Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Penerapan Metode Proyeksi Citra pada Citra Kamera 360 Derajat untuk Mengukur UGR Abiyyu Fathin Derian; Faridah Faridah; Rizki Armanto Mangkuto
Jurnal Nasional Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Vol 8 No 3: Agustus 2019
Publisher : Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1122.891 KB)

Abstract

The quality of lighting in a room will affect visual comfort. It is determined by light beam that hits observer’s eyes generating a specific response. Meanwhile, the indicator that represents visual comfort is glare, especially discomfort glare. Glare index in a room, one of them, is stated by Unified Glare Rating (UGR) value affected by the ratio of glare source’s luminance and background in a specific solid angle and position between observer and luminaire. As a result, it is needed to conduct an assessment to know glare potency in a room. The popular method measuring UGR is by analyzing pixel value from High Dynamic Range (HDR) image captured by 180-degree camera. At the same time, the implementation of 360-degree camera in assessing photometry has also been developed. However, the implementation is not been applied to measure glareyet. Therefore, this paper is aimed to implement 360-degree camera determining UGR value of HDR image. It is conducted by comparing the UGR value to 180-degree camera image. The result shows the significant irrelevance of both cameras. Statistical analysis on Lmean and Lstd found that the coefficient of determination is less than one and Root Mean Square Error(RMSE) is bigger than 0.1, while F-test and T-test results are less than 0.05. The value of Coefficient Variation ( CV) 180-degree camera is bigger than 360-degree camera which stated the data of luminance value is more spread out. It shows that the use of 360-degree camera with per-pixel analysis on HDR image to measure glare is not appropriate.
Akurasi Perhitungan Faktor Langit dalam SNI 03-2396-2001 tentang Pencahayaan Alami pada Bangunan Gedung Rizki Armanto Mangkuto
Jurnal Permukiman Vol 11 No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Permukiman dan Perumahan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31815/jp.2016.11.110-115

Abstract

Standar nasional Indonesia tentang pencahayaan alami pada bangunan gedung yang berlaku pada saat ini, SNI 03-2396-2001, merekomendasikan penggunaan faktor langit dari langit berawan seragam sebagai indikator ketersediaan pencahayaan alami dalam ruangan. Untuk menghitung faktor langit sebagai fungsi dari posisi relatif (L/D and H/D) dari suatu lubang cahaya vertikal tanpa kaca, disediakan tabel referensi yang dapat digunakan. Meskipun demikian, akurasi dari nilai-nilai yang terdapat dalam tabel tersebut tidak diketahui. Artikel ini melaporkan akurasi dari nilai-nilai tersebut dibandingkan terhadap nilai analitisnya. Dari perhitungan, ditemukan bahwa dari 11 dari 361 nilai yang ada dalam tabel memiliki galat relatif sebesar 10% atau lebih besar. Beberapa contoh hasil yang didapat menggunakan interpolasi nilai-nilai pada tabel dibandingkan dengan hasil yang didapat menggunakan persamaan analitik. Berdasarkan analisis, disarankan untuk menggunakan tabel referensi hanya untuk nilai L/D dan H/D yang berada di dalam rentang 0,1 ~ 6,0. Untuk nilai-nilai di luar rentang tersebut, disarankan untuk menggunakan persamaan analitik untuk menentukan faktor langit.
Optimisasi Perletakan dan Penjadwalan Sistem Pencahayaan untuk Meningkatkan Eksitansi Rata-rata Permukaan dalam Ruang Rizki Armanto Mangkuto; Albertus Wida Wiratama; Karima Fadla; F.X. Nugroho Soelami
Jurnal Permukiman Vol 14 No 1 (2019)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Permukiman dan Perumahan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31815/jp.2019.14.45-54

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mendemonstrasikan suatu metode optimisasi perletakan dan penjadwalan sistem pencahayaan dalam ruang, untuk meningkatkan eksitansi rata-rata permukaan dalam ruang (MRSE) dan metrik otonomi cahaya alami (DA), serta menurunkan konsumsi energi pencahayaan tahunan. Dua ruang laboratorium uji beton yang berlokasi di Balai Besar Bahan dan Barang Teknik, Bandung, Indonesia, dipilih sebagai studi kasus. Optimisasi pencahayaan alami dilakukan dengan menghilangkan langit-langit gantung laboratorium, memenuhi target MRSE200/50% dan DA200/50% sepenuhnya di ruang timur, tetapi hanya sebagian di ruang barat. Optimisasi pencahayaan elektrik dilakukan untuk memenuhi target yang tersisa dengan menentukan posisi luminer menggunakan algoritme genetik (GA) dalam simulasi Grasshopper dan Octopus. Posisi yang dihasilkan memenuhi seluruh tujuan di sebagian besar zona. Penjadwalan kontrol pencahayaan kemudian diusulkan berdasarkan profil DA dan MRSE dalam ruang. Sistem terintegrasi yang diusulkan menghasilkan konsumsi energi pencahayaan tahunan sebesar 9,9 kWh/m2/tahun untuk ruang barat dan 1,0 kWh/m2/tahun untuk ruang timur. Penelitian ini dilakukan untuk mendemonstrasikan suatu metode optimisasi perletakan dan penjadwalan sistem pencahayaan dalam ruang, untuk meningkatkan eksitansi rata-rata permukaan dalam ruang (MRSE) dan metrik otonomi cahaya alami (DA), serta menurunkan konsumsi energi pencahayaan tahunan. Dua ruang laboratorium uji beton yang berlokasi di Balai Besar Bahan dan Barang Teknik, Bandung, Indonesia, dipilih sebagai studi kasus. Optimisasi pencahayaan alami dilakukan dengan menghilangkan langit-langit gantung laboratorium, memenuhi target MRSE200/50% dan DA200/50% sepenuhnya di ruang timur, tetapi hanya sebagian di ruang barat. Optimisasi pencahayaan elektrik dilakukan untuk memenuhi target yang tersisa dengan menentukan posisi luminer menggunakan algoritme genetik (GA) dalam simulasi Grasshopper dan Octopus. Posisi yang dihasilkan memenuhi seluruh tujuan di sebagian besar zona. Penjadwalan kontrol pencahayaan kemudian diusulkan berdasarkan profil DA dan MRSE dalam ruang. Sistem terintegrasi yang diusulkan menghasilkan konsumsi energi pencahayaan tahunan sebesar 9,9 kWh/m2/tahun untuk ruang barat dan 1,0 kWh/m2/tahun untuk ruang timur.
Usulan Pembaruan Tabel Faktor Langit pada SNI 03-2396-2001 tentang Pencahayaan Alami pada Bangunan Fahmi Nur Hakim; Atthaillah Atthaillah; Rizki Armanto Mangkuto
Jurnal Permukiman Vol 16 No 2 (2021)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Permukiman dan Perumahan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31815/jp.2021.16.61-68

Abstract

Pencahayaan alami siang hari (PASH) ialah unsur krusial untuk dipertimbangkan pada desain bangunan karena dua manfaat besar yaitu efisiensi energi dan peningkatan kinerja dan kesehatan pengguna. Di Indonesia hanya terdapat satu regulasi yang mengatur tentang PASH dalam bangunan, yaitu Standar Nasional Indonesia (SNI) SNI 03-2396-2001. Selain belum pernah diperbarui kembali sejak dipublikasikan, terdapat sejumlah persoalan dalam SNI 03-2396-2001, antara lain penggunaan model langit seragam yang tidak lagi relevan serta adanya kesalahan nilai-nilai faktor langit (FL) pada tabel yang dicantumkan standar tersebut. Untuk itu, penelitian ini mengusulkan penggunaan model langit berawan standar CIE yang masih berlaku saat ini, serta mengamati nilai galat dari FL pada berbagai kasus uji dalam SNI 03-2396-2001 dan kasus uji 5.11 dalam dokumen CIE 171:2006. Metode analitik digunakan untuk menghitung nilai FL dan mengetahui nilai galat untuk model langit seragam pada SNI 03-2396-2001 terhadap langit berawan standar CIE. Hasil yang didapat menunjukkan perbedaan nilai FL yang signifikan untuk kasus H/D < 1,0, dengan galat maksimum sebesar 163% untuk H/D = L/D = 0,1, serta 34% pada kasus uji 5.11 dalam dokumen CIE 171:2006, sehingga dapat menimbulkan kesalahan yang serius dalam praktik desain bangunan.
OPTIMISASI PARAMETRIK FASAD BILAH HORIZONTAL TERHADAP PENCAHAYAAN ALAMI DENGAN METRIK USEFUL DAYLIGHT ILLUMINANCE (UDI) DI KOTA LHOKSEUMAWE Atthaillah, Atthaillah; Mangkuto, Rizki Armanto
Nature : National Academic Journal of Architecture Vol 7 No 1 (2020): June
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/nature.v7i1a7

Abstract

Abstrak_ Studi ini melakukan optimasi pengaruh rotasi (α) dan lebar bilah (l) pada fasad bilah horizontal untuk pencahayaan alami yang optimal di Kota Lhokseumawe.  Sebuah ruang belajar sekolah dasar hipotetik tanpa konteks dimodelkan secara komputasional kemudian diuji dengan metrik UDI.  Metode optimasi dengan Genetic Algorithm (GA) dengan Galapagos digunakan untuk mendapatkan solusi-solusi rotasi dan lebar bilah yang optimal terhadap pencahayaan alami.  Mesin simulasi Radiance dan Daysim digunakan yang dihubungkan dengan perangkat permodelan parametrik dengan aplikasi Rhinoceros dan Grasshopper melalui ­plugins Ladybug Tools.  Optimasi dilakukan untuk mendapatkan nilai UDIo.avg (100-2000 Lux) paling maksimal.  Hasil menunjukkan bahwa terdapat pengaruh rotasi dan lebar bilah yang berbeda-beda untuk setiap orientasi di Kota Lhokseumawe.  Ada dua orientasi yang dapat dirasionalkan hasil optimasi dari GA yaitu Utara dengan nilai α=90 dengan beberapa nilai lebar bilah yaitu l=0,20m, l=0,22m, l=0,43 dan l=0,45m mendapatkan nilai UDIo.avg=100%, serta hadapan Timur dengan satu kombinasi yaitu α=-80, l=0,30m dengan UDIo.avg=99,29%.  Sementara, sisi Selatan dan Barat direkomendasi untuk memilih kombinasi solusi-solusi optimal yang sangat variatif oleh GA yang disajikan pada penelitian ini.  Lebih lanjut, hadapan Utara dan Selatan mendapatkan solusi optimal dengan diferensiasi sudut yang kecil terhadap sudut 90 derajat dari bilah horizontal.  Solusi-solusi optimal yang variatif dari sudut rotasi dan lebar bilah yang didapatkan dengan metode GA dapat menguntungkan untuk menciptakan desain fasad yang terlihat tidak seragam untuk setiap orientasi atau bahkan pada satu orientasi.Kata kunci : Optimisasi; Pencahayaan Alami; Desain Fasad; Bilah Horirizontal; Useful Daylight Illuminance. Abstract_ This study examined the effects of optimizing rotation (α) and width (l) of the horizontal blades for optimal daylighting in Lhokseumawe. A hypothetical elementary classroom, without any context, was computationally designed and examined using UDI metric.  Optimization Genetic Algorithm (GA) method with Galapagos were used to obtain the rotation solution and optimal daylighting.  Moreover, Radiance and Daysim simulation engines connected to parametric platform of Rhinoceros and Grasshopper using Ladybug Tools as mediating tools were administered for the analysis.  The optimization was aimed at maximum UDIo.avg (100-2000 Lux).  Result revealed rotation and width of the horizontal blades contributed differently to every orientation in Lhokseumawe.  Two orientations were succeeded to be rationalized based on GA opmization results, first, North showed α=90 and some blades’ width of l=0,20m, l=0,22m, l=0,43 and l=0,45m resulted in UDIo.avg=100%.  Second, East orientation for the combination of α=-80, l=0,30m resulted in UDIo.avg=99,29%.  Further, South and West to maintained solutions from the GA optimization results as presented in this paper.  In addition, North and South sides suggested a small differentiation for its rotation from full horizontal blades, which was 90 degrees.  Various optimum design solutions, for rotation and width of the blades,  from the GA benefitted to create non-uniform façade design for different or even at the similar orientation.  Keywords :  Optimization; Daylighting; Façade Design; Horizontal Blades; Useful Daylight Illuminance.This study conduct an optimization for rotation (α)  and width (l)  of horizontal blades for an optimal daylighting in Lhokseumawe.  A hypothetical classroom for elementary school, without any context, was computationally modeled and examined using UDI metric.  Optimization utilizing Genetic Algorithm (GA) using Galapagos was a tool to explore for rotational and width of the blades for an optimal daylighting inside the room.  Further, Radiance and Daysim were main simulation engines for daylighting through parametric platform of Rhinoceros and Grasshopper using Ladybug Tools as mediating tools to connect to the daylighting simulation engines.  The optimization was aimed at maximum UDIo.avg (100-2000 Lux).  Result revealed rotation and width of the horizontal blades contributed differently to every orientation in Lhokseumawe.  Two orientations were succeeded to be rationalized based on GA opmization results, first, North showed α=90 and some blades’ width of l=0,20m, l=0,22m, l=0,43 and l=0,45m resulted in UDIo.avg=100%.  Second, East orientation for the combination of α=-80, l=0,30m resulted in UDIo.avg=99,29%.  Further, South and West to maintained solutions from the GA optimization results as presented in this paper.  In addition, North and South sides suggested a small differentiation for its rotation from full horizontal blades, which was 90 degrees.  Various optimum design solutions, for rotation and width of the blades,  from the GA benefitted to create non-uniform façade design for different or even at the similar orientation.   
OPTIMIZATION OF ASYMMETRIC BILATERAL COMPLEX FENESTRATION SYSTEMS IN STATE ELEMENTARY SCHOOL CLASSROOMS IN INDONESIA Ramadhani, Dhafira; Mangkuto, Rizki Armanto; Triyogo, R.; Atthaillah
Nature : National Academic Journal of Architecture Vol 10 No 2 (2023): Nature
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/nature.v10i2a7

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja pencahayaan alami siang hari (PASH) dengan menggunakan sistem penetrasi kompleks (CFS) bilateral asimetris di ruang kelas hipotetis yang terletak di dua kota tropis di Indonesia, yaitu Bandung dan Lhokseumawe, yang masing-masing terletak di sebelah selatan dan utara garis khatulistiwa. Bandung merupakan kota tropis diatas pegunungan, sedangkan Lhokseumawe merupakan kota pesisir. Optimalisasi dilakukan untuk keempat orientasi mata angin. Kinerja PASH ruang kelas dinilai dengan menggunakan metrik aUDI250-750lx, aUDI100-3000lx, sDA300/50%, dan ASE1000.250. Kondisi awal menunjukkan performa pencahayaan siang hari yang tidak memadai ditunjukkan oleh nilai aUDI100-3000lx yang rendah (di bawah 80%) dan nilai ASE1000,250 yang tidak memuaskan (di atas 10%). Untuk memenuhi standar performa pencahayaan siang hari yang baik, penelitian ini menggunakan metode simulasi komputasi untuk kondisi tahunan. Selanjutnya, algoritma RBFOpt digunakan melalui Opossum untuk melakukan optimasi. Berdasarkan hasil optimasi, integrasi CFS ke dalam selubung bangunan menghasilkan peningkatan kinerja PASH di kedua lokasi.