Configuration of I Glulam Beam Johannes A Tjondro; Buen Sian
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis Vol 9, No 1 (2011): Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis
Publisher : Masyarakat Peneliti Kayu Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (521.915 KB) | DOI: 10.51850/jitkt.v9i1.147

Abstract

The I glulam beam may have several failure modes, such as failure in bending, wood shear, glue shear or adhesive between glue and wood. This paper presented the analitycal and experimental study of the optimum lamina configuration and dimension. The analytical results of achieving the optimum strength of I beam cross section with the same specific gravity of web and flange showed that the longer the span the smaller the web to flange width ratio needs. The I beam was not optimum when the cross section has a small ratio of span to beam height, the failure mode will be in wood shear. The contribution of sheardeflection was small at span to beam height ratio more than 20. The 12 specimens of I glulam beam made from Acacia mangium as web with flange variation using A. mangium, Meranti and Keruing. The wood specific gravity ratio of flange to web and the shear strength of glue were significant to make the wood and glue achieved the maximum strength. The oilly surface of Keruing flange made the load carrying capacity become low because of the wood-glue adhesive failure.Key words: deformation, failure mode, lamina configuration, flexural, shear, strength.
Studi Analisis Pengaruh Lendutan Akibat Geser pada Balok Kayu Buen Sian
Jurnal Teknik Sipil Vol 8 No 1 (2012): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Universitas Kristen Maranatha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28932/jts.v8i1.1354

Abstract

Lendutan pada struktur sering kali disebabkan oleh gaya dalam seperti momen lentur, gaya geser, atau gaya normal. Pada umumnya metode untuk menentukan lendutan balok hanya mempertimbangkan lendutan yang diakibatkan oleh momen lentur saja. Lendutan akibat gaya geser biasanya diabaikan dalam analisa struktur. Pada kenyataan pengaruh lendutan geser cukup signifikan untuk diperhitungkan terutama pada konstruksi kayu. Kayu digambarkan sebagai material orthotropik dan mempunyai keunikan sifat mekanik pada arah ketiga sumbu yang saling tegak lurus yaitu: sumbu longitudinal L yang sejajar serat kayu, sumbu radial R, dan sumbu tangensial T. Kayu mempunyai tiga modulus elastisitas serta tiga modulus geser G, pada perhitungan lendutan digunakan. Pertama pengaruh geser terhadap lendutan total dihitung berdasarkan 34 jenis kayu, hasilnya menunjukan bahwa pengaruh lendutan geser menjadi kecil pada balok bentang panjang. Untuk beberapa jenis kayu pengaruh geser masih ada meskipun pada panjang bentang 4m. Kemudian dilakukan perhitungan selanjutnya untuk mendapatkan beberapa diagram dengan variasi pada: rasio modulus geser/modulus elastisitas, panjang balok, dan berbagai penampang. Diagram hasil studi ini dapat digunakan untuk semua jenis kayu untuk mendapatkan kontribusi lendutan geser terhadap lendutan total.
Studi Eksperimental Karakteristik Beton dengan Agregat Kasar Daur Ulang dengan fc’= 25 MPa Buen Sian; Johannes Adhijoso Tjondro; Riani Sidauruk
Jurnal Teknik Sipil Vol 9 No 2 (2013): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Universitas Kristen Maranatha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28932/jts.v9i2.1375

Abstract

Pada studi eksperimental ini, digunakan beton daur ulang dengan agregat kasarnya berasal darilimbah/brangkal benda uji beton di laboratorium. Benda uji silinder digunakan untuk mengetahuisifat mekanik seperti kuat tekan, kuat geser, dan kuat tarik belah. Tiga variasi persentase yangberbeda dari agregat kasar daur ulang digunakan dalam perencanaan campuran dengan fc’ = 25MPa, yaitu 0%, 50%, dan 100% agregat kasar daur ulang. Hasil pengujian menunjukan nilai kuattekan karakteristik fc’ = 28.7 MPa dan fc’ = 28.4 MPa untuk masing-masing campuran 50% dan100% agregat kasar daur ulang. Nilai kuat tarik belah sebesar fct = 2.38 MPa, fct = 2.78 MPa, dan fct= 2.81 MPa untuk 0%, 50%, dan 100% agregat kasar daur ulang. Sedangkan kuat geser fv = 5,55MPa, fv = 4.28 MPa, dan fv = 3.86 MPa untuk 0%, 50%, dan 100% agregat kasar daur ulang.