Asep Permana
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, Jl. DR. Junjunan No. 236, Telp. 022 603 2020, 603 2201, Faksimile 022 601 7887, Bandung

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PROSES SEDIMENTASI SUNGAI KALIJAGA, DAN SUNGAI SUKALILA PERAIRAN CIREBON Deny Setiady; Asep Permana
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 5, No 1 (2007)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (152.553 KB) | DOI: 10.32693/jgk.5.1.2007.133

Abstract

Berdasarkan hasil analisis besar butir sebanyak 36 percontoh sedimen permukaan dasar laut di Perairan Cirebon, didapatkan 4 jenis sedimen: lanau, lanau pasiran, pasir lanauan dan pasir. Sedimen lanau, lanau pasiran, dan pasir, tersebar di lepas pantai Cirebon dan muara Sungai Kalijaga, sedangkan pasir lanauan di muara sungai Sukalila. Dari Peta Batimetri terlihat daerah dangkal di sekitar muara Sungai Kalijaga. Sedimen paling tebal terdapat di sekitar muara Sungai Kalijaga dan Sungai Sukalila. Sedimen tersebut tersebar ke arah lepas pantai dan ke daerah rencana lokasi pelabuhan. Di muara Sungai Kalijaga sedimennya berupa pasir. Berdasarkan plot pada grafik antara ukuran besar butir terhadap persen frekuensi, didapatkan hasil sedimen dengan persen frekuensi yang tinggi antara 2.25 phi - 2.75 phi atau pasir sedang sampai pasir halus. Berdasarkan grafik frekuensi kumulatif terhadap besar butir terdapat 2 cara transpor yaitu traksi untuk butiran pasir sedang dan saltasi untuk kisaran butiran lanau sampai pasir halus. Kata Kunci : S. Kalijaga, S. Sukalila, Cirebon, besar butir, sedimen Based on grain size analysis of 36 seafloor surficial sediment samples from Cirebon Water; there are 4 types of sediments silt, sandy silt, silty sand and sand. Silt, sandy silt and sand are distributed offshore of Cirebon and in the river mouth of Kalijaga, while silty sand is in the river mouth of Sukalila. From the bathymetric map the shallow water can be observed in Kalijaga river mouth. The thicker sediments are found in Kalijaga mouth and Sukalila river. These sediments have been transported to the offshore and to the proposed Harbour location. Sediment in Kalijaga river mouth is sand. Based on graphic presentation between grain size and percent frequencies, it indicates that the percentage of higher frequencies ranges between 2.25 TO 2.75 phi. Based on the cumulative frequency to grain size graphic, there are two transport modes: traction for medium size sand and saltation for grain size range silt to fine sand. Keywords : Kalijaga River, Sukalila River, Cirebon, grain size, sediment
DAYA DUKUNG SEDIMEN DASAR LAUT DI PERAIRAN PELABUHAN CIREBON DAN SEKITARNYA Asep Permana; Purnomo Raharjo
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 1, No 1 (2003)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1046.857 KB) | DOI: 10.32693/jgk.1.1.2003.93

Abstract

Daya dukung sedimen dasar laut dan aspek keteknikan pada perencanaan pengembangan pelabuhan Cirebon lebih ditekankan pada faktor geoteknik, geofisika dan oseanografi. Pada saat pasang arah arus cenderung ke arah selatan dan baratdaya, sedangkan pada saat surut cenderung ke arah utara dan timurlaut dengan kecepatan rata-rata maksimum 0.11 m/detik dan minimum 0.08 m/detik. Morfologi dasar laut di perairan pelabuhan Cirebon sangat landai bervariasi antara - 6,5 m (LWS) dan -8.00 m, sedangkan kolamnya sendiri antara 0.00 -2.00 m, Daya dukung tanah pada kedalaman 18.00 - 27.00 m dari LWS di bagian atas diselingi oleh pasir lepas hingga lempung pasiran merupakan tanah bersifat lunak (soft) dengan N SPT = 22 hingga 32 tumbukan (blows). Data sondir di sekitar lokasi dermaga menunjukan nilai harga Qc = 2-4 kg/cm2 pada kedalaman 2.00-11.50 m dan nilai Qc > 150 kg/cm2 dijumpai pada kedalaman 14.00-15.50 m. Sedangkan lapisan bawah di daerah Astanajapura pada kedalaman lebih dari 20.00 meter tertumpu pada pasir, padat, keras, nilai SPT antara 35 hingga lebih dari 50 tumbukan. Analisis mineral lempung yang ada di daerah selidikan memperlihatkan bahwa lempung monmorilonite sangat dominan dan diketahui bahwa tanah yang mengandung monmorilonite sangat mudah mengembang oleh tambahan kadar air sehingga tekanan pengembangannya dapat merusak struktur bangunan pondasi. Bottom sediments bearing capacity on Cirebon harbor development planning are focused on Geotechnique, geophysical and oceanographically aspects. During tidal spring, current tend to the south and southwest wards and during the neap tide tend to the north and northeast with mean maximum velocity was 0.11 m/sec and minimum velocity was 0.08 m/sec. The sea floor morphology in the Cirebon harbor waters is slightly gentle and the water depth varies from -6.5 to 8.5 m (LWS), while the depth of the pond itself are between 0.00 to -2.00 meters. The bearing capacity from SPT (Standard Penetration Test) at depth between 18.00 - 27.00 m are composed of loose sand to sandy clay, soft, with (N) SPT values about 22 to 32 blows. Sondir data obtained at depth 2.00 - 11.50 and Qc value about 2 - 4 kg/cm2 while at depth 14.00 m to 15.50 m Qc value data about more > 150 kg/cm2 was found at depth more than 20.00 meters. The lower part layers in Astanajapura are composed of sand, dense, hard, with SPT value data obtained are 35 to more than 50 blows. Clay mineral analysis showed montmorilonite is dominant in this survey area. So that very easy to swell and will influenced the foundation structure construction.