Saultan Panjaitan
Pusat Survei Geologi, Badan Geologi, Jln Diponegoro No 57, Bandung

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

POLA ANOMALI GAYABERAT DAERAH TALIABU-MANGOLE DAN LAUT SEKITARNYA TERKAIT DENGAN PROSPEK MINYAK BUMI DAN GAS Saultan Panjaitan; Subagio Subagio
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 12, No 2 (2014)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1509.373 KB) | DOI: 10.32693/jgk.12.2.2014.247

Abstract

Anomali gayaberat di daerah penelitian merupakan anomali tertinggi di Indonesia, secara umum dikelompokkan ke dalam 2 (dua) satuan, yaitu: kelompok anomali gayaberat 160 mGal hingga 260 mGal membentuk pola rendahan/cekungan anomali, dan kelompok anomali gayaberat 260 mGal hingga 620 mGal membentuk pola tinggian anomali. Anomali sisa 0 mGal hingga 5 mGal membentuk tinggian anomali, diduga merupakan gambaran antiklin dengan diameter 10 – 15 kilometer. Perangkap struktur migas di daerah Minaluli, Madafuhi dan Lekosula Pulau Mangole berdekatan dengan lokasi rembesan migas, sehingga diusulkan untuk dilakukan pemboran eksplorasi. Sedangkan di Pulau Taliabu, Tolong, Pena, Samuya dan Teluk Jiko masih perlu dilakukan penambahan data. Batuan reservoir terdiri dari batupasir dan batugamping Formasi Tanamu berumur Kapur Akhir, menempati daerah beranomali sisa 0 mGal hingga 5 mGal, dengan rapat massa batuan sekitar 2.65 gr/cm³. Batuan induk adalah Formasi Buya umur Jura Tengah - Jura Akhir dari serpih hitam dengan rapat massa 2.71 gr/cm³, dan dapur migas terbentuk di sekitar daerah beranomali sisa -4 mGal hingga -28 mGal yang membentuk sub-cekungan di utara lepas pantai Pulau Mangole. Kata kunci: gayaberat, dapur minyak, cekungan, migas, serpih hitam, anomali sisa, rapat massa, antiklin, batuan induk. The gravity anomaly of research area is the highest anomaly in Indonesia, generally it can be grouped into 2 (two) units, that are 160 mGal up to 260 mGal anomaly groups formed low anomaly pattern, and 260 mGal up to 620 mGal anomaly groups formed high anomaly pattern. 0 mGal to 5 mGal residual anomaly formed high anomaly pattern, it is interpreted as anticline with diameter are 10-15 kilometers. The trap oil and gas structures of this area at Minaluli, Madafuhi, and Lekosula are near the location of oil and gas seepage, that is propose to explore and drill in that area. Whereas in Taliabu Island, Tolong, Pena, Samuya, and Jiko Gulf still need increasing datas. Reservoir rocks consist of sandstones and limestones of Tanamu Formations were Late Cretaceous age, that occupied the location of 0 mGal to 5 mGal residual anomaly with density 2.65 g/cm ³. Hostrock are Buya Formation are Middle Jurassic - Late Jurassic from black shales with density 2.71 g/cm³, and kitchen oil were formed in the area - 4 mGal to -28 mGal residual anomaly that formed low anomaly in the northern offshore of Mangole Island. Keyword: gravity, oil kitchen, basin, oil and gas, black shales, recidual anomaly, density, anticline, hostrocks.
STUDI POTENSI MIGAS DENGAN METODE GAYABERAT DI LEPAS PANTAI UTARA JAKARTA Saultan Panjaitan; Nyoman Astawa
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 8, No 1 (2010)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1362.637 KB) | DOI: 10.32693/jgk.8.1.2010.183

Abstract

Anomali Bouguer dapat dibagi kedalam dua kelompok yaitu: Anomali gayaberat rendah terbentuk pada kisaran nilai 15 mGal hingga -40 mGal sebagai rendahan sinklin. Anomali gayaberat tinggi terbentuk pada kisaran nilai 40 mGal hingga 60 mGal sebagai tinggian antiklin. Formasi batuan dari atas hingga bawah sebagai berikut: Formasi Cisubuh rapat massa batuan 2.5 gr/cm³ ketebalan pada penampang ±1400 meter. Formasi Parigi rapat massa batuan 2.7 gr/cm³ ketebalan ± 400 meter. Formasi Cibulakan rapat massa batuan 2.6 gr/cm³ ketebalan ± 1600 meter. Formasi Jatibarang rapat massa 2.8 gr/cm³ ketebalan ± 1000 meter. Batuan reservoir didominasi lensa-lensa batupasir Formasi Cibulakan Atas, Cibulakan Bawah serta batugamping Formasi Parigi dan batupasir Formasi Talangakar. Batuan induk migas adalah serpih lakustrin halus Anggota Cibulakan Bawah (Formasi Talang Akar). Tinggian batuan reservoir pada anomali sisa antara 0 mGal hingga 16 mGal dan kedalaman pada penampang ± 1500 meter dengan rapat massa batuan 2.7 gr/cm³ Sesar normal terbentuk arah Utara-Selatan dan sesar naik arah Timur-Barat dikontrol oleh pematahan bongkah pada batuan alas metamorf dengan rapat massa 3.0 gr/cm³. Kata kunci: gayaberat, antiklin, anomali sisa, lepas pantai. Bouguer anomaly can be grouped into two parts: Low Gravity anomaly formed at 15 mGal to 40 mGal as syncline lower. High gravity anomaly formed at 40 mGal to 60 mGal as anticline high. Rock formation from the top to the bottom as follows: Cisubuh Formation rock of density with 2.5 gr / cm³ thickness at section of ± 1400 metre. Parigi Formation rock density of 2.7 gr / cm³ thicknees ± 400 metre. Cibulakan Formation density with 2.6 gr / cm³ thickness ± 1600 metre. Jatibarang Formation with density 2.8 gr / cm³ of thickness ± 1000 metre. Reservoir rock is dominated by lens of sandstone upper Cibulakan Formation, Lower Cibulakan and also Parigi Formation limestone and Talangakar Formation sandstone. Sourced rock of oil and gas from shales lacustrine of Cibulakan Lower or Talang Akar Formation. High Rocks reservoir at recidual anomaly range from 0 mGal to 16 mGal at section deepness ± 1500 metre with density of 2.7 gr / cm³, formed by normal fault of Northern-Southern direction and reverse fault Eastern-Western direction controlled by block faulting metamorphics bedrock with density of 3.0 gr / cm³. Keywords: gravity, anticline, recidual anomaly, offshore.
IDENTIFIKASI PROSES TOMBOLO TANJUNG GONDOL DENGAN PERHITUNGAN ENERGI FLUX GELOMBANG DI PANTAI SINGARAJA, BALI UTARA Nyoman Astawa; Saultan Panjaitan
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 8, No 2 (2010)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (766.354 KB) | DOI: 10.32693/jgk.8.2.2010.186

Abstract

Morfologi Tanjung Gondol terdiri atas perbukitan yang cukup kontras terhadap morfologi di sekitarnya berupa pedataran. Batuan penyusun Tanjung Gondol terdiri atas batuan volkanik berupa lava, dan breksi vulkanik, yang mempunyai resistensi cukup tinggi terhadap energi gelombang laut. Daerah pedataran disusun oleh endapan aluvium yang sebagian besar berupa endapan pasir yang sangat mudah tergerus oleh energi gelombang. Tanjung Gondol adalah sebuah pulau dekat pantai yang dipisahkan dari Pulau Bali oleh sebuah selat yang sempit dengan lautnya yang dangkal. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi proses pembentukan tombolo Tanjung Gondol berdasarkan analisis data geologi dan oseanografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tanjung Gondol sebelumnya berupa sebuah pulau kecil yang terpisah dari Pulau Bali, dan dibatasi oleh laut dangkal. Karena proses pendangkalan pada laut tersebut akibat arus sejajar pantai, maka pulau kecil ini secara berangsur bersatu dengan Pulau Bali membentuk Tombolo Tanjung Gondol. kunci : geologi, oseanografi, tombolo, Tanjung Gondol The morphology Tanjung Gondol consists of hills that fairly contrast to the surrounding morphology of plain. The lithology of Tanjung Gondol consist of volcanic rocks such plain as lava, and volcanic breccia, which has a high resistans to the sea wave energy. The plain area consist of alluvial deposits mostly of sand which are easily eroded by the sea waves. Tanjung Gondol is an island near the coast which is separated from Bali Island by the narrow strait with shallow sea. The aim of study is to identify the forming process of tombolo Tanjung Gondol based on the analyses of geological and oceanographical data. The result shows that the previous Tanjung Gondol was a small island separated from the Bali Island by a shallow sea. Due to the shallowing process in the area caused by longshore currents, this small island is then gradually connected to Bali Island forming the tombolo of Tanjung Gondol. Keywords : geology, oceanography, tombolo, Tanjung Gondol.
PROSPEK SUMBER DAYA ENERGI BERDASARKAN ANALISIS POLA ANOMALI GAYA BERAT DI DAERAH BIAK DAN SEKITARNYA, PAPUA Saultan Panjaitan; Subagio Subagio
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 13, No 2 (2015)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5811.716 KB) | DOI: 10.32693/jgk.13.2.2015.264

Abstract

Hasil penelitian gayaberat di Pulau Biak menghasilkan anomali gayaberat yang dikelompokkan kedalam 2 (dua) satuan yaitu anomali gayaberat 50 mGal hingga 120 mGal membentuk rendahan anomali mencerminkan cekungan. Kelompok anomali gayaberat 120 mGal hingga 220 mGal membentuk tinggian anomali. Pola tinggian anomali sisa 0 mGal hingga 2 mGal diduga sebagai perangkap struktur migas yang terdapat di daerah Kota Biak utara, Mandon dan lepas pantai timur P. Pai. Batuan bertahanan jenis rendah antara 0 - 16 Ohm-meter yang mengindikasikan batuan reservoir jenuh fluida terbentuk di kedalaman 2500 meter. Kedalaman batuan dasar terbentuk antara 7000-8500 meter, dengan rapat massa batuan 2.9 - 3.1 gr/cm3 bertahanan jenis tinggi 1000-8200 Ohm-meter diduga sebagai cerminan dari batuan ultramafik kerak samudera. Batuan yang menyusun di daerah penelitian terdiri atas lapisan batuan Tersier dengan rapat massa 2.45 gr/cm3, batuan Pra-Tersier dengan rapat massa 2.75 gr/cm3 dan batuan dasar dengan rapat massa 3.1 gr/cm3. Batuan sumber adalah serpih Formasi Makat berumur Miosen dengan rapat massa batuan 2.45 gr/cm3, sedangkan batuan reservoir terdiri dari batupasir Formasi Mamberamo. Kata kunci Gayaberat, cekungan, migas, anomali sisa, rapat massa, sesar, antiklin, batuan sumber, tahanan jenis. Gravity research on the island of Biak gravity anomalies are grouped into two (2) units is a gravity anomaly 50 mgal up to 120 mgal is basin reflecting. Gravity anomaly 120 mgal up to 220 mgal formed heights anaomaly. Altitude residual anomaly from 0 mGal to 2 mgal is oil and gas as trapping structures contained in the northern City of Biak, off the east coast Mandon and P. Pai. The rocks is of low resistivity between 0 -16 Ohm-meter that indicates the saturated fluid reservoir rocks are in the depths of 2500 meter. The depth of the bedrock formed between 7000-8500 meters, with density 2.9 - 3.1 gr / cm3 is heights resistivity types of 1000-8200 Ohm-meter interpreted as a reflection of ultramafic rocks oceanic crust. The rocks in the study area consists of Tertiary rocks layers with a density 2.45 gr / cm3, the Pre-Tertiary rocks with density 2.75 gr / cm3 and bedrock with density 3.1 gr / cm3. The source rocks is of shale from Makat Formation Miocene age with density 2.45 gr / cm3, and the reservoir rock consists of sandstone Mamberamo Formation. Keywords: Gravity, basin, oil and gas, recidual anomaly, density, fault, anticline, source rocks, resistivity.