Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Adopsi Inovasi Penggunaan Benih Varietas Unggul Baru (VUB) pada Budidaya Padi Sawah (Oryza Sativa L.) di Kecamatan Cisaat Syahidul Alimudin; Nawangwulan Widyastuti; Dwiwanti Sulistyowati
AGRIMOR Vol 6 No 4 (2021): AGRIMOR - October 2021
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32938/ag.v6i4.1456

Abstract

Population growth continues to increase every year with a percentage increase of 1.19% per year in the 2016-2020 period. This is not in line with the availability of land in Indonesia which continues to decline. One of the efforts that can support the acceleration of increasing rice production is to use new high-yielding varieties (VUB) which have high yields, are resistant to major pests and diseases, or are tolerant to the local environment, and have special characteristics. This study was conducted to determine the level of adoption of the use of new superior varieties seeds in lowland rice cultivation, what factors affect the adoption rate, as well as to develop strategies for implementing the adoption of new superior varieties seeds in lowland rice cultivation. The method used is a descriptive method and multiple linear regression. Respondents were taken as many as 67 people who were determined intentionally (purposive sampling), namely farmers who became members of farmer groups and carried out rice cultivation business. The results showed that the adoption rate was included in the low category with a percentage of 81%. Factors that have a significant effect with a significant value of Conformity 0.026, Complexity 0.000, and Strictness 0.019. The strategy used in this research is to increase the adoption of innovation in the use of superior varieties of seeds, namely by conducting counseling to farmers by referring to the most critical and influential indicator, namely the suitability indicator.
respon petani dalam pemanfaatan vermikomposting pada cabai merah (Capsicum annuum L.) di Desa Taraju Kecamatan Taraju Deti Aisyah; Dwiwanti Sulistyowati; Wira Pradiana
AGRILAND Jurnal Ilmu Pertanian Vol 8, No 2 (2020): Agriland: Jurnal Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Islam sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/agr.v8i2.3091

Abstract

Produktivitas cabai merah di Kecamatan Taraju setiap tahunnya mengalami penurunan. Hal ini terjadi karena rendahnya respon petani dalam penggunaan pupuk organik. Salah satu usaha untuk meningkatkan produksi tanaman cabai yaitu dengan perbaikan teknik budidaya dengan caraa penggunaan pupuk organik kascing. Tujuan dari penelitian ini yaitu 1) Menganalisis respon petani dalam penggunaan pupuk kascing; 2) Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan respon petani dalam penggunaan pupuk kascing pada komoditas cabai merah; 3) Merumuskan strategi penyuluhan untuk meningkatkan respon petani dalam penggunaan pupuk kascing. Metode penelitian menggunakan dekriptif kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Taraju Kecamatan TarajuKabupatten Tasikmalaya. Jumlah responden sampel sebanyak 30 orang petani ditentukan dengan nonprobability sampling dengan quota sampling. Data dianalisis dengan deskriptif, asosiatif (uji korelasi Rankspearman), dan strategi penyuluhan dengan menggunakan uji Kendalls W. Hasil penelitian menunjukan tingkat respon petani termasuk kategori sedang (58,9%). Faktor yang berhubungan dengan respon petani adalah umur, lama pendidikan, lama berusaha tani, kegiatan penyuluhan, dan akses informasi. Strategi untuk meningkatkan respon ditentukan dari indikator terendah dalam keterampilan petani yaitu dosis pupuk kakscing dan pembuatan pupuk kascing.
difusi inovasi pembenah tanah asam humat pada komoditas cabai merah keriting (capsicum annuum L.) di Desa Pinggir Sari Kecamatan Arja Sari Kabupaten Bandung Umi Rahmasari; Dwiwanti Sulistyowati; Wira Pradiana
AGRILAND Jurnal Ilmu Pertanian Vol 8, No 2 (2020): Agriland: Jurnal Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Islam sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/agr.v8i2.3092

Abstract

Penggunaan pupuk kimia berlebih dan residu pestisida secara terus menerus dapat mengakibatkan penurunan kesuburan tanah serta dapat mengakibatkan pengeluaran dalam kegiatan budidaya semakin besar. Sebagai alternatif untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia dapat dilakukan dengan penggunaan asam humat. Penelitian ini bertujuan menganalisis tahapan difusi inovasi pembenah tanah asam humat, faktor-faktor yang berhubungan dengan difusi inovasi serta indikator yang harus ditingkatkan untuk meningkatkan difusi inovasi. Populasi pada penelitian ini merupakan petani yang berbudidaya cabai merah keriting yang berada di Desa Pinggirsari berjumlah 100 orang dan sampel yang diambil 30 orang. Variabel bebas meliputi karakteristik individu dan tahapan difusi inovasi serta variabel terikat adopsi inovasi pembenah tanah asam humat. Teknis analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif, analisis korelasi rank spearmen dan analisis Kendall’s W. Hasil penelitian menunjukan bahwa tahapan difusi inovasi pembenah tanah asam humat termasuk pada kategori sedang. Faktor yang berhubungan dengan difusi inovasi adalah umur, tingkat pendidikan, lama usahatani, karakteristik inovasi, saluran komunikasi dan jangka waktu. Strategi yang dapat dilakukan adalah menyelenggarakan pertemuan, mengadakan pelatihan, membuat petak percontohan penggunaan asam humat dengan melibatkan petani.
ADOPTION OF INNOVATION OF MEMBERS OF FARMING GROUPS IN THE USE OF ZPT( GROWTH REGULATORY SUBSTANCE ) IN TREATMENT OF RICE SEEDS (Oryza Sativa L.) IN CILAKU DISTRICT, CIANJUR DISTRICT, WEST JAVA PROVINCE Rahmad Dyanto; Kusmiyati Kusmiyati; Dwiwanti Sulistyowati
Jurnal Inovasi Penelitian Vol 1 No 3: Agustus 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.905 KB) | DOI: 10.47492/jip.v1i3.75

Abstract

Behavioral District has the potential of plants for the availability of food plants and various spices to be developed more broadly in order to increase productivity, especially rice food plants. So this study aims to describe the adoption of farmer group members, analyze the factors associated with the adoption of innovations, and look for strategies in increasing the adoption of farmer group members' innovations. This research was conducted in Behavioral District of Cianjur Regency. The sample of this study were 55 farmers who tried paddy fields taken with the technique of Random Sampling. The independent variables include independent factors including internal factors, namely age, level of education, length of farming, and land area external factors the role of extension workers, the role of farmer groups, mass media, facilities and infrastructure as well as the analysis used is descriptive analysis, Multiple Linear Regression analysis, Kendal W The results showed that the knowledge was classified as moderate, the persuasion was classified as moderate, the decision was classified as moderate, the implementation was classified as low, the confirmation was classified as moderate. Factors related to the adoption of innovations by farmer group members are age, length of farming, and mass media. to improve the adoption of innovation, counseling is carried out with materials on the implementation of ZPT (growth regulators) and knowledge of ZPT (growth regulators)
PEMBERDAYAAN PETANI DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) PADA USAHATANI BROKOLI (Brassica oleracea L.) DI DESA CIBODAS KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT Sufredy Sufredy; Dwiwanti Sulistyowati; Wida Pradiana
Jurnal Inovasi Penelitian Vol 1 No 3: Agustus 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (565.833 KB)

Abstract

Sistem pertanian yang berkelanjutan adalah sistem pertanian yang tidak merusak, tidak mengubah, serasi, selaras, dan seimbang dangan lingkungan atau pertanian yang patuh dan tunduk pada kaidah – kaidah alamiah. Upaya manusia yang mengingkari kaidah – kaidah ekosistem dalam jangka pendek mungkin mampu memacu produktivitas lahan dan hasil. Namun, dalam jangka panjang biasanya hanya akan berakhir dengan kehancuran lingkungan. Penurunan kesuburan tanah secara terus menerus dapat berdampak pada lingkungan sekitar terlebih didalam tanah seperti berkurangnya mikroorganisme dalam tanah untuk mengurai bahan organik hal ini akan mempengaruhi hsail produktivitas tanaman pada saat dipanen dan tanah menjadi keras akibat penggunan bahan kimia secara terus menerus. PGPR merupakan sekumpulan bakteri yang berasal dari rhizospere tanaman dan dapat dipindahkan dari habitat aslinya ke habitat lain baik secara langsung maupun melalui manipulasi terlebih dahulu. Pada habitat baru bakteri ini dapat berfungsi sama baiknya dengan habitat sebelumnya asalkan syarat tumbuh terpenuhi. Pengaruh langsung PGPR/RPTT didasarkan atas kemampuannya menyediakan dan memobilisasi atau memfasilitasi penyerapan berbagai unsur hara dalam tanah serta mensintesis dan mengubah konsentrasi berbagai fitohormon pemacu tumbuh. Kegiatan pengkajian Tugas Akhir dilaksanakan di Desa Cibodas Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Populasi pada kegiatan pengkajian ini adalah petani di Desa Cibodas, terdiri dari 3 kelompok tani hortikultura jumlah sampel pada pengkajian ini sebanyak 30 orang. Berdasarkan hasil analisis berdasarkan kuesioner, menunjukkan bahwa tingkat keberdayaan petani. Aspek pengetahuan meningkat sebesar 2,38, sikap meningkat sebesar 2,39, dan keterampilan sebesar 2,43. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa perlu adanya peningkatan pengetahuan petani melalui kegiatan penyuluhan agar para petani brokoli mampu menerapkan pertanian berkelanjutan dalam aspek budidaya tanaman.
PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI FEROMON SEKS PADA KOMODITAS CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.) DI DESA SAGARA KECAMATAN ARGAPURA KABUPATEN MAJALENGKA Siska Pranita; Dwiwanti Sulistyowati; Wida Pradiana
Jurnal Inovasi Penelitian Vol 1 No 3: Agustus 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (557.874 KB) | DOI: 10.47492/jip.v1i3.129

Abstract

Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan tanaman hortikultura salah satunya adalan tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.) Kecamatan Argapura merupakan salah satu sentra produksi cabai di Jawa Barat, namun dalam pengendalian hama lalat buah masih ketergantungan oleh pestisida kimia. Padahal dalam pengendalian hama lalat buah bisa dilakukan dengan penggunaan perangkap seperti feromon seks. Sehingga diperlukan pemberdayaan petani melalui teknologi feromon seks di Desa Sagara Kecamatan Argapura Majalengka. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara deskriptif tingkat keberdayaan petani melalui teknologi feromon seks, menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan keberdayaan petani serta merumuskan strategi pemberdayaan dalam penggunaan teknologi feromon seks. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sagara Kecamatan Argapura. Sampel penelitian sebanyak 30 orang diambil menggunakan teknik quota sampling. variabel bebas meliputi umur, tingkat pendidikan, lama berusahatani, luas lahan, dukungan kelembagaan petani, ketersediaan sarana dan prasarana, ketersediaan sumber informasi dan kegiatan penyuluhan dan variabel terikat yaitu keberdayaan petani melalui teknologi feromon seks. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat keberdayaan petani termasuk kategori tinggi. faktor yang berhubungan dengan keberdayaan petani meliputi umur, dukungan kelembagaan petani, ketersediaan sarana prasarana, ketersediaan sumber informasi dan kegiatan penyuluhan. Strategi pemberdayaan yang dilakukan adalah meningkatkan faktor yang berhubungan dengan keberdayaan petani, penyuluhan serta menerapkan petak percontohan.
ADOPSI INOVASI PENGGUNAAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI SAWAH (Oryza sativa L.) DI KECAMATAN CILAKU KABUPATEN CIANJUR PROVINSI JAWA BARAT Sinta Noviyanti; Kusmiyati Kusmiyati; Dwiwanti Sulistyowati
Jurnal Inovasi Penelitian Vol 1 No 4: September 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.923 KB) | DOI: 10.47492/jip.v1i4.144

Abstract

Cianjur Regency is the central rice producer in Indonesia which has abundant natural resource potential. But the realization of public consumption is still less in meeting economic needs. This study aims to describe how much the adoption of innovations in the use of new high yielding varieties (VUB), analyze what factors influence the adoption of innovations, and formulate strategies to increase the adoption of innovative uses of new high yielding varieties. This research was carried out in the Chavi Subdistrict of Cianjur Regency on March 7 to June 30, 2020. The sampling technique was done by purposive sampling Jumlahing 70 respondents. The data analysis technique used is descriptive analysis, multiple linear regression analysis and Kendall's W analysis. The results showed that the adoption of innovations in the use of new high yielding lowland rice in the Chavi District of Cianjur included in the medium category with presentations (72.86%), so it is necessary an increase in the use of new high yielding rice varieties. Factors that influence the adoption of innovation are the level of education, the role of extension workers, farmer group meetings, and infrastructure. The strategy to increase innovation adoption is by conducting extension activities, demonstration demonstration plots to farmers.
EFEKTIVITAS FORMULASI PUPUK DAN PEMANGKASAN PUCUK TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI CABAI MERAH Dwiwanti Sulistyowati
Jurnal Agroekoteknologi dan Agribisnis Vol. 3 No. 1 (2019)
Publisher : Politeknik Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (333.696 KB) | DOI: 10.51852/jaa.v3i1.178

Abstract

Manfaat pengembangan penelitian cabai merah(Capsicum annuum L.) adalah untukmeningkatkan produktivitas tanaman cabai merah, diperlukan untuk memenuhi permintaankonsumen baik dari dalam maupun luar negeri yang terus meningkat. Penelitian ini bertujuanmengetahui formulasi pupuk anorganik dan pemangkasan tunas yang tepat akan meningkatkankualitas dan kuantitas hasil tanaman cabai merah. Percobaan dilaksanakan pada bulan Mei–November 2018 bertempat di lahan percobaan STPP Bogor, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor.Bahan yang digunakan dalam percobaan ini terdiri atas cabai merah varietas TM 999, pupuk NPK(16-16-16), pupuk kandang, kapur pertanian, pupuk daun, furadan, fungisida dan insektisida.Peralatan yang digunakan tray semai, alat-alat budidaya, dan alat-alat penunjang penelitianlainnya. Percobaan disusun dalam Rancangan Petak Tersarang (nested design) berupa formulasipupuk yaitu P1 = pupuk NPK (16:16:16) cair dosis 1000 kg/ha + gandasil D/B 2g/l dan P2 = pupukAB mix (cabai merah), dan diulang 3 ulangan. Faktor perlakuan terdiri atas empat taraf yaitu, N0 =tanpa pemangkasan (kontrol); N1 = pemangkasan pucuk pra-tanam (persemaian), N2 =pemangkasan semua tunas ketiak daun, N3 = pemangkasan tunas ketiak daun dibiarkan 2cabang. Diperoleh 8 kombinasi percobaan dengan 3 ulangan, sehingga terdapat 24 satuanpercobaan. Masing-masing satuan percobaan tersebut terdiri atas 20 tanaman. Sampelpengamatan non destructive pada setiap unit percobaan sebanyak 10 tanaman yang diambilsecara acak. Peubah yang diamati meliputi tinggi tanaman, dimater tajuk dan produksipertanaman. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan setiap minggu sejak 2-10 MST (minggu setelahtanam) dengan cara mengukur tinggi tanaman dari permukaan tanah hingga titik tumbuh. Diametertajuk, dilakukan dengan mengukur diameter tajuk tanaman ketika pertumbuhan tanaman mencapaioptimal. Penghitungan produksi per tanaman, berupa total bobot panen per tanaman cabai.Perlakuan pemupukan NPK (P1) ataupun AB Mix (P2) tidak berpengaruh nyata pada karaktertinggi tanaman, diameter tajuk dan produksi per tanaman. Tidak terjadi interaksi antara perlakuanpupuk NPK dan AB Mix pada semua peubah yang diamati. Aplikasi pupuk NPK dan AB Mixmenunjukkan respon yang sama terhadap tinggi tanaman yaitu tertinggi pada pemangkasandengan menyisakan 2 (dua) tunas ketiak (N3) tidak berbeda dengan pemangkasan tunas pucuksaat semai (N1) dan seluruh tunas ketiak (N2), berbeda nyata dengan tanaman yang tidakdipangkas/kontrol (N0). Aplikasi pupuk AB Mix tidak memberikan pengaruh pada diameter tajuktanaman yang diapangkas ataupun tidak dipangkas (kontrol). Aplikasi pupuk NPK memberikanpengaruh diameter tajuk terbesar pada pemangkasan dengan menyisakan 2 (dua) tunas ketiak(N3), tidak berbeda nyata dengan pemangkasan tunas pucuk saat semai (N1) dan seluruh tunasketiak (N2), namun berbeda nyata dengan tidak dipangkas/kontrol (N0). Perlakuan pupuk NPKmenunjukkan produksi tanaman cabai merah terbesar pada pemangkasan tunas pucuk saat semai(N1) dan pemangkasan tunas ketiak dengan menyisakan 2 cabang (N3), berbeda nyata denganpemangkasan seluruh tunas ketiak (N2) dan tanaman yang tidak dipangkas/kontrol (N0).Perlakuan pupuk AB Mix menunjukkan produksi tanaman cabai merah terbesar padapemangkasan seluruh tunas ketiak (N2) dan pemangkasan tunas pucuk saat semai (N1), disusuloleh pemangkasan tunas ketiak dengan menyisakan 2 cabang (N3), dan berbeda nyata dengantanaman yang tidak dipangkas/kontrol (N0).
Potensi Cendawan Antagonis Trichoderma Viride Isolat Bogor sebagai Agensi Pengendalian Hayati Penyakit Antraknosa Tanaman Cabai Merah: Antagonist Potential of Bogor Isolate of Trichoderma viride as a Biological Control Agent on Anthracnose Disease of Red Chilli Arifin Tasrif; Dwiwanti Sulistyowati; Yuliar; Bayu Adirianto; Endang Krisnawati; Dwi Sugihati
Jurnal Agroekoteknologi dan Agribisnis Vol. 8 No. 1 (2024): Jurnal Agroekoteknologi dan Agribisnis
Publisher : Politeknik Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51852/jaa.v8i1.731

Abstract

Anthracnose disease caused by Colletottrichum capsici on chili plants that can damage yields by up to 80%. Control with fungicides has not been able to provide maximum results, because the fungus can move due to water splashes, especially in the rainy season. The use of antagonistic fungi against Colletotrichum capsici. has been widely published but is still limited to laboratory and greenhouse scales. This study aims to analyze the potential of Bogor isolate Trichoderma viride antagonist fungus against the fungus C. capsici through in-vitro study in the laboratory, screen houses, and field conditions. The experiment was structured using Complete Randomized Design (CRD) with parameters that measured respectively the antagonistic ability, and the percentage of attack by C. capsici and the severity of anthracnose disease on chili plants were both tested in screen house condition. Bogor Isolate T. viride has potential as a biological control agent for chili plants. This is proven by the ability to suppress the growth of C. capsici by 71% in vitro. The use of the fungus T. viride with a concentration of 7x106 conidia/ml (full strength) can suppress the development of anthracnose by 59 to 87% under screen house conditions. In other words, the pathogenicity of capsici in red chili plants shows a severity level of 13 to 41%.