Siska Pranita
Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI FEROMON SEKS PADA KOMODITAS CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.) DI DESA SAGARA KECAMATAN ARGAPURA KABUPATEN MAJALENGKA Siska Pranita; Dwiwanti Sulistyowati; Wida Pradiana
Jurnal Inovasi Penelitian Vol 1 No 3: Agustus 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (557.874 KB) | DOI: 10.47492/jip.v1i3.129

Abstract

Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan tanaman hortikultura salah satunya adalan tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.) Kecamatan Argapura merupakan salah satu sentra produksi cabai di Jawa Barat, namun dalam pengendalian hama lalat buah masih ketergantungan oleh pestisida kimia. Padahal dalam pengendalian hama lalat buah bisa dilakukan dengan penggunaan perangkap seperti feromon seks. Sehingga diperlukan pemberdayaan petani melalui teknologi feromon seks di Desa Sagara Kecamatan Argapura Majalengka. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara deskriptif tingkat keberdayaan petani melalui teknologi feromon seks, menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan keberdayaan petani serta merumuskan strategi pemberdayaan dalam penggunaan teknologi feromon seks. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sagara Kecamatan Argapura. Sampel penelitian sebanyak 30 orang diambil menggunakan teknik quota sampling. variabel bebas meliputi umur, tingkat pendidikan, lama berusahatani, luas lahan, dukungan kelembagaan petani, ketersediaan sarana dan prasarana, ketersediaan sumber informasi dan kegiatan penyuluhan dan variabel terikat yaitu keberdayaan petani melalui teknologi feromon seks. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat keberdayaan petani termasuk kategori tinggi. faktor yang berhubungan dengan keberdayaan petani meliputi umur, dukungan kelembagaan petani, ketersediaan sarana prasarana, ketersediaan sumber informasi dan kegiatan penyuluhan. Strategi pemberdayaan yang dilakukan adalah meningkatkan faktor yang berhubungan dengan keberdayaan petani, penyuluhan serta menerapkan petak percontohan.