Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

ESTIMASI PARAMETRIK MATERIAL KONSTRUKSI BETON BERTULANG PADA BANTUAN PASKA BENCANA DI ACEH. (STUDI KASUS: PERHITUNGAN MATERIAL PONDASI) Atthaillah, Atthaillah; Saputra, Eri
LANGKAU BETANG: JURNAL ARSITEKTUR Vol 5, No 2 (2018): December
Publisher : Department of Architecture, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (679.452 KB) | DOI: 10.26418/lantang.v5i2.26720

Abstract

Penelitian ini merupakan pengembangan dari studi oleh penulis sendiri untuk menciptakan alur kerja yang efektif dan efisien untuk perhitungan kebutuhan material konstruksi pada kasus paska bencana di Aceh.  Pada artikel ini penulis fokus pada perhitungan kebutuhan material pondasi.  Tujuannya adalah untuk memberikan gambaran yang lebih baik tentang bagaimana sistem yang menjadi proposal kami bekerja.  Selain itu, pengembangan kemampuan dari framework sebelumnya juga salah satu hal yang ingin kami dapatkan pada studi ini.  Penelitian ini menggunakan metode parametrik dengan Rhinoceros Educational versi 6, Grasshopper3D versi 1 serta GHPython.  Rhinoceros digunakan untuk membuat desain.  Grasshopper3D digunakan untuk membuat algoritma serta GHPyhton untuk membuat komponen-komponen Grasshopper yang lebih efisien sesuai dengan studi kasus.  Pada artikel ini kami juga menggunakan spreadsheet yaitu Microsoft Excel untuk tabulasi data perhitungan.  Hasil penelitian ini menunjukkan kemampuan framework berhasil dikembangkan untuk perbandingan alternatif komponen bangunan.  Pada kasus ini perbandingan harga material kota Lhokseumawe antara pondasi menerus dan pondasi tapak pada tiga luas bangunan yaitu 55 m2, 16 m2 dan 36 m2.  Perbandingan tersebut menunjukkan pondasi tapak lebih murah dalam hal material dibandingkan dengan pondasi menerus.  Kemampuan ini dinilai penting untuk efektifitas pengambilan keputusan yang relevan dengan konteks paska bencana di daerah tertentu.  Kemampuan membandingkan ini juga memberikan peluang untuk peningkatan kondisi psikologis dari penerima atau masyarakat yang terdampak oleh bencana.  Hal ini disebabkan oleh adaptabilitas yang tinggi dari framework sehingga bisa disesuaikan dengan kondisi yang diinginkan.  Selain itu, kami telah berhasil mengintegrasikan secara efisien pengembangan pada tahap ini ke framework yang sudah dikembangkan sebelumnya. PARAMETRIC ESTIMATION FOR REINFORCED CONCRETE CONSTRUCTION MATERIAL IN ACEH POST DISASTER RELIEF (CASE STUDY: ESTIMATION OF FOUNDATION MATERIAL)This research was the development of authors’ previous work to invent a framework that capable of performing estimation for construction materials effectively and efficiently in Aceh post-disaster cases.  In this paper, the writers focus on estimating substructure construction materials.  It was aimed at giving a better overview of the proposed framework system.  Besides, the improvement of the ability of the previous framework was something that we opted to within this study.  This paper employed a parametric method using Rhinoceros Educational version 6, Grasshopper3D version 1 and GHPython.  Rhinoceros was used for design making.  Grasshopper3D was used to construct algorithms and GHPython was utilized for optimized Grasshopper3D components for efficient workflow.  Further, this work utilized spreadsheet, which was Microsoft Excel, for estimation data tabulation.  The result showed the abilities of the framework was succeeded to be developed for a new feature, which was comparison capability for building components alternative.  In this study, the material price comparison for Lhokseumawe between a continuous rock (rubble stone) and footplate foundations for 55 m2, 16 m2, and 36 m2 building area.  It was discovered that the footplate foundation cheaper compared to the rubble stone.  This capability was significant for an effective decision making in a relevant post-disaster context.  The comparison ability had open opportunity to improve the psychological condition for users or societies affected by a disaster.  It was due to the high adaptability of the framework to suit specific situations.  Besides, we had efficiently integrated the development at this stage successfully to the previous work.
USEFUL DAYLIGHT ILLUMINANCE (UDI) PADA RUANG BELAJAR SEKOLAH DASAR DI KAWASAN URBAN PADAT TROPIS (STUDI KASUS: SD NEGERI 2 DAN 6 BANDA SAKTI, LHOKSEUMAWE, ACEH, INDONESIA) Atthaillah, Atthaillah; Bintoro, Andik
LANGKAU BETANG: JURNAL ARSITEKTUR Vol 6, No 2 (2019): December
Publisher : Department of Architecture, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (915.986 KB) | DOI: 10.26418/lantang.v6i2.33940

Abstract

Studi ini melakukan evaluasi pencahayaan alami pada ruang belajar Sekolah Dasar Negeri 2 dan 6 Banda Sakti, Lhokseumawe.  Sekolah tersebut berada pada lokasi urban padat dan merupakan sekolah dengan bangunan terluas di kecamatan Banda Sakti.  Ada 36 (tiga puluh enam) ruang kelas yang dilakukan simulasi pencahayaan alami pada objek studi ini.  Simulasi pencahayaan alami dilakukan dengan metrik useful daylight illuminance (UDI).  Metrik ini menggunakan data cuaca lokasi objek penelitian dalam hal ini data cuaca Kota Lhokseumawe dalam format energyplus weather (EPW) file.  Pemodelan untuk simulasi dilakukan dengan piranti Rhinoceros, sementara algoritma simulasi dibuat menggunakan Grasshopper dengan tambahan plugin Ladybug Tools.  Ladybug Tools memberikan akses ke engine simulasi Daysim yang merupakan perangkat simulasi pencahayaan alami yang tervalidasi.  Pada penelitian ini ketegori UDI terpenuhi dialterasi sesuai dengan standar pencahayaan alami disarankan dalam SNI 03-6197 yaitu 250-750 Lux untuk ruangan yang digunakan pada bangunan pendidikan dalam hal ini sekolah dasar.  Hasil menunjukkan tidak ada ruang kelas yang dikategorikan baik pada SDN 2 dan 6 Banda Sakti.  Hanya terdapat 29 (dua puluh sembilan) kelas dengan kategori cukup dan 7 (tujuh) ruang dengan kategori kurangUSEFUL DAYLIGHT ILLUMINANCE (UDI) IN ELEMENTARY SCHOOL CLASSROOMS IN TROPICAL HIGH DENSITY URBAN AREA (CASE STUDY: SD NEGERI 2 AND 6 BANDA SAKTI, LHOKSEUMAWE, ACEH, INDONESIA) This study evaluated the daylight distribution within classrooms at Sekolah Dasar Negeri 2 and 6 Banda Sakti, Lhokseumawe.  The school is located in high-density urban area, and it was the largest state elementary school building in Banda Sakti.  36 (thirty-six) classrooms were simulated for its daylight performance.  The simulation utilized useful daylight illuminance (UDI) metric. The metric used the local weather file for Lhokseumawe in energyplus weather (EPW) format.  Modeling for simulation utilized Rhinoceros; further, the simulation algorithm was created using Grasshopper with the extension of Ladybug Tools.  Ladybug Tools opened access to a Daysim, a validated daylight simulation engine.  In this study, the useful daylight was referenced to SNI 03-6197, which was 250-750 Lux for educational spaces at this study classrooms for the elementary school.  The result showed there was none of the classroom fallen under a good category. 29 (twenty-nine) classrooms was under insufficient category and 7 (seven) classrooms under a bad category
ANALISA KENYAMANAN TERMAL ADAPTIF PADA RUMAH TINGGAL TIPE 36 DI PERUMAHAN KETAPING RESIDENCE PADANG PARIAMAN Riskillah, Richi Yulistia; Olivia, Sisca; Atthaillah, Atthaillah; Husain, Said; Saputra, Eri
Arsitekno Vol 8, No 1 (2021): Arsitekno
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/arj.v8i1.3643

Abstract

Rumah merupakan tempat terjadinya aktivitas manusia dalam sehari-hari, dalam melakukan aktivitas di dalam rumah diperlukan kenyamanan bagi pengguna. Kenyamanan termal merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan. Penelitian ini dilakukan untuk memahami kondisi termal pada rumah tinggal sederhana dengan metrik adaptive comfort. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan mendapatkan data tingkat kenyamanan termal. Rumah yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Perumahan Kataping Residence, merupakan perumahan dengan jumlah unit bangun pada 1 tahap yaitu 145 unit dengan satu jenis bangunan yaitu tipe 36. Perumahan ini merupakan perumahan skala besar yang dibangun pada daerah Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padang Pariaman dengan desain menggunakan jendela adaptif. Dalam penggunaannya penghuni menggunakan penghawaan buatan untuk mendapatkan kondisi termal yang baik. Penelitian ini menggunakan metode simulasi dengan teknik parametrik menggunakan Rhinoceros, Grasshopper, Ladybug, dan Honeybee, serta menggunakan data cuaca Kota Padang Pariaman. Simulasi dilakukan 24 jam dalam sehari selama 1 (satu) tahun, dengan menggunakan 2 (dua) rumah contoh yang berbeda arah orientasinya. Hasil simulasi menunjukkan bahwa rumah dengan rata-rata tidak nyaman terjadi pada rumah contoh 2, dengan arah bagian barat merupakan orientasi paling tidak nyaman.
Simulasi Desain Fasad Optimal Terhadap Pencahayaan Alami Pada Gedung Prodi Arsitektur Universitas Malikussaleh Atthaillah Atthaillah; Suhartina Wijayanti; Soraya Masthura Hassan
EMARA: Indonesian Journal of Architecture Vol. 4 No. 1 (2018): EIJA | August ~ October 2018 Edition
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1319.313 KB) | DOI: 10.29080/emara.v4i1.228

Abstract

The department of architecture’s building of Malikussaleh University was found problematic with its daylighting distribution through out the spaces. Also, earlier research had acknowledged the situation. However, the previous research did not offer an appropriate solution particularly regarding its optimum façade design. This research attempted to optimize the daylight harvest into the spaces by comparing its façade design for daylighting. There were three types of façade designs, perforated, vertical and horizontal screens, examined fot its most optimum daylight harvest. This study utilized digital simulation using Grasshopper and Ladybug Tools to calculate Annual daylight condition within the building. Within the tools this study integrated Climate Based Daylight Modeling (CBDM), which was Useful Daylight Illuminance (UDI) for the condition of Lhokseumawe. Next, it compared and suggested the result for the three types of façade design for optimum daylight distribution. Based on UDI, the targetted optimum daylight was in the range of 100-2000 lux. It was discovered that horizontal screen work best to almost entire building façades which covered 13 out of 15 examined-spaces within the building.
SIMULASI PENCAHAYAAN ALAMI PADA GEDUNG PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNIVERSITAS MALIKUSSALEH Atthaillah Athaillah; Muhammad Iqbal; Iman Saputra Situmeang
NALARs Vol 16, No 2 (2017): NALARs Volume 16 Nomor 2 Juli 2017
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/nalars.16.2.113-124

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini melakukan investigasi performa pencahayaan alami pada Gedung Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik (PAFT) Universitas malikussaleh. Berdasarkan observasi pada gedung PAFT, ruangan-ruangan pada bangunan cenderung gelap dan memakai bantuan pencahayaan buatan walaupun pada siang hari, serta memiliki lahan sempit sehingga cahaya alaminya terhalang oleh bangunan perimeter. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa performa pencahayaan alami khususnya faktor pencahayaan alami (daylight factor) pada gedung PAFT dan memberikan solusi desain untuk meningkatkan performa pencahayaan alaminya. Metode penelitian dilakukan melalui simulasi Komputer (computer simulation) dengan software Velux Daylight Visualizer versi 2.0 untuk perhitungan faktor pencahayaan alami. Hasil menunjukkan bahwa permasalahan disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah kedalaman ruang, posisi ruang, pemilihan material bukaan, penempatan bukaan yang tidak sesuai, kondisi sekitar bangunan (penghalang bangunan), dan Window Wall Ratio (WWR) yang kurang memadai. Selanjutnya, penelitian ini memberikan solusi seperti meningkatkan WWR (menambah dan memperluas bukaan), mengganti warna interiordengan warna yang lebih cerah seperti warna putih, mengganti material bukaan dengan nilai Tvis lebih tinggi (0,850) dan menambahkan shading devices pada tempat-tempat yang dianggap Membutuhkan untuk menghindari efek silau berlebihan dalam ruangan.Kata kunci: Pencahayaan Alami, Faktor Pencahayaan Alami, Velux Daylight Visualiser 2.0, Simulasi Komputer ABSTRACTDaylighting provided significant benefits such as visual comfort and energy saving for a building. In addition, it improved productivity and welbeing of its occupants. As an educational building for architecture, the building of Prodi Arsitektur Fakultas Teknik (PAFT) Universitas Malikussaleh, needed to pay attention to its daylighting performance. As observed, on the one hand, spaces within the building relatively dark and it utilised electric lighting during working hours, on the other, it was made worse by narrow site surrounded with perimeter buildings at close distances. The aim of this study was to analyse daylighting performance within PAFT building, particularly, daylight factor (DF).  Furthermore, this research offered some solutions to improve daylight performance within PAFT building. Computer simulation were adopted with Velux Daylight Visualizer Version 2.0 for DF calculation. Result showed, majority of spaces within PAFT building did not meet standard as required by Standar Nasional Indonesia (SNI). The causes for the condition were depth of spaces, mispositioning of particular spaces within PAFT building, incorrect glass selection for openings, inappropriate opening positioning, reasonably close distance of adjacent building and insufficient window wall ratio (WWR). The possible solutions for the situation were increasing the WWR, change interior into a brighter color, replaced all of glasses with higher Tvis values and provided shading devices where appropriate. Keywords: Daylighting, Daylight Factor, Velux Daylight Visualiser 2.0, Computer Simulation 
AN INVESTIGATION INTO THE PHENOMENON OF GLOSSINESS IN CONTEMPORARY ARCHITECTURE Atthaillah Badruddin
Arsitekno Vol 2, No 2 (2013): Jurnal Arsitekno
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/arj.v2i2.1241

Abstract

This paper will investigate the phenomenon of glossiness as a rising trend in contemporary architecture. Also,this paper will argue a significant transition in the surface finishing and socio-technical development hasdirected architecture toward the trend of glossiness. To gain a better understanding toward this particularphenomenon, the exploration within this study will be discussed in two parts. First, we will look at glossiness asmaterial quality and the limitation of perception. This will suggest the glossiness as a result of the interactionbetween the known material qualities, such as transparency, reflectivity and opacity. Next, we will further lookat this particular phenomenon in socio-technical development in the 20th century to understand why theglossiness has present in the contemporary architecture. Consequently, this understanding will bring us to thecomprehension of glossiness as a product of consumerism culture and computer innovation in architecturesurface materiality.
Usulan Pembaruan Tabel Faktor Langit pada SNI 03-2396-2001 tentang Pencahayaan Alami pada Bangunan Fahmi Nur Hakim; Atthaillah Atthaillah; Rizki Armanto Mangkuto
Jurnal Permukiman Vol 16 No 2 (2021)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Permukiman dan Perumahan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31815/jp.2021.16.61-68

Abstract

Pencahayaan alami siang hari (PASH) ialah unsur krusial untuk dipertimbangkan pada desain bangunan karena dua manfaat besar yaitu efisiensi energi dan peningkatan kinerja dan kesehatan pengguna. Di Indonesia hanya terdapat satu regulasi yang mengatur tentang PASH dalam bangunan, yaitu Standar Nasional Indonesia (SNI) SNI 03-2396-2001. Selain belum pernah diperbarui kembali sejak dipublikasikan, terdapat sejumlah persoalan dalam SNI 03-2396-2001, antara lain penggunaan model langit seragam yang tidak lagi relevan serta adanya kesalahan nilai-nilai faktor langit (FL) pada tabel yang dicantumkan standar tersebut. Untuk itu, penelitian ini mengusulkan penggunaan model langit berawan standar CIE yang masih berlaku saat ini, serta mengamati nilai galat dari FL pada berbagai kasus uji dalam SNI 03-2396-2001 dan kasus uji 5.11 dalam dokumen CIE 171:2006. Metode analitik digunakan untuk menghitung nilai FL dan mengetahui nilai galat untuk model langit seragam pada SNI 03-2396-2001 terhadap langit berawan standar CIE. Hasil yang didapat menunjukkan perbedaan nilai FL yang signifikan untuk kasus H/D < 1,0, dengan galat maksimum sebesar 163% untuk H/D = L/D = 0,1, serta 34% pada kasus uji 5.11 dalam dokumen CIE 171:2006, sehingga dapat menimbulkan kesalahan yang serius dalam praktik desain bangunan.
Evaluasi Kinerja Kenyamanan Termal dan Konsumsi Energi Sebagai Pengabdian Intelektual Arsitektur pada Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Arun, Kota Lhokseumawe Iqbal, Muhammad; Razif; Atthaillah; Safyan, Adi; Azmah Fithri, Cut
Mejuajua: Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 3 No. 3 (2024): April 2024
Publisher : Yayasan Penelitian dan Inovasi Sumatera (YPIS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52622/mejuajuajabdimas.v3i3.116

Abstract

Rumah sakit merupakan bangunan yang memberikan pelayanan publik. Untuk itu, perlu dipertimbangkan kriteria-kriteria kinerja untuk menciptakan ruang yang nyaman bagi pengguna baik visual maupun termal. Kenyamanan ruang membutuhkan konsumsi energi tertentu. Saat ini, kondisi pencahayaan alami siang hari, kenyamanan termal dan konsumsi energi pada Rumah Sakit Arun belum diketahui. Untuk itu kegiatan ini melakukan pengukuran kinerja dengan pengukuran ruang rawat inap dan simulasi komputasional untuk kinerja tahunan yang seperti telah disebutkan sebelumnya. Hasil menunjukkan kondisi termal yang baik pada ruang rawat inap. Akan tetapi, kondisi pencahayaan alami hanya memenuhi untuk metrik cahaya matahari langsung. Sementara indeks konsumsi energi juga masih belum memenuhi kriteria. Kondisi ini penting untuk diketahui sebagai informasi yang dapat digunakan untuk peningkatan kinerja pada bangunan rumah sakit ini.
ADAPTIVE COMFORT PADA GRAND STUDIO PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MALIKUSSALEH Atthaillah, Atthaillah; Saputra, Eri; Iqbal, Muhammad
Nature : National Academic Journal of Architecture Vol 4 No 2 (2017): Nature
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/nature.v4i2a1

Abstract

Abstrak_ Ruang Grand Studio Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh (GS-PAFT) merupakan satu ruang studio baru yang menggunakan penghawaan alami pada prodi Arsitektur universitas tersebut. GS-PAFT merupakan ruang studio yang paling luas yang dapat menampung 60 orang mahasiswa dengan luas 168.48 m2dan baru digunakan satu semester. Dalam penggunaannya, dirasakan kondisi termal yang tidak nyaman baik bagi mahasiswa maupun tenaga pengajar.Studi ini melakukan investigasi untuk membuktikan sensasi ketidaknyamanan subjektif tersebut dengan data sehingga bisa dipertanggung jawabkan secara objektif dengan pengukuran adaptive comfort.Tujuannya adalah untuk memberikan data sensasi termal sehingga pihak prodi arsitektur dapat mengambil langkah yang benar untuk penyelesaian masalah tersebut.Metode yang dipakai adalah metode simulasi komputer dengan teknik parametrik menggunakan Rhinoceros, Grasshopper dan Ladybug & Honeybee.Ruang GS-PAFT dibagi menjadi sembilan zona berdasarkan orientasi dan modul bangunan untuk memudahkan analisis.Simulasi dilakukan dari pukul 08.00 sampai 17.00 yang merupakan waktu pemakaian ruang pada hari kerja.Hasil menunjukkan kurang dari 40% waktu sepanjang tahun dirasakan nyaman.Zona yang paling nyaman dan paling tidak nyaman secara berurutan adalah zona 8 (Timur, tidak terpapar matahari) dan zona 20 (Barat Daya, terekspos matahari) dengan persentase waktu nyaman tahunan 39.23% dan 33.53%. Kata kunci : Adaptive Comfort; Sensasi Termal; Simulasi Kenyamanan Termal; Metode Parametrik; Ruang Studio.Kata kunci : Adaptive Comfort; Sensasi Termal; Simulasi Kenyamanan Termal; Metode Parametrik; Ruang Studio.Abstract_ Grand Studio Technic Faculty of Architecture Department in  Malikussaleh Uniersity (GS-PAFT) was a latest studio room using natural  ventilation on Architecture Department of Malikussaleh University.  GS-PAFT was the largest studio which accommodated 60 students with the area of 168.48 m2 and it had been utilized only for one semester.  The thermal sensation of the space was uncomfortable both for students and lecturers who had used the studio.  Thisinvestigation of this study is to prove the subjective of uncomfortable sensation that can become responsible objective using measurement of adaptive comfort.  The paper was aimed for providing data of thermal sensation, in order to guide the architecture department solving the thermal comfort problem.  This study used computer simulation method with parametric technic using Rhinoceros, Grasshopper, Ladybug& Honeybee.  The GS-PAFT room was divided into nine zones based on its orientation and the building modular for easier analysis.  Simulation was conducted from 08:00 A.M. to 05:00 P.M. which was the time of the space was utilized within the working days.  The result showed that less than 40% of the time from the whole year was thermally comfortable.  The most comfortable and uncomfortable zones consecutively were zone 8 (East, no sun exposure) and zone 20 (South West, sun exposed) which revelead 39.23% and 33.53%  the comfortable time percentage of the whole year.Keywords : Adaptive Comfort; Thermal Sensation; Thermal Comfort Simulation; Parametric Method, Architecture Studio
OPTIMALISASI PENCAHAYAAN ALAMI DENGAN USEFUL DAYLIGHT ILLUMINANCE PADA DESAIN RUMAH TOKO (RUKO) DI KOTA LHOKSEUMAWE Atthaillah, Atthaillah; Bakhtiar, Amril; Badriana, Badriana
Nature : National Academic Journal of Architecture Vol 6 No 1 (2019): Nature
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/nature.v6i1a2

Abstract

Abstrak_Penelitian ini menawarkan proposal Rumah Toko (Ruko) di Kota Lhokseumawe yang ramah terhadap cahaya alami, sehingga berkonsekuensi langsung untuk pengurangan energi.  Metode yang digunakan adalah melakukan simulasi komputer dengan menggunakan antar muka Rhinoceros, Grasshopper, Ladybug dan Honeybee.  Climate based daylight modeling (CBDM) dengan metrik Useful Daylight Illuminance (UDI) digunakan untuk membuktikan pengoptimalan cahaya alami yang sesuai dengan Kota Lhokseumawe.  Metrik UDI digunakan pada studi ini karena beberapa alasan, pertama, metrik ini menggunakan data meteorologi lokasi spesifik untuk simulasi pengukuran sehingga hasil yang diharapkan lebih akurat sesuai dengan lokasi geografis objek penelitian.  Kedua, metrik ini membuat kategori batas tidak memenuhi karena kurang cahaya yaitu kurang dari 100 Lux, range optimal antara 100-2000 Lux serta batas kelebihan cahaya diatas 2000 Lux.  Hal ini tentunya mendukung analisa hasil yang lebih baik dibandingkan dengan metrik Daylight Autonomy (DA) yang hanya menentukan batas bawah saja.  Diantara strategi-strategi yang kami implementasikan untuk memperbaiki kondisi pencahayaan alami adalah substraksi bangunan, efisiensi organisasi ruang, memberbesar window wall ratio (WWR), kulit ganda dan shading devices.  Hasil menunjukkan pencahayaan alami yang optimal dapat ditingkatkan dari 22 persen, pada Ruko eksisting, menjadi 73 persen per tahun pada desain proposal penelitian ini.Kata Kunci: Pencahayaan Alami; Useful Daylight Illuminance (UDI); Ruko; Rhinoceros & Grasshopper; Ladybug & Honeybee Abstract_ This study offered a daylight-friendly design of shophouse for Lhokseumawe, which it contributed to the immediate save of energy.  Method used was a computer simulation utilizing Rhinoceros, Grasshopper, Ladybug and Honeybee.  Climate based daylight modeling(CBDM) with Useful Daylight Illuminance (UDI) metric was adopted as a proving ground for a daylight optimization specifically for Lhokseumawe.  The UDI metric utilized were for several reasons, firstly, the metric used meteorogical data for a certain location for the daylight simulation, thus, it represented a more accurate result for a specific geographical location of the study.  Secondly, the metric made categorization for dissatisfactory of low daylight availability which was less than 100 Lux, the optimum range from 100 to 2000 Lux and excessive daylighting availability which falled above 2000 Lux.  Obviously, this supported a better analysis result compare to a Daylight Autonomy (DA) which utilized the minimum limit of the daylight for evaluation.  Among design strategies that implemented for a daylight-friendly design were building mass substraction, efficient space organization, enlarged window wall ratio (WWR), double skin and shading devices.  Result showed daylight optimization was improved from 22 percents, in an existing shophouse, to 73 percents annually with the proposal from this study. Keywords: Daylighting; Useful Daylight Illuminance (UDI); Shophouse, Rhinoceros & Grasshoppe;, Ladybug & Honeybee.